Kamis, 14 November 2013

Kunci Jawaban Game Tebak Gambar Android

Kunci Jawaban Game Tebak Gambar Android ini untuk memudahkan Anda menjawab pertanyaan yang ada pada Game Tebak Gambar Android yang telah menempati peringkat nomor satu pencarian Game Tebak Gambar.
Game Tebak Gambar

Setelah dilihat dan dipantau Statistik di Cerita Medan tentang Game Tebak Gambar Android dari mesin pencarian google, seperti: jawaban tebak gambar, jawaban tebak gambar android, game tebak gambar, jawaban game tebak gambar, tebak gambar dan jawabannya, permainan tebak gambar, download game tebak gambar, jawaban permainan tebak gambar, jawaban game tebak gambar android, jawaban games tebak gambar, kunci jawaban lengkap game tebak gambar android, maka dengan kebijakan tersebut, kita release Kunci Jawaban Game Tebak Gambar Android tertera dibawah ini hingga level 5. Untuk selanjutnya Game Tebak Gambar Android akan diupdate hingga level yang tinggi. 


Oke mari kita lihat Kunci Jawaban Game Tebak Gambar Android dibawah ini:
LEVEL 1
1. JAMBU BATU
2. POTONG HARGA
3. MATI RASA
4. TENAGA LISTRIK
5. MATA PISAU
6. MARI MAKAN
7. TAMBAH TUA
8. TAHI LALAT
9. MINTA UANG
10. OBAT CINA
11. FERMENTASI ANGGUR
12. KAMBING HITAM
13. ALAS KAKI
14. IGA BAKAR
15. DAUN BAYAM
16. TUA BANGKA
17. KUPAS UDANG
18. JAM KOSONG
19. TANTANGAN SERU
20. AKU SAYANG MAMA DAN PAPA
LEVEL 2
1. NASIB BURUK
2. PUTRI ISTANA
3. HIDUP MEWAH
4. KUCING BELANG
5. PETENIS HANDAL
6. PEMIMPIN KELUARGA
7. MENDADAK MIMISAN
8. PINJAM KEMEJA
9. TRUK GANDENG
10. JANGKA KAKI
11. TIDAK SETUJU
12. KOTAK SARAN
13. LEBIH BAIK
14. JAMBU KUNING
15. AKAR RUMPUT
16. UNTAIAN BUNGA
17. HARGA DIRI
18. POLISI TIDUR
19. PULANG KANDANG
20. BATANG POHON RAMBUTAN ROBOH
LEVEL 3
1. PENDUDUK ASING
2. ANGKATAN LAUT
3. PERSENTASE BIAYA
4. DEKORASI BUTIK
5. BISNIS WARALABA
6. MENGEJAR WAKTU
7. SALON MINIMALIS
8. ANAK DUNGU
9. SEPERTI GARAM
10. EKSPANSI PERUSAHAAN
11. DEMAM BERDARAH
12. DISTRIBUSI DAGING
13. ASIMILASI OKSIGEN
14. BOSAN BERCINTA
15. BEBAN TALANGAN
16. MENANGKAP LALAT
17. PELAMPUNG RENANG
18. BASKOM AIR
19. SAMBAL BAJAK
20. BELASAN KORBAN MATI KELAPARAN
LEVEL 4
1. KUNCIR KUDA
2. INFORMASI BERHARGA
3. PELUKIS WAJAH
4. RAMBUTAN MANIS
5. PERIJINAN TAMBANG
6. PULAU BATAM
7. SOBAT PERTAMA
8. NAIK OKTAF
9. KHUSUS DEWASA
10. JAMU KUAT
11. SUSUNAN ASLI
12. GAGAL GINJAL
13. KURANG AJAR
14. RUMAH TANGGA
15. SEKSI SEKALI
16. KERAMIK LANTAI
17. JASA TULIS
18. BANGKU DATAR
19. TANGKI GAS
20. HORMATI BUNDA AGAR HIDUP TENANG
LEVEL 5
1. KAPTEN KAPAL
2. PELAMPIASAN HASRAT
3. GOLOK PUSAKA
4. PENYUMBATAN DARAH
5. TARIF LISTRIK
6. INDUKSI MAGNET
7. HAK ASASI
8. PETANI INDONESIA
9. PIRING TERBANG
10. ANAK ZEBRA
11. BUAH ZAKAR
12. KRITIK TAJAM
13. SIANG BOLONG
14. MERASA TEGANG
15. KERANGKA GEDUNG
16. KUALITAS FILM
17. TEKAD BULAT
18. KIRIM UANG
19. UKURAN EMPANG
20. KERJA RINGAN GAJI KURANG BANYAK


LEVEL 6

1. KACANG POLONG
2. TAYANG SEKILAS
3. KETUA PARTAI
4. MOBIL MOBILAN
5. BANDAR TEKOR
6. RUMPUT LIAR
7. KOTA BESAR
8. KUMIS KUCING
9. KURANG GIGIH
10. KERTAS HIAS
11. BAU TANAH
12. DUA ANAK
13. NAFAS CINTA
14. KEPALA SUKU
15. KAWAN SERUMAH
16. GULALI MATANG
17. KOLAK PISANG
18. GEMBOK RUMAH
19. BUNGA IMITASI
20. SUPIR MOBIL TINJA MAKAN DADA UNGGAS


LEVEL 7

1. KESELAMATAN PRESIDEN
2. TUANG KOPI
3. KAMERA RUSAK
4. DARAH TINGGI
5. DAUN PANDAN
6. BUNGA SAKURA
7. ANJING TETANGGA
8. MALAM KELABU
9. BALING PESAWAT
10. RUANG KARAOKE
11. LAPANG DADA
12. SEDOT UPIL
13. KEONG RACUN
14. SOLIDARITAS BURUH
15. KELUAR GARIS
16. GUDANG LAMPION
17. JEMBATAN LAYANG
18. PANJANG KARET
19. KOPERASI MANDIRI
20. RAJIN MENIMBA ILMU AGAR JADI SERBA BISA


Tebak Gambar Android

Semoga dengan adanya Kunci Jawaban Game Tebak Gambar Android dapat membantu Anda lebih enjoy lagi dalam hal mendapatkan Jawaban Game Tebak Gambar Android tersebut.
 
sumber : Kunci Jawaban Game Tebak Gambar Android Cerita Medan

Game Tebak Gambar, Buatan Anak Negeri Yang Kreatif Dan Unik

Game Tebak Gambar, Buatan Anak Negeri Yang Kreatif Dan Unik. Dirilis tanggal 8 oktober 2013, game buatan anak negeri ini menawarkan sebuah permainan yang berbeda dari kebanyakan game yang beredar di playstore. Bergenre game brain & puzzle, user diajak untuk mencoba menggunakan imajinasi, logika dan nalarnya dalam memainkan game ini.


Game Tebak Gambar
Permainan tebak gambar adalah permainan asah otak ringan, kumpulan gambar disusun sedemikian rupa sehingga bisa menimbulkan sebuah kosakata baru yang di adaptasi dari istilah sehari-hari, ungkapan unik dan lucu, ataupun peristiwa dan isu yang sedang terjadi. Sebelum dikemas dalam sebuah game, permainan ini sudah dishare dan dimainkan secara interaktif di jejaring sosial maupun forum online. 

Semakin Meningkatnya animo yang signifikan akan permainan ini, mencetuskan ide untuk bisa membawa permainan ini ke dalam sebuah aplikasi mobile berbasis android.

User akan dipacu untuk bisa menyelesaikan 100 tebak gambar yang dipisah menjadi 5 level. Di setiap akhir level, ada tantangan raja gambar yang harus diselesaikan sebelum batas waktu berakhir. Mengalahkan raja gambar adalah sebuah kewajiban agar bisa menuju ke level yang lebih tinggi. Tetapi, Jangan sampai kehabisan "hati" dalam game ini, karena user akan menanggung hukuman yang lumayan bikin bete.

Ditampilkan dengan interface yang simple dan warna yang nyaman untuk dipandang membuat user akan bisa lebih betah untuk berlama-lama memainkan game ini. Alur game yang mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan kebingungan dalam menjalankan aplikasi game ini. Disetiap moment, user akan ditemani "si gam" maskot dari game ini untuk menjelajahi setiap level hingga akhir permainan.

Overall, game ini sangat kreatif dan unik dalam menguji otak kita untuk bisa menemukan jawaban-jawaban dari setiap gambar yang disajikan. Bisa menjawab satu gambar akan menimbulkan rasa penasaran untuk gambar berikutnya. Semakin naik level akan semakin ketagihan untuk bisa segera menyelesaikan game ini.

Game ini patut dicoba untuk para user yang menginginkan sesuatu hal yang berbeda. bocoran yang beredar, game ini akan ada updatenya hingga beberapa level, selain itu bakal disiapkan game tebak gambar versi berikutnya yang lebih menarik dan menantang. Nah, yuk main game tebak gambar, seru dan menyenangkan!


Game Tebak Gambar


Download game di playstore : http://bit.ly/1avgzI3
Kunci Jawaban Game Tebak Gambar Android http://goo.gl/B69cFC



Game Tebak Gambar Level 6

Download: Game Tebak Gambar Level 6 & Level 7 
http://bit.ly/1c8Z5Fm

sumber : http://www.ceritamedan.com/

Kado Kecil Untuk Ulang Tahun Punya Medan Yang Ke-2


Acara Ulang Tahun Punya Medan Yang Ke-2 #ultahpunyamedan2

tepat diadakan pada tanggal 11 november 2013 di the stage cafe. pada kesempatan kali ini opique pictures memberikan hadiah kado kecil berupa video dokumentasi acara tersebut.

salam sukses selalu bro, moga kedepannya bisa makin jaya.

LANGKAH MEMBUAT SKENARIO FILM

1. IDE CERITA
Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebar-lebar semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat, mengecap, dan mencium ide.

2. SIAPKAN SINOPSISNYA
Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan medium teks.
Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita.
Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global.

3. BIKIN LOGLINE/PREMIS
Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui.
Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-cover film. Di sana ada kalimat-kalimat yang menarik. Itulah logline atau premis.

4. TREATMENT
Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya.
Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari:
· Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain.
· Babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis).
· Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada
                 masalah orang lain pada babak 1.
· Babak 4: protagonis dan antagonis
· Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah
· Babak 6: protagonis salah mengambil jalan
· Babak 7: protagonis mendapat pertolongan
· Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi
· Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya

5. OUTLINE SCENE/SCENE PLOT
Sekarang saatnya membuat outline scene/scene plot. Outline scene/scene plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan outline scene/scene plot akan mempermudah pembuatan skenario.
Contoh:
1. Lisa pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke Jakarta.
2. Arman, pacar Lisa, sedang menyiapkan rencana menculik Lisa.
3. Dst

6. BIKIN SKENARIO!
Ini contoh skenario:
SANG PRABU
Datang Untuk Kembali
Cerita : Yul Andryono
Skenario : Gola Gong
Fade In
Act 1
01. EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1)
Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni
Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati. Kepengen menanyakan kesedihannya. Putri malaka bermuram durja.
Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan percakapan mereka.
KEPENGEN:
Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam dulja?
ROH DENI:
Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku juga!
PUTRI MALAKA:
Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay punya dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada seorang dayang!
Dialog dan seterusnya….
CUT TO
02. INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2)
Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota, Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para Punggawa, Dayang
Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya. Woro Denok dengan genit duduk sambil memegang Putri Mahkota.
PRABU:
Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas permintaan Putri Bunga Seroja dari Kerjaan Malaka…
Dst…
CUT TO
03…………….
04………………….
FADE OUT

Keterangan:
Fade In : Cerita dimulai
Act 1 : Babak 1
01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa)
EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior
Taman Sari : Lokasi peristiwa
Pagi : Waktu kejadian
Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll)
Pemain: ….. : Pemain yang main pada film
Kepengen…. : Deskripsi peristiwa
Kepengen: Haiya : Dialog
CUT TO : Pemisah antar scene.
Fade Out : Tanda cerita sudah usai
Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to, disslove to, paralel cut to, dll


PERTANYAAN PENTING

Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah:

1. Siapa tokoh utamanya?
2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?
3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis?
4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya?
5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu?
6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu?
7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya?

(Dari segala sumber Sinematografi Anak Bangsa)

Itulah sekiranya “prosedur” penulisan skenario film dokumenter. Lebih jelasnya bisa baca pada buku-buku panduan menulis scenario atau referensi dari para pakar Sinematografi.

sumber ; http://www.fb.co.id/

Contoh Rancangan Script Film Dokumenter

Tema FILM DOKUMENTER :EFEK BENCANA Terhadap Perkembangan Anak”
  1. Subyek : Anak
  2. Lokasi : Daerah-daerah bencana dan potensi menimbulkan bencana.
  3. POV 1 : Point of View Anak terhadap lingkungannya (bencana alam yang    
              memperngaruhi lingkungan sosial budayanya.)
  1. POV 2 : Pandangan orang luar (para ahli, media) terhadap kejadian, bencana, hal yang
              berhubungan dengan lokasi pengamatan (pembuatan film).
  1. Data tambahan : Klipping koran, komparasi data historis dan segment Animasi.

Rancangan tayangan :

  1. 60 menit dengan 5 segment dan 1 teaser
  2. Pembagian segment :
  • Teaser : Montage dan narasi awal tentang kejadian sebuah bencana atau sebuah ketakutan terhadap ancaman bencana.
  • Segment 1 (hubungan anak dgn keluarga dan lingkungannya) : Subyek anak sebagai pemain utama menerangkan pola hubungannya terhadap keadaan keluarga dan lingkungan sekitarnya.
  • Segment 2 (Anak melihat Lingkungannya yang berubah rusak atau mulai mengalami tekanan – intervensi dari orang luar atau kendala lingkungan yang memaksa ia/keluarganya melakukan sesuatu).
  • Segment 3 (Sisi pandang orang lain – contoh : para Investor yang melihat daerah lokasi sebagai tempat menuai uang (tempat yang cocok untuk dieksploitasi). Sisi pandang orang-orang yang melakukan kesalahan (perusakan lingkungan), karena alasan ekonomi dsb.
  • Segment 4 : Penjelasan para Ahli dan Animasi data. Bisa juga dimasukkan komparasi data historis terhadap lingkungan yang sama atau kejadian yang berbeda di waktu yang berbeda (komparasi data NEWS, data riset dsb.)
  • Segment 5 : Sang Anak menemukan sebuah jawaban atau sebuah pertanyaan terhadap kondisi lingkungannya yang semakin rusak. Eksplorasi kesedihan/dramatika subyek terhadap keadaan bencana / kerusakan lingkungan.

Rancangan Cerita per Episode :

1.    Episode Anak Petani Sayuran – Kemantren – Sumber, Cirebon
Teaser : Kerusakan lingkungan daerah Pantura. Aspek budaya dan ekonomi.
               Mengerucut  pada persoalan keluarga seorang petani penggarap lahan
               jagung yang  mempunyai anak untuk membantu ayah ibunya sepulang
               sekolah.
Segment 1 : Subyek anak adalah anak yang rajin membantu ayahnya untuk
                     bertani dan menanam sayuran.
Segment 2 : Subyek anak melihat kesulitan orang tuanya dalam hal ekonomi. Ia
                     melihat  sang Ayah terjerat hutang kepada para
                     pemodal/investor/tengkulak yang  memberinya pinjaman uang
                     untuk modal usaha.
Segment 3 : POV para investor yang melihat daerah Pantura sebagai lahan
                     yang bagus untuk investasi pertanian. POV pemerintah daerah
                    yang melihat daerah  tersebut sebagai daerah subur dan pertanian
                    yang menjanjikan. POV para petani yang merasa tidak mempunyai
                    pilihan dan terdesak kebutuhan ekonomi.
Segment 4 : Pendapat para Ahli dan pemerintah Cirebon terhadap lingkungan
                     yang rusak di daerahnya.
Segment 5 : Subyek Anak menemui sebuah dilema dan sebuah ketakutan akan
                     bahaya abrasi dan penggundulan tanaman di daerah Pantura.

sumber : http://www.fb.co.id/

Tip dan Trik Membuat Profesional Video dengan Camcorder

Sekarang sudah tidak aneh lagi melihat orang menenteng-nenteng kamera video di berbagai acara. Yup, perangkat ini tidak lagi didominasi oleh para profesional dan sineas saja. Dengan desain yang semakin minimalis dan kompak, plus fitur dan fungsi yang mudah dioperasikan, kamera video semakin ’ramah’ bagi pengguna amatir dan pehobi videography.

Salah satu kamera video portable yang marak saat ini adalah camcorder. Yaitu kamera sekaligus video recorder. Perangkat ini merupakan kamera video tipe digital yang hadir dalam berbagai ukuran dan kemampuan.

Jika Anda baru membeli camcorder atau sedang mencoba hobi videography menggunakan perangkat ini, berikut langkah-langkah untuk membuat video yang tidak terlihat ’biasa ’ dan ’amatiran’.


1. Gunakan tripod
Meski camcorder Anda dilengkapi built-in image stabilization, sebaiknya Anda menggunakan tripod untuk menjaga kestabilan camcorder sehingga dapat menghasilkan gambar video yang lebih baik dan tidak shaky

2. Panning, zooming, dan gerakan lainnya
Salah satu kesalahan dalam pembuatan video adalah perekaman satu scene yang terlalu lama atau sebaliknya perpindahan antar scene yang terlalu cepat. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain. Saat melakukan panning dan zooming, lakukan secara pelan, smooth dan tidak tergesa-gesa. Ini akan membuat video lebih nyaman ditonton.

3. Mengatur komposisi
Sebelum merekam, perhatikan posisi subyek dan latarnya, apakah sudah sesuai dengan keinginan. Lakukan seperti halnya sedang memotret. Sebagai panduan, gunakan The Rule of Thirds. Yaitu membayangkan layar dibagi menjadi tiga bidang horisontal dan vertikal. Pastikan subyek yang akan direkam berada pada salah satu dari 4 titik potong antara garis horisontal dan vertikal tersebut. Ini akan membuat tampilan menjadi lebih dinamis, terutama saat Anda membuat video interview atau melakukan close up. Tentu saja, ini bukan harga mati, karena Anda juga bebas untuk membuat kompisisi kreatif lainnya.

4. Gunakan cahaya
Sebagian besar camcorder tidak dapat menghasilkan gambar yang bagus jika pada saat perekaman minim pencahayaan. Untuk mengatasinya, Anda dapat memanfaatkan cahaya alam dengan melakukan syuting outdoor. Untuk hasil lebih baik, sebaiknya Anda melakukan syuting outdoor di pagi atau sore hari, ketika matahari tidak terlalu tinggi. Jika tetap harus melakukan syuting indoor, pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang memadai. Seperti dengan membuka jendela, menyalakan lampu, dan menggunakan built-in light pada camcorder.

5. Gunakan external microphone

Tanpa peralatan audio yang memadai, sulit untuk mendapatkan video dengan suara yang berkualitas. Beberapa camcorder memang telah dilengkapi dengan built-in microphone, tapi mike ini akan merekam audio dari berbagai arah. Sehingga jika mewawancarai subyek di tempat yang ramai, suaranya tidak akan terdengar jelas. Maka pastikan camcorder Anda memiliki audio input, untuk memasang external mike.

6. Hindari penggunaan special effects
Memang menyenangkan bermain-main dengan fitur special effects yang ada pada camcorder. Tapi ini tidak akan membuat video Anda tampak lebih keren. Sebaiknya Anda membuat efek-efek tertentu pada video melalui proses editing menggunakan software. Sehingga Anda bisa melakukan kontrol transisi yang lebih baik dengan pilhan special effects yang variatif. Dengan demikian, Anda juga tidak akan kehilangan materi video yang asli.

7. Video haruslah bercerita
Video yang baik harus memiliki alur cerita yang utuh, yaitu pembuka, isi dan penutup. Maka sebaiknya sebelum melakukan perekaman, Anda sudah memiliki rencana apa saja yang akan direkam dalam bentuk storyboard sederhana.

8. Jangan lupa, perawatan!
Terakhir adalah merawat camcorder agar tidak mudah rusak sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu lama. Bersihkan lensa dan layar dengan lap khusus yang lembut. Hindari dari panas, pasir, air dan udara yang lembab. Dan letakkan pada tempat yang aman agar tidak jatuh. Jika rusak, segera perbaiki di layanan perbaikan resmi.

sumber ; http://www.fb.co.id/

Alur Cerita Film Dokumenter

Alur Cerita
Dengan kata lain, alur cerita adalah jabaran dan penjelasan dari apa yang ingin difilmkan. Alhasil, pemilihan dan deskripsi yang sederhana, dengan pilihan kata tepat, akan sangat membantu siapapun yang membaca. Pemilihan kata yang mudah divisualkan, sangat penting. Selektivitas untuk merangkai kata-kata yang mudah divisualkan akan memperlancar komunikasi pesan dari pembuat film. Pada sisi inilah alur cerita menjadi satu elemen yang sangat penting untuk dibuat. Ia menjadi bentuk operasional dari ide dan film statement film yang kita punyai. Barangkali, sangat sederhana. Makna yang muncul, tak ubahnya sebuah kontruksi dari cara berpikir dalam membuat film. Kenapa? Karena, pembuat film akan mencoba mendeskripsikan rencana besar dari film.

Seringkali terjadi, bahwa pembuat film menuliskan alur film menjadi sulit untuk dipahami. Kenapa? Satu hal yang menjadi faktor pemicunya adalah, ketika riset dilakukan, hasil data dan fakta yang didapat tidak utuh, hanya sepenggalsepenggal, sehingga manakala dirangkai, tidak menjadi satu kisah yang baik dan mudah dicerna. Barangkali itu hanya satu temuan. Pada temuan lain, seringkali alur tidak terbangun utuh dan menarik karena alur ceritanya ditulis dengan tidak lengkap. Belum terbaca, keinginan dan kejelasan dari pembuat film itu sendiri.

Alur cerita, adalah deskripsi dari film yang akan dibuat. Dari mana mengawali, menyodorkan persoalan, hingga mengakhiri film itu sendiri. Tidak mudah tentunya. Apakah demikian? Tidak selamanya menulis alur cerita itu menjadi sulit. Satu hal yang harus dimilikii oleh semua pembuat film adalah, data dan fakta macam apa yang sudah didapat. Merangkai alur, tak ubahnya menyusun data dan fakta dari hasil riset.

Alur cerita, tak ubahnya kerangka dasar dalam menyampaikan cerita dalam film. Tak dapat dihindari bahwa dalam film inti kisahnya terlebih dahulu harus dipegang. Mengetahui kerangka cerita secara utuh adalah sebuah prasyarat mutlak dalam mengembangkan film itu sendiri. Pembuat film akan tahu, cerita serta pendekatan-pendekatan macam mana yang dapat digunakan.

Sederhananya adalah, ada tiga babakan baku. Dalam alur cerita, kita harus memahami bahwa film senantiasa akan ada awalan, isi dan akhir. Tiga bagian babakan ini, sudah tentu menjadi kerangka utama. Babak awal, akan berisikan bagaimana kita mampu mengenalkan, mendeskripsikan persoalan. Baik pengenalan tokoh, wilayah geografi dan suasana.

Sekadar catatan, dari contoh di atas, maka, siapapun akan mengetahui arah dan apa yang ingin dimunculkan dalam film. Sebuah kisah masa lalu, dengan hutan yang masih terjaga, namun akhirnya hancur. Hancur, setelah ada penebangan yang terus menerus dilakukan. Bahkan, sampai menimbulkan akibat yang sangat mengancam.

Yakni, adanya korban dari banjir tanah longsor dari tebing pinggir hutan. Yang dulunya justru tak melahirkan ancaman. Kini, setelah tanaman banyak yang ditebang, ancaman itu bisa muncul setiap saat. Menciptakan kecemasan pada penduduk asli. Bahkan, pada sisi lain, sungai yang awalnya sangat jernih, kini sudah keruh. Ini akibat air tanah yang tak bisa ditahan oleh akar pohon yang sudah mati, dan langsung mengalirkan keruh air tanah ke sungai. Ancaman lain adalah, ketika banyak pohon sumber hidup masyarakat dan hewan, satwa di wilayah tersebut ditebang. Ancaman yang lebih menakutkan, tentunya.

Nampak bahwa, dari alur cerita itu, ada tawaran konflik. Konflik dengan elemen visual yang bisa direkam oleh kamera, gabungan dari gambar dan suara. Dengan mudah, akan dipahami alur tersebut. Konflik yang dengan mudah terbaca, dan menjadi daya tarik dari sebuah film. Mungkin, pertautan konflik-konflik ini, hanya diperoleh dari hasil riset yang detail. Maka, para pembuat film seharusnya sadar betapa pentingnya riset yang detail sebagai bagian penting dari isi alur film yang akan dibuat.
Sederhananya, alur cerita adalah sebuah lembar kerja yang sangat efektif dalam membangun kisah film dalam segenap aspeknya. Artinya, dalam alur cerita akan terungkap sebenarnya cerita yang akan divisualkan. Bukan saja dari pendekatan kreatif, tetapi juga telah membuka peluang bagi adaptasi teknis pembuatan itu sendiri. Dalam cerita, sudah tentu, akan terdapat alur –sekalipun singkat dan sederhana. Juga, akan tertangkap pula, konflik apa yang sebenarnya ingin disodorkan serta tema besar macam apa yang akan diuangkap lewat film

Contoh kerangka alur cerita di bawah ini:
Judul
:
Hutan Terakhir
Tema
:
Hancurnya sebuah wilayah hutan, akibat adanya penebangan liar
Tujuan/Pesan
:
Pengelolaan dan penebangan liar, menghancurkan wilayah hutan dan mengakibatkan bencana banjir
Cerita
:
Kegigihan masyarakat di Berau, dalam menjaga hutan dan tanah adat mereka secara bersama-sama
Bentuk
:
Multikarakter (wawancara anggota masyarakat)
Potensi Konflik
:
Ketika banyak sumber ekonomi hutan yang habis, kematian anggota masyarakat karena bencana banjir, akibat penebangan pohon-pohon hutan
Elemen
:
Footage video hutan di Berau, Kalimantan
Foto hutan di Berau Kalimantan
Kliping koran
Durasi
:
40 menit, Format MiniDV (Betacam, atau Seluloid

Dari deskripsi ide di atas, sebenarnya dapat ditulis alur cerita film yang sangat sederhana sebagai berikut:

“Hutan Terakhir”
Film ini akan diawali dengan kamera yang menangkap gambar hamparan lahan hutan dengan sisa-sisa pohon rusak dan tebangan pohon di satu wilayah Berau Kalimantan. Kemudian, beberapa orang penebang masih sibuk mengikat, dan menarik batang pohon yang telah dipotong menuju ke sungai.

Gambar berpindah, akan ditampilkan tebing yang longsor, di tepi wilayah hutan yang gundul. Detail-detail longsoran tanah akibat banjir, menimbun beberapa rumah penduduk yang ada di sekitarnya ditangkap kamera. Beberapa orang penduduk masih sibuk menggali timbunan tanah yang menutup rumah mereka. Tampak Pak Anjang diantara warga desa tersebut. Ia sedang sibuk bekerja sambil bercakap dengan para warga lain tentang apa saja yang harus mereka lakukan dalam mengatasi masalah mereka.

Film kemudian menampilkan suasana kantor kabupaten. Keramaian lalu lintas dan Pak Anjang serta warga desa berjalan memasuki kantor kabupaten. Beberapa staff di kantor bupati tampak hilir mudik.. Kemudian terlihat wajah-wajah penduduk yang bercerita tentang kondisi hutan sebelum ada penebangan, sampai akibat dari banjir yang mengakibatkan banyak orang meninggal. Selain itu, mereka juga akan mengisahkan, penebangan hutan, telah membuat sungai-sungai besar menjadi keruh. Sementara, sebelum adanya penebangan, dasar sungai bisa mereka lihat dari sampan-sampan yang ditumpangi. Pak Anjang menjelaskan maksud kedatangan mereka menghadap bupati. 

Kemudian cerita akan menampilkan hasil pertemuan mereka dengan bupati (dari hasil riset, bupati disana kurnag mendukung upaya pelestarian). Beberapa warga tampak kurang antusias dengan usaha mereka tersebut, mereka menjelaskan baaimana isyu yang beredar menyebutkan beberapa perusahaan pemotongan kayu yang ada di wilayah itu adalah miliki pak bupati. Namun pak Anjang menjelaskan bahwa mereka harus menempuh jalur birokrasi sesuai aturan hokum dan tidak serta-merta bertindak anarki.

Dan seterusnya…
Di akhir film akan ditampilkan penduduk yang mempunyai keinginan untuk mempertahankan tanah adat. Mereka menginginkan, tanah-tanah adat, makam leluhur, dan beberapa jenis pohon sumber kehidupan mereka, jangan sampai dirusak dan ditebang.

Dengan demikian, imajinasi pembaca (siapapun) sudah mampu membayangkan, film macam mana yang akan dikerjakan. Susunannyapun, terdiri dari serangkaian kata-kata yang membentuk kalimat sederhana. Sekuens demi sekuens, dan masing-masing senantiasa berkorelasi. Pilihan kata-kata yang akan ditulis, setidaknya mengandungi makna visual (yang mudah divisualkan). Sehingga, ketika dirangkai menjadi sebuah kalimat, dengan mudah akan tertangkap gambaran visualnya. Ini menjadi penting, karena, alur cerita adalah paparan awal dari film itu sendiri. Yang dibutuhkan adalah, segenap kejelasan. Semuanya menjadi jelas terlebih dahulu, sebelum melakukan langkah kerja berikutnya.

Namun, sebagai kerangka dasar, untuk melihat perbedaan-perbedaan penting lainnya antara video komunitas dengan video dokumenter, mungkin tabel berikut akan sedikit membantu.*
Slug
Video Dokumenter
Video Komunitas
Siapa menentukan isi?
Pembuat Dokumenter
Warga masyarakat setempat
Siapa menulis naskah?
Pembuat Dokumenter
Sering tidak memerlukan naskah, atau warga setempat bersama-sama menyusunnya
Siapa mengambil gambar?
Pembuat Dokumenter atau pengarah kamera profesional
Warga setempat atau bersama fasilitator (sebagai suatu tim pengarah kolektif)
Siapa penonton utama?
Tak dapat ditentukan, bahkan 'anonim' (tak dikenal oleh pembuat).
Warga setempat, tidak anonim.
Siapa yang menyebarkan?
Pembuat dokumenter kerjasama dengan pihak lain.
Warga setempat kadang dibantu oleh fasilitator.
Siapa yang membiayai?
Pembuat dokumenter atau penyandang dana tertentu.
Masyarakat
Apakah umpan balik diharapkan?
Tidak terlalu diperlukan, bair penonton yang berpikir tentang itu.
Wajib, video itu hanya alat untuk memulai tindakan-tindakan nyata.
Proses atau produk?
Lebih mementingkan produk.
Lebih mementingkan proses.
Apa paradigma dibelakangnya?
Monoisme, obsesi, obyektivitas, subyektif.
Pluralisme, subyektif.

sumber ; http://www.fb.co.id/

Tips Membuat Film Dokumenter Dengan Sederhana

Dalam membuat film dokumenter yang kita rekam harus berdasarakan fakta yang ada.  Jadi film dokumenter adalah suatu film yang mengandung fakta dan subjektivitas pembuatnya. Artinya apa yang kita rekam memang berdasarkan fakta yang ada, namun dalam penyajiannya kita juga memasukkan pemikiran-pemikiran kita.

Dalam membuat film dokumenter ada langkah-langkah dan kiat bagaimana film yang kita produksi disenangi oleh penonton dan tidak memakan biaya yang besar saat memproduksinya.. Langkah yang harus kita tempuh dalam membuat film dokumenter adalah :

Pertama, menentukan ide. Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi jauh-jauh dan memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di sekeliling kita, di pinggir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa ini yang menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi. Jadi mulailah kita untuk berpikir supaya peka terhadap kejadian yang terjadi.

Kedua, menuliskan film statement. Film statement yaitu penulisan ide yang sudah ke kertas, sebagai panduan kita dilapangan saat pengambilan Angel. Jadi pada langkah kedua ini kita harus menyelesaikan skenario film dan memperbanyak referensi sehingga film yang kita buat telah kita kuasai seluk-beluknya.

Ketiga, membuat treatment atau outline. Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya. Script adalah cerita rekaan tentang film yang kita buat. script juga suatu gambar kerja keseluruhan kita dalam memproduksi film, jadi kerja kita akan lebih terarah. Ada beberapa fungsi script. Pertama script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan script kamu dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh crew produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif. Kedua, script penting untuk kerja kameramen karena dengan membaca script kameramen akan menangkap mood peristiwa ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya kameramen. Ketiga, script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film. Keempat, script juga menjadi guide bagi editor karena dengan script kita bisa memperlihatkan struktur flim kita yang kita buat. Kelima, dengan script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita butuhkan sebagai narasumber.

Keempat, mencatat shooting. Dalam langkah keempat ini ada dua yang harus kita catat yaitu shooting list dan shooting schedule. Shooting list yaitu catatan yang berisi perkiraan apa saja gambar yang dibutuhkan untuk flim yang kita buat. jadi saat merekam kita tidak akan membuang pita kaset dengan gambar yang tidak bermanfaat untuk film kita. Sedangkan shooting schedule adalah mencatat atau merencanakan terlebih dahulu jadwal shooting yang akan kita lakukan dalam pembuatan film.

Kelima, editing script. Langkah kelima ini sangat penting dalam pembuatan film. Biasa orang menyebutnya dengan pasca produksi dan ada juga yang bilang film ini terjadinya di meja editor. Dalam melakukan pengeditan kita harus menyiapkan tiga hal adalah membuat transkip wawancara, membuat logging gambar, dan membuat editing script. Dalam membuat transkipsi wawancara kita harus menuliskan secara mendetail dan terperinci data wawancara kita dengan subjek dengan jelas.

Membuat logging gambar ini maksudnya, membuat daftar gambar dari kaset hasil shooting dengan detail, mencatat team code-nya serta di kaset berapa gambar itu ada. Terakhir ini merupakan tugas filmmaker yang membutuhkan kesabaran karena membuat editing script ini kita harus mempreview kembali hasil rekaman kita tadi ditelevisi supaya dapat melihat hasil gambar yang kita ambil tadi dengan jelas. Dengan begitu kita akan mebuat sebuah gabungan dari Outline atau cerita rekaan menjadi sebuah kenyataan yang dapat menjadi petunjuk bagi editor.

sumber : http://www.fb.co.id/

SIAPA (TIDAK) BISA BUAT FILM

Siapa bilang tidak semua orang dapat membuat film. Yah, kalo yang dimaksud video kelas .3gp mah, anak SMP juga bisa. Tapi bukan itu yang akan saya bicarakan sekarang. Saya ingin bicara tentang film kehidupan dan cara-cara mudah membuatnya. Tetapi sebelumnya, ada satu syarat yang harus dipenuhi sebelum menghabiskan membaca artikel ini. Mari kita semua memakna film secara berbeda. Jauh berbeda dengan yang kita tonton di bioskop. Jauh berbeda yang kita tonton di layar TV kita. Mari memaknai film sebagai sebuah narasi kehidupan yang dapat kita indera dan rasai sebagai mahluk yang “menjadi”.

Baik, sekarang kita mulai dulu memahami apa itu film. Dalam penciptaannya, film adalah suatu gambar 2 dimensi yang memiliki sifat berkebalikan dengan realitas yang sebenarnya. Gambar tersebut kemudian ditembakkan ke atas sebuah media (kertas atau kain) untuk dapat menghasilkan suatu gambar yang lebih mendekati kenyataan (dan tidak terbalik). So, sekarang mari kita bersepakat bahwa film merupakan kebalikan dari kenyataan tetapi juga mendekati kenyataan.

Sedikit lagi sebelum menapak bumi, saya ingin mengajak pembaca berdansa di alam abstraksi. Bicara tentang film (atau segala sesuatu di dunia) tak bisa lepas dari waktu. Sifat film yang sangat menonjol adalah mampu menarik ingatan manusia mengenai masa lampau, yang dalam hal ini masa ketika film itu dibuat. Kebalikan dari itu, berarti film dibuat untuk kemudian dapat dinikmati di masa depan agar manusia masa depan dapat memahami apa yang terjadi di masa kini.
faces
Akhirnya sampailah kita pada bahasan tentang film yang mengalami penyempitan makna sehingga orang mengartikannya sebagai sebuah cerita yang diceritakan melalui rangsang audio-visual sehingga kita dapat menikmatinya dengan makan pop corn dan minum coke. Mungkin itulah yang akan terlintas ketika kita mendengar kata “nonton film”. Pada pengertian itu pula, kita mulai memahami bahwa film memiliki cerita. Kadang begitu dekatnya cerita dengan realitas kita sehingga film dapat memberikan inspirasi kepada penontonnya untuk “berbuat”.

Nah, jika film dipahami seperti itu, bukankah setiap hari kita selalu membuat film? Apa yang sedang kita lakukan dan pikirkan sekarang (pada saat ini) akan menjadi sebuah pengingat di masa depan. Saya ingin sedikit mengusik cerita-cerita kontemporer yang difilmkan. Sebut saja cerita Pak Habibie, mantan presiden RI ke-3. Siapa sangka apa yang dia lakukan selama berpuluh-puluh tahun yang lalu ternyata menjadi cerita yang dapat dibagikan kepada sesama dalam bentuk film layar lebar.

Keunikan dari film adalah pembuatnya memiliki kebebasan untuk memilih cerita. Dalam film Pak Habibie, produser dan sutradara kompak mengangat cerita tentang percintaan Pak Habibie dengan istrinya. Mungkin selain lebih menjual, juga disesuaikan dengan karakter penonton Indonesia yang lebih suka film bergenre “Drama”. Tapi bolehkan kita bercerita tidak tentang cinta dalam film Pak Habibie. Jawabannya tentu saja boleh (bayangkan jika film Pak Habibie menceritakan tentang Reformasi ’98! Hehe..). Kembali lagi dalam membuat film kita dibebaskan untuk memilih cerita.

Yak! Di atas saya sudah meminta pembaca untuk memahami film sebagai narasi kehidupan manusia dalam ke”menjadi”an. Tapi apa maksudnya, mari kita berjalan-jalan lagi sembari mengobrol santai. Ke”menjadi”an adalah suatu akibat dari proses memaknai sekaligus melakukan. Saya tidak ingin membuat pembaca pusing, jadi cukup segitu saja pengertian tentang ke”menjadi”an. Selanjutnya setelah kita memaknai film seperti yang telah kita lakukan di awal membaca artikel ini, mari kita cermati kembali hidup kita selama ini. Bagian mana dari hidup kita yang tidak dapat kita angkat ke dalam sebuah film. Saya bantu jawab, “TIDAK ADA!”

Benar kawan… Tidak ada semenit pun bagian dari hidup kita yang tidak dapat dibuat film. Cerita-cerita hidup kita begitu berharga. Saking berharganya sampai-sampai kita sendiri tidak menyadarinya. Kalimat tersebut klise tapi cukup powerful. Jika kawan-kawan bisa memperoleh inspirasi dari film-film layar lebar, tentu seharusnya kawan-kawan juga dapat memperoleh inspirasi dari film buatan sendiri. Pertanyaannya adalah maukah kita membuatnya?
reell
Seorang teman pernah bercerita bahwa dalam membuat film itu mudah. Kita cukup identifikasi situasi yang ada, peran para tokoh, tantangan yang dihadapi sang tokoh, aksi yang dilakukan dan penyelesaian dari masalah yang hadapi. Setelah kita identifikasikan hal tersebut maka tinggal menambahkan bumbu-bumbu ajaib dalam meraciknya. Bisa percintaan, kebencian, kemarahan, kegembiraan, intrik, pengkhianatan, kerja sama, keteladanan, kebaikan, kekecewaan ataupun kekonyolan. Semuanya tergantung selera pembuat film.

Nah, terus bagaimana membuat film jika tidak punya peralatan yang memadai?
Baik kawan, saya akan ajak anda berjalan masuk ke dalam diri dan tubuh anda masing-masing. Sekali lagi saya ingatkan, di awal kemunculannya, film bersifat kebalikan dan mendekati kenyataan. Jadi apapun yang terbalik dan mendekati kenyataan itu dapat disebut film. Masih ingatkah kawan tentang pelajaran anatomi tubuh, khususnya tentang indera penglihatan. Bahwa apa yang diterima oleh lensa mata akan dikirimkan ke otak secara terbalik dalam bentuk sinyal. Saya tambahkan, masih tentang anatomi tubuh. Kali ini berhubungan dengan sensor syaraf. Bahwasanya otak kita merangsang tubuh secara terbalik. Otak kanan merangsang bagian tubuh sebelah kiri. Otak kiri mengirimkan sinyal syaraf pada tubuh bagian kanan. So, dari awal mula penciptaan ternyata tubuh kita berkebalikan.
Lalu apa hubungannya dengan peralatan membuat film?

Dengan gegap gempita saya akan sorakkan TUBUH KITA ADALAH MEDIA YANG TEPAT UNTUK MEMBUAT FILM! Jadi segala peralatan atau perlengkapan pembuat film sebenarnya telah melekat pada tubuh dan diri kita. Dan media yang paling primitif dan paling mudah dijumpai pada tubuh kita adalah cortex cerebri. Kita biasa mengenalnya dengan istilah “memori”.  Nah, sekarang cerita apa yang ingin kita film-kan, tentu keputusan itu diserahkan kepada diri masing-masing.
filmheadIngat kawan, tidak seluruh cerita biasa kita simpan. Kita harus memilih satu di antara beberapa. Dengan begitu, kita tidak membutuhkan mekanisme “lupa” untuk me-recycle memori yang tidak kita butuhkan. Jadi, film apa yang kita butuhkan dan yang tidak kita butuhkan, mari berefleksi dengan diri kita masing-masing. Namun, apa yang harus kita lakukan untuk membuat film pertama kali?

Well, ini bukan langkah praktis. Setiap orang pasti memiliki caranya sendiri. Dalam pengalaman yang saya lakukan, pertama yang saya lakukan adalah mencermati tahun-tahun kehidupan saya ke belakang. Apa yang saya lakukan, tidak bukan adalah memberikan judul pada setiap tahun kehidupan yang saya ingati. Memang semakin muda kita, semakin berkurang ingatan kita tentang kehidupan di masa itu. Oleh karenanya, saya batasi tahun kehidupan saya dimulai pada usia 5 tahun. Paling tidak memori yang tersamar masih bisa terasa dan terinderawi secara mental.

Dari usia 5 tahun, saya teruskan berjalan ke usia-usia setelahnya. Setiap tahun pasti memiliki kesan yang mendalam. Kesan itulah yang saya pilih sebagai judul film. Misalkan pada suatu tahun kehidupan, secara financial saya mengalami krisis, maka saya akan berikan judul “Gerakan Anti Kemapanan”. Atau dalam tahun-tahun tertentu saya mengalami pasang surut percintaan, maka judul film saya adalah “Don Juanis Gagal”. Tentang judul yang bernilai positif atau negatif, hal itu bukan soal. Sekali kita memberi makna terhadap hidup kita, maka nilai positif yang akan kita dapatkan.
Baiklah, tips di atas berguna untuk pembuatan film di masa lalu. Kemudian, untuk film kita di masa depan, apa yang perlu kita siapkan? Rupanya cerita teman saya tentang membuat film bisa kita terapkan di sini. Pertama, kita cek situasi saat ini seperti apa. Lihat saja sekeliling diri kita, pekerjaan, keluarga, pertemanan, percintaan, permusuhan, persaingan dan sebagainya sebagai bahan untuk lakukan identifikasi. Selanjutnya tetapkan peran diri anda sebagai apa dalam situasi yang telah berhasil diidentifikasi.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan tantangan apa yang akan kita hadapi dalam situasi dan peran tersebut. Dalam hal ini kita dapat berikan sedikit bumbu-bumbu ketegangan (konflik) agar tidak membosankan. Bisa itu konflik percintaan, pertemanan, pekerjaan, bisnis, keluarga, atau apapun. Berikutnya tetapkan apa yang akan diri kita lakukan dalam menghadapi tantangan tersebut. Sisi heroism bisa saja muncul dalam bagian ini. Di akhir film silahkan lihat bagaimana ending film tersebut. Apakah si tokoh utama (diri kita) berhasil menyelesaikan tantangan atau justru kegagalan yang mendera.

Apapun yang dihasilkan oleh tokoh utama, tentu akan menjadi menarik bagi penontonnya. Satu hal kawan yang ingin saya ingatkan. Penonton itu adalah diri kita sendiri di masa depan. Saya menyebutnya sebagai the future of ‘I’. Tentu di masa depan itu, kita sedang mempersiapkan film baru dengan situasi baru, peran baru, bahkan tantangan baru. Mengikutinya tentu saja cerita yang baru pula. Seperti kata Ahmad Albar hampir 20 tahun yang lalu, dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah.

sumber : http://absurdaus.wordpress.com/

Belajar membuat film dengan DSLR malam hari dengan tips sederhana

Fenchel dan Janisch memberikan pelajaran membuat film dengan DSLR malam hari. Membuat video malam membutuhkan setting pada camera. Karena cahaya yang rendah (low light) akan meningkatkan ISO pada camera. Dampaknya gambar video terlihat seperti bintik pasir.



Tidak hanya camera DSLR, camcorder sekelas HD memiliki kelemahan dalam membuat gambar dengan cahaya rendah. DSLR lebih baik, lebih mudah diatur dengan kontrol manual. Mengatur aperture, ISO dan shutter speed yang benar maka gambar dapat dibuat lebih baik.

Untuk membuat video dengan 24 fps, saran setting terbaik mengunakan 1/50s
Tidak disarankan mengunakan setting auto, karena camera akan merubah ISO, Aperture dan Shutter speed terhadap gambar yang diambil. Dampaknya gambar pada video akan berubah ubah.
Kesalahan memilh Shutter speed akan memberikan efek fliker pada gambar. Tentukan apakah video dibuat untuk 25fps 1/50s/ atau 30fps dengan 1/60s.

Dengan setting auto, warm control otomatis mengatur sendiri. Film akan tampil dengan banyak warna kuning atau agak biru.

Auto fokus membuat masalah lain, gambar terlihat bergerak maju mundur memfokus. Disarankan mengunakan setting manual untuk fokus dengan video DSLR.

Saran menarik, gunakan saja lensa fix dan bisa diatur manual. Keuntungan cahaya lebih besar dengan aperture dibawah f2.0, seperti F/1.2 -f/2.8. Dibanding lensa kit dengan maksimum f.3.5-5.6 akan memberi gambar lebih gelap.
Lensa dengan aperture yang membuka lensa lebih besar relatif mahal. Tapi lensa sedikit lebih kecil dengan kemampuan hampir sama, rata rata hanya di kisaran 100 dollar untuk ukuran 50mm

Apakah lensa fix harus dibuka seluruhya sampai di setting F/1.2. Tidak juga, dengan lensa membuat terlalu besar maka gambar dibelakangnya sangat kabur (efek deep of field). Tetap gunakan setting di F/2.0-2.8 sudah cukup.

Pada satu bagian video diceritakan membuat video dari DSLR sudah cukup dengan ISO 640 dan F/2.0 (menit 3:30). Saran lain Flat Picture, serta lebih baik kurang cahaya pada gambar video karena masih bisa diperbaiki dengan software editing.



Ringkasan dari pelajaran Fenchel dan Janisch untuk low light video DSLR

Set ke manual. Karena setting auto akan merubah setting camera otomatis
Set Shutter speed, 1/50s untuk 25 frame video, 1/60s untuk 30 frame video. Salah mengatur setting Shutter membuat video muncul Flicker.
Gunakan lensa dengan aperture lebih besar seperti f/2.0. Lensa standar atau kit lens membuat gambar lebih gelap
Lebih baik kurang pencahayaan, nanti bisa dikoreksi dengan software video editing
Setting ISO tidak terlalu tinggi, ISO 1600 ideal membuat video malam hari. Terlalu tinggi berdampak gambar muncul bintik.

sumber : http://obengplus.com/

Inilah Tips Cara Membuat Film Pendek


Headline
YangMuda.COM,Jakarta- Kalian ingin menjadi seorang sutradara handal? Mencoba membuat film pendek berkualitas? Simak tips berikut. 

Salman Aristo, sebagai sutradara dari film Jakarta Hati berbagi pengalamannya kepada para peserta Sharing Session yang diadakan 21 Cineplex.

Menurut Salman, Ide untuk cerita film itu memang paling penting. Namun memilih untuk menjadikan cerita film itu jauh lebih sulit.

"Mencari ide cerita sangat gampang, tapi memutuskan untuk memilih cerita diangkat untuk film pendek itu sulit. Jadi harus seering diasah kemampuan itu," kata Salman saat ditemui di XX1 Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa, (13/11).

Selain itu, Joko Anwar, sutradara yang terkenal dengan film Modus Anomali, mengatakan ada berbagai unsur untuk mencari ide membuat film pendek.
Berikut urutannya:

1. Mulai dari What If. Selalu mengasah pikiran ketika memulai suatu adegan punya spekulasi bagaimana jika terjadi seperti ini, seperti itu. Ada sesuatu yang lain dan harus dikembangkan dari pertanyaan itu.

2. What Next. Apa selanjutnya, itu sesuatu hal yang penting dalam sebuah film. Harus ada interest, sesuatu yang nyata dan usaha.

3. Untuk membuat sebuah film pendek harus mengangkat cerita yang terjadi dalam rentan waktu singkat

4. Mencari ide harus yang menarik dan tidak klise.

So, segeralah mengasah kemampuan kalian untuk membuat film pendek karya kalian sendiri. Jangan takut membuat sesuatu yang baru dan kreatif. [mor]

Trik Buat Movie Digital Untuk Pemula dan Pro

Apakah Anda membuat film pendek tentang orang yang dicintai atau sekitar untuk memproduksi film pendek persyaratan untuk kelas pembuatan film Anda, membuat film digital sekarang menjadi andalan dan tidak hanya sekedar trend.

Baik peserta pelatihan pembuat film amatir dan profesional harus mengetahui hal-hal yang perlu diperiksa ketika syuting film. Berikut adalah beberapa tips dasar yang berlaku untuk kedua jenis pembuat film:

Peralatan

teknologi film digital telah mencapai tahap kemajuan dimana bahkan orang-orang yang memiliki pengetahuan sama sekali tentang itu atau pembuatan film per se bisa datang dengan video profesional muncul dan film pendek tentang keluarga dan teman-teman .. Hal ini agar peralatan yang digunakan karena sangat user-friendly. Namun, Anda harus tahu bagaimana memilih salah satu yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan kegunaan yang berbeda.

Anda harus tahu bahwa camcorder video digital datang dalam berbagai format. MiniDVs film di kaset kecil sementara film video kamera pada HDD atau High Disk Drive. DVD camcorder di sisi lain merekam video lurus pada disk yang dapat Anda lihat pada pemutar DVD Anda.

Jika Anda menggunakannya untuk film pendek dari pertemuan keluarga, MiniDV adalah lebih cocok karena praktis dan user-friendly. Jenis lain dari kamera juga membawa dengan mereka keuntungan mereka sendiri. kamera video adalah pilihan yang baik untuk bekerja berbagi dengan orang lain. Ini adalah pilihan yang baik bagi mereka yang sedang belajar pembuatan film dan harus berbagi pekerjaan mereka ke grup. Keuntungan dari camcorder DVD penyimpanan yang besar yang cocok untuk mereka yang memproduksi film full-length atau yang profesional.

Anda harus memiliki perangkat lunak video editing juga, tapi Anda tidak perlu khawatir karena bisa ditemukan built-in di hampir semua PC desktop dan laptop juga.

Para Sudut dan Shoots

Bagi Anda untuk bisa memiliki tembakan profesional, Anda perlu mempertimbangkan empat aspek: pencahayaan dan eksposur, stabilitas, audio dan editing. camcorder video digital tidak bekerja cukup baik di lingkungan yang dengan berbagai pencahayaan. Selalu mempertimbangkan bahwa pencahayaan harus seragam.

Untuk tujuan stabilitas, terutama untuk Cams kecil, menggunakan tripod ketika membuat film atau stabilizer digital Anda memilikinya. Perlu diingat bahwa gerakan sedikit pada cam dapat merusak seluruh pemandangan.

camcorder membuat sebuah perangkat audio dasar. Dalam rangka bagi Anda untuk memiliki kualitas suara yang lebih baik, Anda dapat menempatkan mikrofon boom pada port input audio dan tempatkan lebih dekat ke subyek ketika membuat film.

Bila Anda mengedit movie yang untuk dapat hasil terbaik menjaga diri dari banyak efek maka, tetap sederhana dan film tidak akan tampak terlalu amatir. Bila anda ingin pandai mengedit video cobalah anda kursus video editing atau anda belajar dari literatur di internet

sumber : http://kerockan.blogspot.com/2011/01/trik-buat-movie-digital-untuk-pemula.html

Membuat Film dengan Kamera Handphone

terkait judul yang saya buat disini sebenarnya mungkin masih ada yang lebih berpengalaman dalam pembuatan film dengan menggunakan fitur- fitur yang ada di telepon seluler (handphone) selain saya, tp saya coba untuk berbagi pengalaman saya membuat film dengan menggunakan handphone.

membuat film dengan handphone berawal dari tugas kuliah saya yang mengharuskan menampilkan dokumentasi proses metode penelitian dan wawancara terhadap responden dan informan (film yg dibuat berupa simulasi, saya tidak tau harus mengkatagorikan dokumenter atau fiksi :D).

kekurangan perlengkapan dalam pembuatan dokumentasi tersebut, membuat saya berpikir untuk mengerjakan film tersebut dengan menggunakan fitur video d handphone, hal tersebut terfikir karena sudah H-2 dari deadline waktu pengumpulan tugas :D

hal- hal yang saya persiapkan :
perlengkapan :
- handphone dengan fitur video recording di dalamnya.
- card reader.
- laptop dengan aplikasi windows movie maker di dalamnya.
- script.
 
SDM produksi :
- crew : perekam, pencatat adegan dan pengatur bloking.
- pemeran.

setelah breakdown script dan menentukan bloking, kami langsung mealakukan pengambilan gambar dengan menggunakan fitur video recording, setelah pengambilan gambar dilakukan dan setiap adegan dicatat, kami langsung `mentrasfer file- file tersebut k laptop untuk segera di edit.

awalnya teman saya mengupayakan untuk menaikan resolusi gambar, namun hasilnya tidak terlalu signifikan, selanjutnya kami memutuskan untuk meng-edit vidio dengan menggunakan aplikasi windows movie maker, dengan menyusun timeline film berdasarkan hasil dari locking breakdown script, dan voila! walaupun berformat 3GP dengan keterbatasan di resolusi gambar dan suara, film kami adalah film yang beda ketika presentasi di kelas dan cukup mendapatkan apresiasi dari rekan- rekan kami :)

semoga sharing pengalaman saya tadi dapat bermanfaat, terima kasih atas perhatian dan kesempatannya :)

sumber : filmpelajar.com

Cara Menulis Review Film

Di kursus Bahasa Inggris kemarin kebetulan belajar menulis review film, jadi apa yang ingin saya tulis berikut ini dari situ. Siapa tahu ada yang protes, memangnya sudah menulis review film sebanyak apa kok berani-beraninya menulis cara menulis review film… hehehe.

Review film adalah pendapat seseorang tentang sebuah film. Karakter pemeran utama, plot, setting, dan hal-hal positif serta negatif yang terdapat dalam film harus bisa dielaborasi dalam sebuah review.


Judul – Buatlah judul yang menarik.

Paragraf 1 – Pembukaan, buat kesimpulan secara umum tentang film tapi jangan detail tentang akhir dari film.

Paragraf 2 – Tulis hal-hal positif tentang film tersebut, apa yang Anda sukai dan mengapa. Misalnya tentang ceritanya, setting, penggunaan efek, atau musiknya.

Paragraf 3 – Tulis hal-hal negatif yang tidak Anda sukai, seperti pada paragraf 2.

Paragraf 4 – Bahas tentang karakter yang ada dalam film, apakah Anda menyukainya. Apakah aktor dapat memerankan karakter tersebut dengan baik atau lainnya.

Paragraf 5 – Komentar akhir, mungkin Anda ingin menuliskan sesuatu yang bisa menginspirasi yang membaca untuk nonton juga atau sebaliknya.

Terakhir beri star rating sesuai penilaian Anda, 1 – 5 star rating.

sumber : http://kirman.wordpress.com/

Tips Menulis Cerita Komedi dan Membangun Karakter Komedian

Unsur komedi bisa dikatakan hampir muncul dalam setiap film -- apalagi film hollywood -- meskipun genre film tersebut tidak berhubungan dengan  komedi tetap saja bumbu komedi disisipkan, mengapa demikian? Layaknya ketika menikmati sebuah masakan, jika tidak mengunakan garam dan bumbu dapur lainnya, maka rasa masakan itu akan hambar begitu juga dengan film, adegan komedi merupakan hal yang wajib disisipi untuk memberikan gradasi emosi pada film.

Sering kali produser film di tanah air maminta kepada penulis skenario untuk memunculkan seorang tokoh / karakter  komedian di naskah. Beberapa penulis (penulis berpengalaman) mungkin tidak kesulitan dalam membuat cerita komedi, seringkali penulis baru mengalami kesulitan dalam memunculkan cerita dan karakter komedi di naskahnya, ditambah lagi harus menjaga mood dan emosi dari jalan cerita yang telah dibangun.

Membuat adegan komedi sebenarnya gampang gampang susah. Sebuah naskah yang biasa saja akan menjadi lucu jika dibawakan oleh aktor komedi profesional, begitu juga sebaliknya, naskah yg lucu dan mengelitik perut akan terasa hambar jika si aktor tidak mampu memvisualisasikan adegan dengan baik, jadi bagi anda penulis skenario tidak perlu cemas dan khawatir dalam pembuatan naskah.

Mengapa sebuah adegan dapat membuat penonton tertawa? 
Jika harus menjawab pertanyaan ini maka jawabannya akan sangat beragam dan panjang sekali. Seorang penata musik akan mengatakan karena musik yang ia munculkan membuat penonton tertawa. Seorang penata artistik akan mengatakan, karena properti yang diguanakan yg menyebabkan penonton terbahak-bahak, dan setiap departemen di film memiliki alasan masing-masing dan pastinya bla bla bla...

Cerita komedi = realitas yang dilebih-lebihkan. Tepat sekali. Untuk membuat sebuah penulis harus sadar bahwa adegan komedi itu muncul karena unsur realitas dilebih-lebihkan atau dipelesetkan. Jika menonton film Caplin, maka dapat Anda lihat setiap adegan dalam film caplin sering kali diluar dari kebiasaan realita hidup. Selain itu adegan / karakter yang dibawakannya juga mendukung. Perhatikan kostum yang dipakai Caplin, dapat dikatakan sangat tidak wajar sekali.

Atau bagi anda yg tidak mengenal tokoh Caplin dapat melihat badut sirkus, amati busana yang mereka (badut sirkus) gunakan!! Lihat segala pernak pernik yang mereka pakai, semua diluar kewajaran / dilebih-lebihkan.

Nah sekarang Anda pahamkan bagaimana membangun karakter dan adegan lucu dalam naskah skenario, INGAT karakter harus konsisten. Selamat menulis ;)

sumber : http://idecerita.blogspot.com/

Tips Buat Yang Mau Terjun Ke Dunia Film



Akhir2 ini Saya bertemu dengan beberapa teman baru yang mempunyai passion yang sama dengan Saya. Tapi Saya greget banget sama mereka yang bilang pengen terjun ke dunia film tapi engga ada actionnya. Ada yang minta dicariin link sama Saya, ada yang nanya “Kok bisa sih ikutan produksi film ini?”, dan sebagainya. Bukan maksud Saya untuk sombong, tapi kalao dari lonya sendiri engga ada action gimana lo bisa maju?? Berarti film bukan passion lo sesungguhnya. Saya inget banget kata2 Mba Mira Lesmana yang bilang, “Lo harus yakin banget bahwa lo enggak mau ngerjain yang lain, karena bikin film adalah jalan hidup elo. Itu modal utama yang bisa bikin film lo jadi”. Jadi apapun Saya akan lakukan apapun agar Saya bisa terjun ke dunia film dan bikin film. Dulu boro2 kepikiran untuk minta dicariin link. Punya temen yang kuliah di IKJ atau kerja di dunia film aja engga punya sama sekali. Belom lagi engga dapet restu dari nyokap. Tapi Saya lakukan semuanya perlahan – lahan, namun yakin. Prinsip Saya sih “Lakukan sebisa mungkin! Just do it!”. Pepatah “Dimana ada jalan, disitu ada kemauan” bener2 bekerja loh. Karena Saya sudah mengalaminya, hingga Saya engga percaya dengan hasil yang sudah Saya peroleh sekarang ini. God very amazing. Berikut Saya ingin share saja pengalaman2 Saya buat teman2 yang ingin terjun ke dunia film namun engga punya link, engga dibolehin orang tua, engga sekolah film, engga punya pengalaman, tapi punya passion yang besar untuk terjun ke film. =) Cekidot…   

  1. Pastikan kalao passion dan mimpi terbesar hidup lo memang di film
Dari kecil engga tahu kenapa Saya suka banget nonton film. Seinget Saya gara2 nonton film Petualangan Sherina, Saya jadi ada hasrat untuk ke film. Seakan2 Saya punya dunia lain selain dunia Saya sendiri. Dunia orang lain yang engga Saya kenal, tapi Saya tahu hidup mereka (tokoh2 tersebut), permasalahan mereka, dan sebagainya. Keren aja gitu ngelihatnya. Tapi sampai SMA, Saya hanya menjadi penikmat film doang. Mungkin karena Saya tinggal di Bogor dan engga ada fasilitas yang membantu. Hingga akhirnya Saya kuliah di Jakarta, Saya semakin mantab untuk benar2 memilih film sebagai belahan jiwa Saya. Saya bermimpi untuk menjadi seorang sutradara film! Passion inilah yang nantinya akan membuat lo bergerak untuk mencapai mimpi lo. Lalu Saya mulai bikin planning bagaimana caranya Saya bisa masuk dunia film. Semuanya Saya mulai dari nol.

  1. Mulailah dengan mencari link
Setelah Saya punya passion yang begitu besar terhadap film, hal yang pertama Saya lakukan adalah mencari link. Thanks to internet yang membuat Saya bertemu dengan Ka Marcel. Hehehehehe. Jadi awalnya, Saya itu kan penggemar beratnya Mba Upi. Semua tulisan blognya Saya baca, termasuk komentar2 dari orang2. Waktu itu kalao engga salah Mba Upi lagi sibuk2nya bikin film Serigala Terakhir. Ternyata dari komentar2 yang Saya baca, ada dari asisten sutradara film Serigala Terakhir, yaitu Ka Marcel. Saya ini kalao boleh jujur, anaknya rada gengsian. Tapi engga tahu kenapa, Saya cuek aja ngajak kenalan Ka Marcel. =P Mungkin karena passion yang begitu besar, gengsinya Saya buang dulu untuk sementara wajtu. Karena kalao engga gitu mungkin Saya akan menyesal di kemudian hari. Semoga Ka Marcel engga pernah terganggu dengan perkenalan Saya yaa. Hahahahaha. Nah dari kenal Ka Marcel saja, Saya akhirnya dapat kenalan sama teman2 IKJ lainnya. Mulai dari Dipo, Ray, Nuansa, Ka Dina, dan sebagainya. Dari situ, sampai sekarang ini Saya sudah 3 kali membantu produksi tugas film pendek teman2 IKJ. Sangat menyenangkan sekali. Dapat teman baru dan pengalaman baru lagi. Selain itu, dengan PD nya Saya kadang2 mengajak beberapa sutradara film untuk berkenalan. Dalam hati, siapa Saya gitu mengajak mereka kenalan? Ada beberapa sutradara yang awal2nya menjawab dengan ramah, terus terakhir2 dicuekin. Hahahahaha. Tapi ada juga yang engga dan malah menjadi guru terbaik buat Saya seperti Mas Affandi. Saya memanfaatkan ajang perkenalan ini untuk minta magang sama mereka. Dan hasilnya 2 kali Saya magang di sebuah produksi film. Pertama di produksi filmnya Mas Ardy Octaviand yang diproduseri Mba Upi berjudul Ohh Tidakkk!... sebagai Ass. Talent Coordinator dan kedua di produksi filmnya Mas Affandi yang berjudul The Perfect House sebagai AD 3. Mencari link engga hanya melalui internet saja, bisa juga dengan datang ke acara2 film dan mengajak mereka berkenalan langsung. Pesan Saya sih, “Cuek aja. Buang semua gengsi lo. Daripada menyesal di suatu hari nanti. Kalao lo dicuekin sama mereka, tetep usaha terus. Jangan pernah menyerah!”. Oh ya, jangan pernah ngarepin dari temen lo buat minta dicariin link. Karena mereka bukan jaminan buat lo. Mending dicariin, kalao engga? Nah loh.     

  1. Magang di film, ikut club film di kampus, atau ikut lomba film dan seminar!
Nah setelah lo mendapatkan link, jangan dianggurin. Seperti Saya bilang, minta sama mereka buat magang. Dan kalao lo sudah diperbolehkan magang di produksi film mereka, jangan pernah mengharapkan dapat uang. Yang harus lo ingat, pengalaman dan teman baru lebih berharga dari uang. Jangan pernah menyia2kan kesempatan yang ada. Bekerjalah sebaik mungkin. Kalao kerja lo bagus, pasti akan diajak produksi lagi. Awalnya pasti lo kaget dengan pola kerja dunia film. Karena waktu magang film pertama, Saya sangat merasakan perbedaan antara syuting film panjang dengan syuting bersama teman2 sendiri. Nah kalao lo ada kenalan anak IKJ, tawarin diri lo buat bantuin film pendek mereka. Buat yang di kampusnya ada club film, harus ikutan tuh! Supaya mengasah kemampuan lo berorganisasi. Tapi kalao yang di kampusnya engga ada club film, bikin dung! Jangan mau cuman jadi followers, tapi jadilah sang pencetus! Hal ini Saya buktikan dengan membangun PREMIERE, club film di kampus Saya. Saya ingin mempunyai wadah untuk menyatukan kreativitas Saya dan teman2 serta mengasah kemampuan leadership serta berorganisasi Saya. Meski bertahan hanya 1 tahun (karena harus ada regenerasi dan Saya sendiri memutuskan untuk keluar karena ingin menantang industri film), tapi Saya senang ketika apa yang ada di ide Saya dan menjadi mimpi Saya (seperti bikin film pendek, nonton bareng film2 pendek indiependent, dan meet and greet film Serigala Terakhir dan Khalifah) dapat terealisasikan. Terus, kalao ada lomba2 film atau seminar2 film, rajin2lah ikut! Sebisa mungkin lo harus update dan cari tahu perkembangannya sendiri. Dulu waktu awal2 Serunya Scriptwriting sering ngadain seminar2 film di CCF Salemba, Saya tetep ikutan! Meski Saya awalnya engga tahu Salemba dimana (secara dari lahir sampai SMA di Bogor mulu), Saya nekat aja pergi dengan busway! Hahahaha. Meski deg2an tapi Saya tetap semangat karena passion Saya yang begitu besar. 


Note: sesuaikan waktu magang dengan jadwal kuliah atau sekolah kamu. Seperti waktu liburan kuliah atau sekolah.


Magang di film The Perfect House

  1. Jadikan salah 1 sineas film Indonesia panutan lo
Buat Saya ini penting. Kenapa? Karena elo jadi termotivasi untuk seperti dia. Misalnya, kayak Saya yang jadiin Mba Upi motivasi Saya agar bisa menjadi sutradara yang sukses seperti dia suatu hari nanti. Kenapa harus sineas Indonesia? Karena biar engga muluk2 aja. Kalao bertemu sineas favorit lo di suatu tempat, lo bisa bilang ke dia: “Mba / mas, suatu hari nanti Saya akan menjadi seperti Anda!”. Siapa tahu beberapa tahun kemudian lo jadi seperti mereka dan lo ketemu mereka lagi di kemudian hari, lo bisa bilang: “Janji Saya terbukti kan untuk menjadi seperti Anda?” Siapa tahu mereka malah jadi kagum sama lo.


  1. Cintai film Indonesia
Gimana mau jadi orang film, kalao lo sendiri aja engga tahu film2 Indonesia baik yang indiependent maupun yang ditayangin di bioskop2. Belajarlah mencintai film Indonesia, engga hanya dari film2 luar negeri saja. Buka wawasan lo terhadap produk lokal. Jangan sampai kayak waktu Saya ikut seminar Serunya Scriptwriting di Binus Internasional, yang kebetulan waktu itu sedang membahas film2nya Teh Nia Dinata, lalu ketika ada sesi tanya jawab, ada anak Binus jurusan film yang ditunjuk panitia membuka kalimat awal dengan, “Mba, Saya baru pertama kali loh nonton film Mba, Berbagi Suami. Saya baru tahu kalao Anda sutradara film ini”. Buat Saya ini memalukan. Karena film Berbagi Suami kan sudah lama sekali. Tapi untuk anak yang kuliah dan mengambil jurusan film, aneh buat Saya kalao dia baru tahu yang namanya Nia Dinata. Jangan2 dia juga engga tahu siapa Mira Lesmana atau Sheila Timothy lagi?

Yap, itulah 5 tips dari Saya. Semua tips tersebut berdasarkan apa yang Saya alami dan Saya terapkan. Semoga bermanfaat untuk Anda. Pada kenyataannya terjun ke industri film engga seindah yang lo bayangkan. Kecuali orang tua lo kaya raya dan mau kasih lo modal bikin film. Pesan Saya sih, “Apapun yang terjadi, jangan pernah menyerah untuk meraih mimpi kamu! If You don’t stand for something, You will fall for anything”. Ingat, selalu fokus dan komitmenlah dalam meraih mimpi kamu! Buatlah perencanaan bagaimana kamu bisa mencapai goal kamu di film. Karena yang tahu kemampuan kamu kan hanya kamu sendiri. Percayalah, dengan kuasa Tuhan semuanya akan bisa terwujud! Amin. 
 
sumber : http://blognyalady.blogspot.com/

Huan Chen Guang: CATATAN PRODUKSI #03

Busan, 29 December 2007
http://isfansyah.blogspot.com/2007/12/catatan-produksi-03.html

Sebenarnya banyak sekali kesamaan produksi film di Pusan dengan di Jogja. Banyak juga habluminallah dan habluminanas saat shoting yang menjadikan jadi lebih punya energi. Shoting yang pengennya cuaca cerah juga di kasih kabut tebal dan hujan sepanjang hari, pemilik ataupun orang-orang di sekitar lokasi shoting juga masih rewel-rewel seperti biasa. Saat shoting pasti juga selalu lu pa untuk sekedar motret-motret untuk dokumentasi walaupun kamera digital selalu menempel di pinggang. Tapi paling nggak ini ada yang sempat terekam.

Kabar lokasi yang paling sulit di dapat, Motel, akhirnya menemui titik cerah beberapa jam sebelum shoting. Si pemilik motel menelpon dan mengajak ketemuan. Ternyata bukan untuk memberi ijin, justru malah menginterogasi dan menuduh kalo produksi ini adalah produksi film BF yang memang marak di Korea. Lokasi ini memang salah satu daerah lokalisasi di Pusan. Walaupun mereka akhirnya bisa ngerti tapi harus di jelaskan dulu cerita film ini dengan detail seperti presentasi cerita ke produser, mending kalo bahasanya sama dan dong. Latihan deh siapa tahu memang bakalan punya produser orang Korea, tapi mudah-mudahan nggak kayak pemilik motel itu. Atau mudah2an dia gak menjadi produser film setelah ini.

Untuk menunggu jalan kecil menjadi sepi saja lamanya ya ampun banget. Belum lagi udara malam pas winter gini yang nggak banget untuk orang Jogja yang biasa kepanasan. Orang Korea suka sekali mabuk dan teriak-teriak di jalan, kalo matahari belum terbit mereka juga belum pulang. Di ingatkan untuk minggir aja malah mendekat ke depan lensa dan teriak-teriak.

Tidak ada masalah dengan pemain. Dengan kru ya seperti biasa, berantem dikit dan baekan lagi di akhir produksi. Hujan membuat film ini lebih asyik, aku suka lampu-lampu yang memantul di sisa air hujan di atas aspal. Apapun yang terjadi, aku selalu merasa beruntung kalo shoting. Gak tahu memang bener-bener beruntung atau karena memang nrimo, mungkin yang kedua. Di film ini tiba-tiba aja aku punya supporting actor dadakan, Rain/Bi/Jung Ji Hoon (I'm Cyborg But Thats Ok, Full House). Ternyata dia memang sangat profesional. Thanks, Bi!

Huan Chen Guang: CATATAN PRODUKSI #02

Busan, 25 December 2007
http://isfansyah.blogspot.com/2007/12/catatan-produksi-02.html

Biarkan saya sharing sedikit tentang apa yang saya alami hari ini dan pemahaman saya tentang filmmaking sejauh ini selama saya berproses. Kalo ada yang kurang berkenan dengan pemikiran-pemikiran saya ini, marilah kita berdiskusi.

Buat saya membuat film adalah bukan urusan menulis apa saya yang ada di dalam pikiran kita, merangkai dalam sebuah cerita dan berusaha dengan segala cara merealisasikan dalam sebuah gambar dan suara. Saya setuju dengan konteks "merealisasikan" tersebut, tapi kemudian yang perlu kita bicarakan disini adalah bagaimana cara merealisasikan apa yang ada di pikiran kita, dan memilih pikiran kita yang mana yang akan kita realisasikan.

Hari ini saya belajar banyak karena shoting di sebuah tempat yang sama sekali tidak saya kenal secara fisik dan emosinya. Setelah menulis naskah hingga draft terakhir, seperti biasa saya yakin bahwa naskah tersebut pasti berubah setelah proses casting, hunting lokasi, shoting bahkan editing. Oleh karena itu setelah menulis naskah saya tidak mau berfikir tentang adegan atau bahkan merancang shot sebelum melihat lokasi, atau lebih tepatnya merasakan soul yang ada di lokasi. Beberapa teman mengajak saya berdiskusi, saya selalu diam. I don't have any idea.

Yang saya inginkan adalah datang, berfikir dan menentukan apa yang saya ingin lakukan. Karena saya butuh rangsangan untuk saya bisa merasakan dan berfikir. Tidak harus seminggu sebelumnya atau bahkan beberapa bulan sebelumnya. Bisa jadi lima menit sebelum shoting, hanya berikan saya waktu lima sampai sepuluh menit ketika sampai di lokasi. Silahkan beristirahat menunggu saya berfikir, kalo kebetulan hari itu otak dan hati saya sedang malas di ajak bekerja, paling lama 30 menit. Dan naskah biasanya berubah di proses ini, lebih sering adegan yang pasti berubah. Itulah pengertian film independen secara personal buat saya. Ketika saya bilang butuh ruangan sexy, saya percaya dengan definisi ruangan sexy versi kru saya. Saya tidak akan bilang dengan lampu yang redup, warna yang merah dan dengan tembok motif celana dalam. Tentunya sebuah cara dan pola kerja yang berbeda dengan film industri atau apalah istilahnya.

Membuat film adalah bagaimana kita bisa merasakan apa yang ada di sekitar kita dan merealisasikan serealistis dan sesolutif mungkin. Hari ini saya belajar banyak karena disini saya benar-benar tidak tahu dengan lokasi yang akan saya dapatkan baik secara visual maupun emosional. Biasanya mungkin lebih mudah untuk melanjutkan proses pekerjaan saya. Ketika kita sepakat malioboro, saya langsung bisa tahu secara visual dan feel yang ada di malioboro. Yang perlu dilakukan hanyalah lihat, rasakan, pikirkan, putuskan dan lakukan.

Darezhan Omirbayev
Saya jadi ingat dengan Darezhan Omirbayev saat menjadi mentor saya di salah satu workshop. Dengan berapi-api saya menunjukkan story board dan menjelaskan dengan broken english tentang konsep scene yang akan saya sutradarai :
"I want make compotition frame like this!! Cause what i want is the machine will be powerfull than human!! So..the picture must be green (apa hubungannya?-red)!! and i think audience of our film will be understand if human is just a human in the middle of fu*c**n' machine in Korea!!!

Dia cuma manggut-manggut dan bilang :
Maybe..
Dalam waktu yang cukup lama saya salah mengartikan kata "maybe"-nya dia itu dan terduduk lemas di kursi. Waktu itu saya hanya berfikir karena dia tidak bisa bahasa inggris dan translatornya sudah terlihat capek untuk bekerja. Tapi ternyata "maybe"-nya dia itu mempunyai makna yang dalam beberapa tahun bulan kemudian. Benar, saya dulu adalah orang yang sangat membangga-banggakan tekhnis, dan saya pikir memang semua pembuat film mengalami masa yang memang penting itu, tekhnis.

Yang dimaksud "maybe" oleh Omirbayev adalah bahwa kamu bisa saja merencanakan apa yang ada di isi kepalamu, tapi kamu tidak akan pernah tahu seperti apa yang akan terjadi nanti di lokasi. Seperti halnya ketika kamu menggambar baju untuk pemain, kamu tidak tahu apakah kamu benar-benar akan menemukan baju yang sama dengan yang kamu gambar. Maka, marilah kita jalan-jalan ke lokasi daripada duduk-duduk disini membicarakan naskah yang sebenarnya sudah selesai kemaren. Atau naeklah ke kamarmu dan bawalah semua baju yang kamu punya, dan marilah kita pilih baju yang bisa dipakai oleh pemain kita.

Lima menit setelah itu aku udah datang dengan semua bajuku yang belum dicuci dan semua sepakat memakai salah satu bajuku dan sepakat agar tidak mencucinya karena katanya bau keringatku di baju itu sangat bisa memberikan soul bau seorang tenaga kerja asing di Korea. 30 menit setelah itu kita sudah berada di pinggir pantai dan merasakan lokasi sambil berdiskusi yang lebih nyata. Dua jam kemudian aku sudah berada di dalam sebuah pabrik dan sama sekali tidak merasakan human is just a human in the middle of machine.

Tsai Ming Liang dan Istvan Szabo
Beberapa waktu kemudian saya juga berkesempatan mengikuti masterclass yang di isi oleh Tsai Ming Liang. Sutradara yang sangat saya puji-puji setelah saya menonton Goodbye Dragon Inn. Saya agak cuek dengan isi masterclassnya karena tujuan saya yang pertama adalah minta tanda tangan di ticket film terbarunya dan yang kedua adalah foto bersama. Walaupun setelah berhasil foto..eh, dia malah pas merem. Tapi tetap ada sesuatu yang saya dapat dari masterclass itu. Sebelumnya saya berfikir kalo apa yang dia pikirkan adalah sangat tekhnis dengan memutuskan meletakkan kamera dan membiarkan begitu saja. Tapi di siang itu dia hanya bilang karena memang itu yang bisa saya lakukan.

Kemudian Istvan Szabo di masterclass kedua juga melakukan penjelasan yang hampir sama dalah hal tekhnis-tekhnisan ini. Di awal kelas dia menyuruh semuanya untuk tutup mata. Dan ia hanya mengatakan "Flower!! Please imagine that!! The Flower!!" Aku sih hanya tutup mata dan masih terbingung-bingung dengan apa yang akan dia lakukan. Belum ada gambaran apa-apa di kepalaku, dia sudah menyuruh membuka mata dan tepat dihadapanku seorang sutradara golongan tua tersebut sudah tersenyum sok manis dengan setangkai mawar merah di tangannya. Kemudian dia menanyai kami satu per satu bunga seperti apa yang tadi di bayangkan, dan bagaimana setelah melihat bahwa bunga yang ada dan nyata adalah sebuah mawar berwarna merah.

Wong Kar Wai
Yang lebih kaget lagi sebenarnya jawaban Wong Kar Wai ketika ditanya tentang urusan tekhnis di Chungking Express dan bagaimana cara kerjanya dengan Chris Doyle. Dia hanya bilang kalo di film itu dia sama sekali tidak pernah membicarakan tekhnis. Bahkan di film-filmnya yang lain dia juga tidak pernah membicarakan urusan teknis dengan Chris Doyle sebelumnya.

Saat di kejar lagi dengan tekhnis hand held dan jump cut di Chungking Express. Dia hanya bilang tidak pernah merencanakan tekhnis itu. Awalnya Chris Doyle bekerja seperti biasa, dengan gerakan kamera yang halus dan setting kamera yang sangat lama. Wong Kar Wai hanya bilang buang aja tripotmu dan bekerjalah seperti kameramen CNN karena aku butuh cepet. Mengingat film itu shoting di pusat keramaian dan tanpa ijin. Sedangkan menjawab tekhnis jump cut ia hanya bilang itu dia lakukan di editing karena memang banyak gambar yang bocor, banyak orang-orang yang bersliweran di pasar yang ramai itu dan melihat ke lensa kamera saat shoting, maka di potonglah bagian itu.

Maka dari itu ketika hari ini seorang teman yang bantuin di produksi mengabarkan kalo belum bisa melihat lokasi untuk motel dan menanyakan apa yang hari ini bisa dilakukan untuk shoting besok. Saya hanya bilang..tiduur aja yuuuuk..ngantuk nih, dingin lagi. Hooaaaheeeem.