Kamis, 23 Mei 2013

KoFI Sumut Putar Empat Film Bertema Bohong


Komunitas Film (KoFi) Sumut memutar perdana empat film dari empat sutradara berbeda yang tergabung di komunitas KoFi, Selasa-Rabu (21-22/5) di Lantai III Ruang Sidang FBS Universitas Negeri Medan.

Pemutaran empat film itu tetap dengan tema berkaitan. Dalam dunia perfilman, utamanya film pendek, penyatuan beberapa film dengan tema sama biasa disebut omnibus. Dan yang diputar di Unimed kemarin berjudul Kontradiksi, Ego, Kong X Kong, dan Segi Empat. Total durasi lima film tersebut mencapai satu jam lebih.

Adapun para sutradara yang terlibat dalam garapan film tersebut adalah Hendry Noorman dari Matasapi Films, Andi Hutagalung dari Media Identitas Film, Winda Mitari Utami dari Opique Pictures, dan Immanuel Gintings dari Manurojectpro.

“Sesuai temanya kebohongan, dari situ kita beranjak membuat film-film ini. Prosesnya sejak tahun lalu dan baru kelar bulan lalu. Sekarang baru dapat waktu yang pas untuk premier,” beber Immanuel Ginting, salah satu sutradara garapan tersebut.

“Se-simple apapun pemicu kebohongan, ternyata bisa mengakibatkan dampak berbeda. Hal itu yang kami coba pertontonkan lewat film ini,” lanjutnya.

Setelah diputar di Unimed, rencananya, film-film ini akan di-roadshow ke sejumlah kota di Sumut. “Sejauh ini kami lihat animo penonton cukup bagus. Terlebih kita premier bertepatan dengan acara Amelia de Amelia yang digelar FBS Unimed,” timpa Immanuel lagi.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya KoFi Sumut juga memberi penghargaan kepada Ahmad Bengar Harahap selaku Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Unimed. Bengar juga perwakilan Komunitas Lingkar Dokumenter Film (KLDF). Penghargaan diberikan sebab Bengar salah satu tokoh yang peduli dan mendukung penuh perfilman lokal di Sumut.

“Event seperti ini jelas sangat baik. Anak-anak muda, utamanya pelajar dan mahasiswa jadi punya hal positif dalam mengembangkan kreativitas,” kata Ahmad Bengar. (ful)

Sumber : http://www.hariansumutpos.com/

Premiere omnibus Bohong di Unimed

 photo by opique

MEDAN - Kreatifitas anak muda di Sumatera Utara khususnya di Medan patut diacungi jempol. Khususnya di bidang industri perfilman. Terbukti pada saat Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei kemarin, Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) memperkenalkan hasil karya dari beberapa sutradara Medan.

4 sutradara ini datang dari 4 komunitas film indie lokal Medan yang berbeda-beda berkumpul dan menciptakan satu karya yakni omnibus Bohong. Kelima sutradara ini adalah :

- Mid Films "Kong Kali Kong" Karya Andi Hutagalung
- Manuprojectpro "Kontradiksi" Karya Immanuel Prasetya Gintings
- Opique Pictures "Ego" Karya Winda Mitari Utami
- Matasapi Films "Segi Empat" Karya J Hendry Norman


Pemutaran perdana film mereka diadakan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan selama 2 hari berturut-turut dari tanggal 21-22 Mei 2013. Antusias penonton pun sangat besar. Mereka terlihat memenuhi ruangan pemutaran film tersebut. Tak hanya itu, para penonton yang mayoritas adalah mahasiswa mengambil kesempatan untuk berdiskusi dengan Andi dan kawan-kawan.

Omnibus Bohong merupakan kompilasi dari 4 film berbeda yang didasari satu tema yang sama yaitu 'Bohong'. Andi dan kawan-kawan merefleksikan bentuk kebohongan-kebohongan yang sering dilakukan orang-rang ke dalam bentuk film.

Film bergenre drama action ini menggambarkan kebohongan yang terjadi dalam urusan percintaan, keluarga, pertemanan, maupun kerja sama bisnis. Omnibus Bohong adalah kumpulan film pendek yang durasinya kurang lebih 75 menit.

Andi berharap dengan adanya pemutaran omnibus Bohong ini dapat menjadi trigger untuk membangkitkan industri perfilman di Medan yang sempat vakum beberapa waktu.

sumber :  http://www.waspada.co.id/

Pemutaran Film Omnibus “BOHONG”

PRESS RELEASE Komunitas Film Sumut (KoFi Sumut)
Gedung Sidang Lt. III, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan


photo by opique

Film Omnibus, atau yang juga dikenal sebagai Film Anthology adalah salah satu jenis film yang terdiri dari beberapa jenis film pendek yang berbeda, biasanya diikat bersama oleh sebuah tema, premis, atau adegan tertentu. Biasanya masing-masing film tersebut disutradarai oleh sutradara yang berbeda. Film Omnibus sendiri di Indonesia sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, mengingat sudah banyaknya film Omnibus yang diproduksi seperti Rectoverso (2013) dan Belkibolang (2011).


Kali ini 4 komunitas film yang tergabung dalam Komunitas Film Sumatera Utara atau KoFi Sumut menggelar pemutaran film Omnibus Sumatera Utara bertajuk “BOHONG” yang juga disutradarai oleh 4 orang yang berbeda, diantaranya: Hendry Noorman (Matasapi Films),  Andi Hutagalung (Media Identitas Film), Winda Mitari Utami (Opique Pictures), dan Immanuel P. Gintings (Manurojectpro) yang diadakan di Gedung Sidang Lantai III Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Dalam Omnibus BOHONG ini, terdapat 4 judul film yang menggambarkan makna kebohongan yang bervariasi, dan diinterpretasikan oleh kelima komunitas film Indie ini, yaitu: Kontradiksi, Ego, Kong X Kong, dan Segi Empa. Keseluruhan Film yang berdurasi total 1 jam lebih ini mencoba menggambarkan kebohongan yang dibungkus dengan genre fiksi drama-action. Se-simple apapun pemicu kebohongan, ternyata bisa juga mengakibatkan dampak yang berbeda. Hal inilah yang terlihat dalam film kali ini.


Pemutaran film ini merupakan Premiere dari rangkaian pemutaran film dan roadshow ke kota-kota di Sumatera Utara oleh KoFi Sumut. Antusiasme penonton terlihat dalam pemutaran film yang dilaksanakan selama dua hari ini di Unimed. Para penonton yang berasal dari beberapa kalangan ini, beramai-ramai menyaksikan pemutaran film Omnibus BOHONG ini yang dijadwalkan diputar dua kali sehari yaitu pukul 11:00 dan 13:30 WIB. Dan Pemutaran Film ini sendiri merupakan bagian dari acara Amelia de Amelia FBS Unimed.

Pada pemutaran film kali ini, KoFi Sumut juga berkesempatan memberikan penghargaan kepada Bapak Ahmad Bengar Harahap, S.Pd., M.Hum. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman dan Perwakilan dari KLDF (Komunitas Lingkar Dokumenter Film) Medan atas dukungan dan apresiasi mereka terhadap Perfilman Lokal Sumatera Utara. Penghargaan ini langsung disampaikan oleh KoFi Sumut disaksikan penonton yang baru saja menyaksikan Premiere BOHONG di hari terakhir pemutaran film ini.

Untuk rencana selanjutnya KoFi Sumut akan mengadakan Roadshow ke daerah Sumatera Utara dalam rangka diskusi dan pemutaran film BOHONG.
© Komunitas Film Sumatera Utara 2013

Premiere Omnibus Bohong Di Unimed

komunitas film medan
CAESSARIA INDRA DIPUTRI
WASPADA ONLINE

MEDAN - Kreatifitas anak muda di Sumatera Utara khususnya di Medan patut diacungi jempol. Khususnya di bidang industri perfilman. Terbukti pada saat Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei kemarin, Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) memperkenalkan hasil karya dari beberapa sutradara Medan.

4 sutradara ini datang dari 4 komunitas film indie lokal Medan yang berbeda-beda berkumpul dan menciptakan satu karya yakni omnibus Bohong. Keempat sutradara ini adalah :

- Mid Films "Kong Kali Kong" Karya Andi Hutagalung
- Manuprojectpro "Kontradiksi" Karya Immanuel Prasetya Gintings
- Opique Pictures "Ego" Karya Winda Mitari Utami
- Matasapi Films "Segi Empat" Karya J Hendry Norman

Pemutaran perdana film mereka diadakan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan selama 2 hari berturut-turut dari tanggal 21-22 Mei 2013. Antusias penonton pun sangat besar. Mereka terlihat memenuhi ruangan pemutaran film tersebut. Tak hanya itu, para penonton yang mayoritas adalah mahasiswa mengambil kesempatan untuk berdiskusi dengan Andi dan kawan-kawan.

Omnibus Bohong merupakan kompilasi dari 4 film berbeda yang didasari satu tema yang sama yaitu 'Bohong'. Andi dan kawan-kawan merefleksikan bentuk kebohongan-kebohongan yang sering dilakukan orang-orang ke dalam bentuk film.

Film bergenre drama action ini menggambarkan kebohongan yang terjadi dalam urusan percintaan, keluarga, pertemanan, maupun kerja sama bisnis. Omnibus Bohong adalah kumpulan film pendek yang durasinya kurang lebih 75 menit.

Andi berharap dengan adanya pemutaran omnibus Bohong ini dapat menjadi trigger untuk membangkitkan industri perfilman di Medan yang sempat vakum beberapa waktu.
(dat06/wol)

sumber : http://www.iyaa.com/

Film Kompilasi Anak Medan Tayang Perdana

Medan | Sumut24



Omnibus berarti kompilasi atau kumpulan beberapa film yang digabung menjadi satu tematik yang sama. Komunitas Film Indie di Kota Medan yang terdiri dari Matasapi Film, Mid Film, Manuprojectpro Film, dan Opique Pictures akan menayangkan secara perdana film indie kompilasi yang bertajuk Omnibus Bohong.

Film yang bergenre drama aksi itu dijadwalkan akan digeber pada Selasa (21/5) hari dan Rabu (22/5) di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (UNIMED) pukul 10.30 Wib dan 13.00 Wib.
Film tersebut akan dibuat dua sesi lantaran kapasitas ruangan yang terbatas. ?Rencana sudah dari 4 bulan yang lalu kami ingin membuat film ini," ujar Andy Hutagalung dari Komunitas Mid Film pada temu pers di Kopi Rimba, Jalan HM. Joni Komplek Puri Teladan Blok Catellia nomor 4, Senin (20/5).

Ditambahkan Galung, ini menjadi awal dari sebuah gerakan perfilm-an Indie di Kota Medan. Project pertama dari Komunitas Film Sumut. "Harapannya juga nanti kita bisa dikenal dulu oleh orang. Karena kebanyakan masyarakat belum mengetahui apa sebenarnya film indie itu," cetusnya.
Film ini bercerita dari segala aspek tentang kehidupan. Dimana ada persahabatan, kontradiksi, percintaan, perselingkuhan, sampai kepada persoalan proyek. Nah, kesemuanya itu mengkerucut menjadi satu ide yaitu tentang ?bohong?. Bohong tak terlepas dari sifat manusia. Tidak bisa dipungkiri dalam keseharian kalau kita pernah berkata bohong.

Simpel sih pesan yang ingin disampaikan dari Film ini," kata Hendri Norman dari Komunitas Matasapi Films.

sumber : http://www.sumut24.com/

Dengan adanya Premier ini, kita ingin mendapat apresiasi sehingga nantinya bisa untuk mengadakan Road Show ke beberapa daerah di Sumatera Utara," tambah Hendri yang berencana untuk membuat tematik omnibus tentang kepahlawanan.

Untuk harga tiketnya hanya dikenakan biaya sebesar Rp10 ribu. (pran)

Empat Sutradara Medan Garap Film “Bohong”


Empat sutradara film Medan berkolaborasi menggarap satu film kompilasi berjudul Omnibus Bohong. Film garapan Andi Hutagalung (Media Identitas), Muhammad Taufik Pradana (Opique Pictures), Hendry Norman (Mata Sapi Production) dan Immanuel Ginting (Manu Projectpro) itu, mulai diputar perdana di Kampus Universitas Negeri Medan, Selasa (21/5) kemarin.
Omnibus Bohong merupakan satu kesatuan dari lima film pendek yang digarap dalam waktu yang berbeda. Tema utamanya ialah kebohongan dari berbagai sudut pandang.

Andi Hutagalung mengetengahkan film pendek berjudul “Kongkalikong”, Taufik film “Ego”, Hendry film “Segiempat” dan Manu “Kontradiksi”. Total durasi film sekitar 1,5 jam dengan rata-rata durasi 15 menit per film.

Menurut mereka, ide Omnibus Bohong berawal dari keinginan untuk mengangkat film independen Medan yang selama ini sudah bergerak, namun dirasa masih membutuhkan motivasi semangat untuk berkarya.

 “Tidak ada niatan untuk mencari untung melalui film ini, tapi hanya ingin berbagi dan belajar,” ujar Andi Hutagalung kepada wartawan di Rimba Kopi, Jl. H.M Joni, Medan, Senin (20/5).

“Dan, yang tidak kalah penting ialah, supaya masyarakat Medan tahu bahwa, ada lho film buatan anak Medan yang selama ini mungkin belum semua orang tahu,

Disinggung mengenai biaya produksi film, kelima sutradara yang sebelumnya sudah menelurkan sejumlah film pendek dan dokumenter itu mengatakan, biaya produksi masing-masing film pendek terbilang relatif kecil bila dibandingkan dengan film layar lebar. “Sangat kecil, masih jutaan.

Karena di film ini kita memang tidak merekrut aktor dan aktris dengan bayaran tertentu. Bahkan, melalui film kita ingin melahirkan aktor dan aktris baru dari Medan,” sambung Andi.

Hendry menambahkan, semangat pembuatan film ini memang berangkat dari indie. “Jadi sangat berbeda dengan produksi film layar lebar.

 Untuk aktor memang tidak ada bayaran, tapi dari film ini, anak Medan kita ajak untuk berkreasi. Setidaknya bisa jadi media untuk portfolio jika memang ingin serius di film,” jelasnya.

Menurut mereka, penggarapan film seperti Omnibus Bohong diharapkan akan mampu memotivasi sineas film di Medan untuk terus berkarya walaupun tidak selalu memikirkan sisi komersil dulu. Namun, lebih kepada kreatifitas.

Memang, saat ini industri film Medan semakin menunjukkan perkembangan ditandai dengan munculnya sineas-sineas muda yang sudah berani menunjukkan karyanya ke publik. Meski demikian, harus diakui perkembangan itu masih terkendala infrastruktur, fasilitas dan teknik sinematografi.

“Wajar kalau buat film bagus itu biayanya besar karena fasilitasnya juga mahal. Tapi, kita punya semangat, dengan fasilitas kamera yang harganya tidak lebih dari Rp30 juta, kita mencoba memberanikan diri untuk buat film, yang pasti masih banyak kekurangan di sana-sini terutama dalam hal teknis.

Tapi, inilah kreatifitas yang kita buat,” kata Ridho dari Mataniari Production, yang juga hadir sebagai jurubicara kelima sutradara.

Pemutaran film Omnibus Bohong masih berlangsung hari ini, Rabu (23/5) di Fakultas Bahasa dan Seni Unimed, pukul 10.30 WIB dan 14.30 WIB. Penonton hanya membayar tiket Rp10.000 sebagai bentuk apresiasi.

 “Penjualan tiket yang terkumpul nanti akan digunakan untuk roadshow ke beberapa kota,” jelas Ridho. Roadshow juga akan dilakukan di kampus dan sekolah-sekolah. (tonggo simangunsong)

sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/

THE PREMIERE OMNIBUS BOHONG !!!!

Hamdallah!!!
Akhirnya setelah pemutaran trailer pada presconf dengan rekan-rekan media dua hari yang lalu, akhirnya hari ini pemutaran perdana film gue yang tergabung dalam omnibus Bohong.
Film kedua yang gue bintangi ini disutradarai Hendry Norman dengan judul Segiempat. Semoga nantinya gue bisa ngembangin bakat akting gue AMIIN!



sumber : http://gallery-caeszhaschmidt.blogspot.com/