Rabu, 09 Oktober 2013

Lauching Medan Haritage Tour 31 agustus 2013 - cerita medan tempo dulu


Medan Heritage Tour merupakan program yang sengaja digarap sebagai media/wadah bagi komunitas Medan untuk saling bersinergi dalam melestarikan warisan budaya kota Medan. Berangkat dari fenomena pembangunan kota Medan yang metropolitan dan kurang mempertimbangkan aspek pelestarian cagar budaya, maka kami menggarap program ini sebagai bentuk soft action. Program ini diresmikan sejak tanggal 31 Agustus 2013 oleh Plt Walikota Medan, Drs. H. T. Dzulmi Eldin S.MSi, serta melibatkan lebih dari 40 komunitas di kota Medan.

Medan Community Festival (pelestarian ruang terbuka hijau, bersama komunitas Taman pada tanggal 30 Juni 2013)

Launching Medan Heritage Tour (tema: Cerita Medan Tempo Doeloe pada tanggal 31 Agustus 2013)

•Membangun kesadaran dan kecintaan masyarakat tentang pentingnya pelestarian  Heritage di Kota Medan sebagai peninggalan sejarah.

•Menjadi sebuah media silaturahmi antar komunitas di Kota Medan

•Memberikan pilihan hiburan baru yang memiliki nilai edukasi yang menarik dan tidak monoton bagi masyarakat Kota Medan

Soft Action bagi pemerintah dan pemilik modal untuk melestarikan Heritage Kota Medan, tanpa merubah ataupun mengalih fungsikan bangunan/tempat yang sudah ada sejak dahulu.

•Penggagas : Rizky Syahfitri Nst & Irvan Deriza
•Anggota :
Masitah Kurniasari
Laurenzo Alamsyah 
Ronal 
Hary T. Nada Gultom  
Alia Amanda Anwar  
Nadhila Yasmin Q.A.  
Siti Adis Hadiyanti
Shiera Malta Thadea  
Anggi Dwina Gurning 
Raja Penawar Meliala 
Dewanty Ajeng Wiradita
Sarah Fadilla 
Anka Ayudhia 
Nurul Huda

Gathering Commuinities Medan
BWS Medan
onalkeating
Sumatera Membaca
Peanuts Band
Rasikal ART
Marching Band Usu
Medan Reenactors
Medan Guitar Jamm
Gendang Mulut
165 Nation
Agung Suharyanto
Mangaryawan
Retro Scoot 
Vespa Medan
Piknik Asik Medan
Medan Berkebun
BFLAct Medan
BloggerSUMUT
AIMTHEEND Medan
Fotografi Usu
Bayak Photograph
Opique Pictures
Focus Umsu 
Komickops
IMAFT Usu
IMIB Usu
cmrpkbisu
NBC Medan
Wanita Medan
Kakak Medan
Butet Galak
Sahiva Usu
Android Medan
Kuliner Medan
Bajaj Medan Bikers Club
Ikatan Jakadara
Medan Buzzer
TDA Medan
akber Medan
Komunitas Taman
Komunitas Seni Lukis
Media Identitas
Malam Puisi Medan
YJC medan
Standup Medan 
Parkour Medan
KSM Medan
Suara Usu
Medan Seminar
Hipmi Sumut 
Kamar Dagang Indonesia
dan banyak lagi 

5 Saran Terburuk untuk Pemilik Usaha Kecil

Ketika Anda memulai bisnis, Anda mungkin tidak kekurangan orang-orang yang bersemangat untuk memberikan nasihat. Tampaknya setiap orang, bahkan seseorang yang baru Anda kenal, memiliki pendapat tentang bagaimana Anda harus mengembangkan produk Anda, menjalankan pemasaran Anda, menangani keuangan Anda dan banyak lagi.
Namun, 5 nasihat di bawah  ini harus Anda hindari karena biasanya akan menjadikan bisnis Anda tidak berjalan lancar :

1 .  Rekrut orang yang Anda kenal 

Mungkin banyak  orang yang memberitahu Anda untuk selalu membuat sebuah tim dengan ” orang yang dikenal ” – contohnya teman, rekan kerja atau mantan karyawan yang Anda kenal dan percaya . Itu tidak sepenuhnya salah, tetapi keputusan terbaik adalah dengan mempekerjakan orang berdasarkan posisi tertentu di saat tertentu. Dengan kata lain, Anda harus menghire orang yang fokus pada keahlian dan keterampilan khusus, daripada mencoba untuk memaksakan orang-orang yang Anda kenal untuk masuk ke dalam posisi yang kurang mereka kuasai.

2 . Tidak ada ruang untuk Anda di pasar

Mungkin banyak orang mengatakan kepada Anda untuk mencoba menemukan ruang baru di pasar karena tidak cukup ruang bagi para pemain baru.
Namun, tahukah Anda kunci keberhasilan bisnis tidak selalu bergantung pada penemuan ruang baru, melainkan bagaimana Anda mendefinisikan perusahaan Anda dan tempatnya di market. Starbucks bukanlah perusahaan pertama yang menjual kopi, tetapi mereka merevolusi kedai kopi dengan mengawinkan experience dan kafein. Namun, banyak kedai kopi bisa membuka kedainya dan berkembang, meskipun ada Starbucks di sudut jalan.
Daripada berjuang dengan ide baru , lihatlah target industri Anda dan cobalah untuk melihat di mana ada kekosongan untuk diisi dengan cara Anda.

3 . Anda harus lebih murah daripada orang lain

Banyak perusahaan yang terkena perangkap harga. Anda mungkin berpikir satu-satunya cara agar bisa bersaing dengan “orang besar ” adalah dengan melawan mereka dari segi harga. Kemudian Anda menjatuhkan harga produk Anda. Tentu bisa saja bisnis Anda tumbuh, pelanggan senang, lebih banyak pelanggan datang, tetapi ngos-ngosan karena margin tips.
Banyak perusahaan muda merasakan tekanan memberikan diskon harga besar-besaran untuk memenangkan bisnis. Akuisisi pelanggan memang penting dan Anda bisa menarik pelanggan dengan tingkat harga yang rendah. Namun, Anda harus belajar untuk bisa melayani dan memberikan nilai lebih kepada pelanggan, dan bukan berarti Anda harus memotong harga Anda. Jika kompetitor Anda menurunkan harga, Anda harus menemukan cara baru untuk berbeda dengan yang lain, dan kemudian bekerja sekeras yang Anda bisa untuk menjadi luar biasa dan berbeda.

4. Media sosial itu gratis 

Untuk memulai usaha kecil saat ini jauh lebih mudah daripada satu dekade yang lalu, karena semua pemasaran bisa dilakukan gratis di Facebook, Twitter dan Yelp . Tentu saja, Anda tidak perlu membayar uang untuk bergabung di Facebook , membuat akun Twitter atau memulai sebuah blog. Namun, untuk membuatnya hidup itu tidak gratis. Mungkin bisa dianalogikan seperti memungut anak anjing. Memang gratis untuk memungutnya, tetapi Anda harus memberi makan, kasih sayang, perawatan dll.
Demikian juga media sosial. Anda butuh darah, keringat dan air mata untuk bisa sukses di sana. Dari membuat konten segar untuk menjaga conversation, media sosial membutuhkan komitmen nonstop setelah Anda mulai .

5 .  Anda harus menghabiskan uang untuk menghasilkan uang

Hal klise ini pasti pernah terjadi pada setiap orang yang memulai bisnis. Tidak sepenuhnya salah,  tetapi Anda harus mempelajari perbedaan antara uang belanja dan berinvestasi dalam bisnis. Tentu saja, dengan uang bisnis akan cepat maju, tapi hanya jika Anda menghabiskan uang pada hal-hal yang menghasilkan bukan dengan membuang-buangnya untuk hal yang tidak penting.

Sumber  : Mashable