Selasa, 22 November 2011

CARA MENJADI SUTRADARA TERBAIK

 
APA SEBENARNYA YANG DILAKUKAN SEORANG SUTRADARA?
 
Banyak orang gak tau apa sebenarnya yang dilakukan seorang sutradara film. Tapi kalau kita harus strictly to the point, maka seorang sutradara adalah orang yang bertanggung jawab atas layaknya sebuah film untuk dilihat, layaknya suara-suara yang diperdengarkan dan layaknya aktor memerankan adegan.
Seorang sutradara adalah orang yang selalu berada di lokasi set. Dialah yang berperan penting dalam hampir semua aspek pembuatan film. Mulai dari menyetujui model kostum yang dipakai, audisi para pemeran (casting), menentukan sudut pengambilan gambar (camera angle), menciptakan nuansa dan atmosfir adegan, pada saat editing pun ikut membantu memilih shot yang bagus, menentukan gaya penampilan pemeran, dan segala macam kreatifitas-kreatifitas yang harus ditampilkan oleh sebuah film. Tapi ini bukan berarti bahwa seorang sutradara mengerjakannya sendiri. Dia harus bisa memimpin sebuah departemen produksi untuk bersama-sama melakukannya, seperti kameraman, petugas lighting, juru rias, petugas dekor, dll.
Seorang sutradara professional harus bisa membuat ide-ide kreatif bersama seluruh pimpinan produksi. Mereka harus berkolaborasi!. Mengapa? Karena masing-masing pimpinan produksi pastilah memiliki keahlian masing-masing. Sehingga masukan ide kreatif dari masing-masing ahli itu akan sangat membantu untuk menciptakan film yang baik. Biasanya seorang sutradara selalu didampingi penulis naskah pada saat proyek film akan dimulai. Selanjutnya bersama editor dan penata musik pada proses akhir. Itulah sebabnya mengapa seorang sutradara harus bekerja mulai dari awal sampai akhir.
Dalam beberapa kondisi seorang sutradara kadang-kadang juga sebagai produser atau penulis naskah. Tapi umumnya seorang sutradara rada ogah menjadi kameraman. Karena sutradara harus lebih fokus pada pengaturan adegan. Masalah pengambilan gambar akan lebih baik dipercayakan kepada DOP (Director of Photography) yang bertanggung jawab pada kamera dan lighting. Karena pada dasarnya kameraman gak penting-penting amat memperhatikan penampilan actor. Mereka lebih fokus bagaimana menciptakan gambar-gambar yang bagus dan layak ditonton pemirsa.
Berbeda dengan sutradara film independent, maka biasanya sutradara akan merangkap beberapa jabatan didalam proyek film. Bisa saja dia sebagai produser, penulis naskah, kameraman, dan penyandang dana. Bahkan kadangkala dia pun bisa sebagai editor.
Ada dua cara kehidupan seorang sutradara dalam bekerja. Mereka bekerja sebagai sutradara lepas (freelance) yakni direkrut oleh berbagai produser atau perusahaan produksi film untuk menangani proyek film, atau mereka bekerja pada sebuah production house sebagai karyawan. Pilihan kedua biasanya lebih disukai karena pendapatan seorang sutradara akan lebih stabil. Tapi, pilihan mana pun yang dijalani, mentalitas sebagai seorang sutradara professional adalah hal yang utama..
Tidak seperti sebagian artis, aktor, maupun penulis yang biasanya terlahir dengan bakatnya, seorang sutradara harus mempelajari seni dari pekerjaan yang digelutinya. Melalui apa? yakni melalui :
  • Observasi dan tentu saja praktek.
  • Sutradara juga bisa belajar dengan cara menonton film-film karya sutradara yang lain.
  • Calon sutradara juga bisa belajar dengan memperhatikan cara sutradara lain bekerja di lapangan
  • Pengetahuan penyutradaraan juga bisa diperoleh dari membaca buku-buku tentang film atau mengikuti pendidikkan sinematografi bisa berupa kursus atau pendidikan formal
  • Satu hal yang pasti, tempat berlatih yang baik bagi calon sutradara adalah industri film itu sendiri. Intinya, terjun langsung dalam dunia film adalah pelatihan terbaik.
Memang tidak begitu banyak institusi pendidikan yang memfokuskan pada sinematografi di Indonesia, beberpaa perguruan tinggi diantaranya ada IKJ (Institut Kesenian Jakarta), ISI (Institut Seni Indonesia) Jogyakarta, dan Next Academy. Lain halnya kalau broadcasting (penyiaran), puluhan perguruan tinggi sudah membuka jurusan ini. Universitas Indonesia, UNPAD Bandung, Univ Moestopo, Sahid, AKOM BSI, Univ Tarumanagara, dan terakhir Univ Pancasila memiliki jurusan Broadcasting. Nah kalau tempat kursus diantaranya, School for Brodcast Media, PPHUI (Usmar Ismail), Diklat TVRI, Broadcast Center UI, dan CMC.
Selain institusi tadi, sutradara Rudy Soejarwo pernah mengadakan pelatihan penyutradaraan, juga Pop Corner yg terdiri dari bberapa sineas muda, terakhir Hanung Bramatyo juga mengadakan semacam pelatihan untu calon asisten sutradara.
Mengikuti pendidikan formal atau kursus bukan jalan satu-satunya, seperti yang diuraikan di atas bahwa ada cara-cara lain. Menonton karya sutradara lain juga penting dan ini juga dilakukan di perguruan tinggi semisal yang dilakukan di University of Southern California dan Academy of Motion Picture Arts and Sciences bahkan di Institut Kesenian Jakarta juga, bahkan menonton menjadi kewajiban mahasiswa. Sutradara Riri Riza menyukai sesi menonton ini yg diwajibkan di mata kuliah Sejarah Film.

Menjadi Cameraman Yang Handal

Tips & Trik kali ini saya catat dan rangkum saat saya mengikuti mata kuliah Teknik Kamera. anda bisa menggunakannya untuk kelancaran proses kerja anda yang mungkin memang ada kaitannya atau berhubungan dengan kamera dalam totalitas dan pekerjaan anda sehari-hari.
Jika masih ada yang perlu di tambahkan dan juga masukan buat saya pribadi dan umumnya bagi pembaca lainnya, saya tidak menutup kemungkinan adanya tukar informasi lebih lanjut.
Adapaun tips dan trik untuk kameraman antara lain adalah :
1. Diskusikan dan prediksikan hal yang tidak terduga yang akan terjadi dengan team, tentang apa yang akan kamu liput terlebih dahulu
2.Rekamlah selama 10 detik gambar kosong / color bar untuk memberi batas sehingga mempermudah pencarian gambar ketika editing
3.Periksa set up audio, jangan lebih dari 0db. hal paling mudah dilakukan ialah dengan melihat audio grafik jangan sampai merah
4.Setting atmosfer / natural sound di channel 1 dan wawancara di channel 2h
5.Merekamlah dengan selektif, jangan ada gambar mubazir ato goyang dan jangan pernah ragu2. Disiplinlah dengan star,stop dan record serta biasakan edit by kamera
6.Diamlah ketika mengambil gambar karena audio membuat video menjadi tiga dimensi dan kamu membutuhkan suara suasana sekitar
7.Jika harus mengarahkan obyek, jangan mengarahkan sambil merekan. Tapi arahkan dulu bila perlu memberi contoh baru rekamlah. Agar kamu mendapat natural soundnya tanpa ada suaramu yang berisik
8.Tahan semua shoot antara 8 – 15 detik untuk mempermudah editing
9.Jangan mengulang gambar dengan obyek,komposisi dan angle yang sama.
10.Minimalis pergerakan kamera. Pergerakan kamera akan sangat indah jika dibarengi maksud dan motivasi. Contoh : panning untuk menunjukan luas bangunan
11.Mulailah dan akhirilah pergerakan kamera dengan still shoot 8 detik, untuk mempermudah editing
 
12.Merekamlah dalam sequence : wide shoot,medium,detail,variatif angle
13.Selalu gunakan tripod ketika merekam subyek yang diam
14.Selalu gunakan tripod ketika wawancara subyek yang sedang duduk
15.Jangan malas dekatilah obyek ketika mengambil gambar, minimalis zoom in karena gambar akan labil dan goyang
16.Jika subyek yang kamu wawancara melihat / sadar kamera, taruh dia tepat ditengah Close Up / Medium Close Up
17.Rubahlah angle dan perspektif seindah mungkin. Jangan perlakukan kamera seperti matamu
18.Jika subyek melihat reporter, eye level composition sangat bagus. Gunakan aturan “nose room” and ” looking room” letakkan ujung hidungnya tepat di tengah kamera, jangan letakkan subyek di tengah dalam komposisi ini
19.Beritahu subyek supaya melihat reporter dan jangan pernah melihat kamera serta jangan membuat kontak mata selama merekam
20.Jika wawancara lebih dari satu subyek letakkan looking room yang berbeda antara satu subyek yang satu dengan yang lain
21.Sebagai gambar perkenalan ketika editing, rekamlah sequence perbincangan antara reporter dan subyek ( 5 – 8 angle )
22.Tebarlah pandangan jangan lengah waspadai setiap momen
23.Jadilah peramal dan prediksikan apa yang akan terjadi nanti
24.Untuk mendapat Depth Of Field yang sempurna, maksimalkan zoom in dan mainkan fokus
25.Buatlah sedikit efek untuk membuang kebosanan gambar. Change Focus antar satu subyek ke subyek yang lain, Efek Background menjauh / mendekat dari subyek : lakukan pergerakan track out sembari zoom in dan sebaliknya
26.Jangan ragu untuk mengambil gambar Extrem Close Up
27.Cobalah mengedit karena dengan begitu kamu akan tahu gambar apa yang mubazir dan mana yang kamu butuhkan
bagaimana-seseorang-menjadi-cameraman
Gunawan
Bagaimana seseorang menjadi cameraman?
(Bukan bagaimana menjadi seorang cameraman, lho…)
Masih lekat dalam ingatan, kala saya duduk di bangku sekolah dasar kelas satu, saat itu tahun 1971. Belum bisa menulis apalagi membaca. Pengalaman hari pertama bersekolah dilalui dengan banyak bermain dan menyanyi. Hingga ada saat ibu guru yang manis itu bertanya tentang cita-cita setiap murid.
“ Insinyuuuuuurrr…” teriak Rahman diikuti oleh beberapa temannya.
“ Saya dokter, bu Guru.” Kata Sri
“ Saya juga buuuu…” ujar murid lainnya.
Dua profesi itulah yang sering muncul saat ditanya cita cita. Dokter, insinyur, dokter, insinyur. Tak satu pun yang berucap ingin menjadi cameraman. Apalagi menjadi koruptor. Entah ada entah tidak, teman-teman SD saya yang terkabul cita citanya menjadi insinyur atau dokter saat ini , saya tidak tahu.
Sampai sekarang pun kalau kita bertanya pada siswa TK atau SD, jawabannya nyaris sama, malah sekarang bertambah: ingin jadi Presiden. Berkah reformasi mungkin. Nah… pertanyaannya, bagaimana seseorang bisa memiliki profesi sebagai cameraman? Berikut adalah hasil ngobrol santai saya dengan beberapa cameraman Liputan6 SCTV.
Adi Amir Zainudin:
“ Jutaan rupiah saya keluarkan untuk belajar camera, misalnya kursus, membeli bahan bahan, dan ikutan temen yang bekerja sebagai freelancer cameraman. Fotografi … Awal saya mengenal camera, kebetulan juga terlibat sebagai kru film dengan jabatan asisten cameraman tahun 1998.”
Adi, demikian dia selalu dipanggil. Punya angan untuk menjadi cameraman, karena sering bertemu dan berteman dengan cameraman. Lulus dari IAIN jurusan filsafat, Adi berkesempatan mengoperasikan kamera video, saat dia bekerja di sebuah rumah produksi. Tugasnya adalah merekam obyek urban landscape, untuk program dokumenter yang ditayangkan di salah satu televisi nasional.
” Saya sangat bergairah, waktu diminta shooting sendiri. Apalagi hasilnya buat ditayangin di TV. Semangatnya sih ingin membuat hasil bagus. Tapi akhirnya saya mengerti, kalo kamera video tuh nggak segampang kamera foto. Hasilnya gak sesuai seperti yang diharapkan. Malah bos saya ngomong kalo hasilnya, gak jelas mau apa.”
Sudah dua tahun lebih Adi bergabung di Liputan 6 sebagai cameraman. Menurut Adi ada 4 hal yang harus dimiliki setiap cameraman untuk mendapatkan hasil yang baik, yakni Visual/Estetika, Audio, Alur dan Voxpop. Lebih lanjut Adi mengatakan bahwa menjadi cameraman seperti penyair membaca puisi (dengan perkataan), cameraman harus bisa berkata-kata melalui gambar hingga penonton bisa menikmati. Adi sendiri ingin menjalani hidupnya, tetap sebagai cameraman profesional.
Novrianus Barend:
“ Boro-boro punya cita cita jadi cameraman, yang ada waktu itu adalah asal bisa kerja menghasilkan uang, dan gak mesti di televisi kerjanya. Kebetulan waktu itu ada lowongan di SCTV di bagian teknik, saya melamar dan diterima di divisi teknik logistik.”
Tepatnya 25 September 1996, Novri bergabung di SCTV, bertugas di bagian teknik logistik, melayani kru liputan untuk pengambilan alat-alat seperti kamera, tripod dll. Berkat lingkup kerjanya yang selalu berhubungan dengan kru liputan, Novri banyak memiliki kesempatan belajar tentang camera. Teknik pengambilan gambar ia dapat melalui ngobrol dengan cameraman dan menonton berita.
“Waktu lihat cameraman ambil kamera untuk liputan, keren gitu lho, perasaan jadi ngiri gitu. Kapan ya saya bisa jadi cameraman?”
Satu tahun lamanya pertanyaan di atas selalu berputar-putar dibenaknya, tidak dinyana akhirnya datang juga kesempatan Novri untuk meliput bersama reporter. Waktu itu Koordinator cameraman kehabisan kru, padahal ada peristiwa kriminal yang harus segera diliput. Ada orang mati ditembak!!!
“Sebelum meliput sendiri, saya sering ikutan temen-temen kriminal hunting malam, kadang kadang cameramannya kasih saya kesempatan untuk ambil gambar. Nah waktu disutuh liputan senengnya bukan main. Apalagi waktu tayang nama saya disebut sebagai cameramannya. Ternyata nikmatnya lebih dari yang dibayangin. Tapi saya belum puas lihat hasil gambar sendiri, walau koordinator bilang lumayanlah buat pemula.”
Tidak pernah merasakan pendidikan teknik kamera secara formal, makin memicu Novri untuk terus belajar. Walau otodidak hingga kini ia telah banyak menguasai berbagai macam skill seperti, Underwater Camera, pengiriman gambar via satelit dan VPN-IP serta editing gambar berbasis computer.
Meliput di daerah konflik seperti Aceh dan Ambon sudah sering dialami oleh bapak dua anak ini. Bahkan saat Aceh masih dalam kondisi darurat militer, ia sempat terjebak pada situasi kontak senjata antara TNI dengan GAM.
“Gak ada rasa takut waktu disuruh ke Aceh, walau taruhannya nyawa ya mau diapain, karena udah resiko pekerjaan kita. Saya selalu ingat omongan temen-temen yang lebih senior, untuk jangan berhenti belajar, jangan takut salah karena kalau gak pernah salah kita gak tahu mana yang benar.”
Ketika ditanya apakah akan tetap berprofesi sebagai cameraman.
“Gak tahu deh liat nanti aja,” ujarnya sambil pergi untuk minum kopi di kantin belakang.
Daeng Tanto:
“Lulus SMA gak bisa kuliah, karena kakak saya yang dapet jatah duluan, jadi harus tunggu tahun depan. Daripada nganggur saya nongkrong di sanggar senirupa sambil belajar melukis dan fotografi. Sering ketemu orang manggul kamera, jadi kepingin. Waktu itu sih perasaan kalo jadi cameraman kayaknya udah hebat.”
Sambil kuliah jurnalistik di Surabaya, Daeng Tanto bekerja di rumah produksi sebagai lightingman, kadang ia gulung kabel, atau juga sebagai cameraboy. Selama tiga tahun pekerjaan itu dilakoni sambil terus mengasah kemampuan tentang teknik kamera.
“Pertama disuruh pegang camera, langsung tangan ini dredeg (gemetar) takut salah. Tapi lama-lama biasa juga sih. Pas kerja di Liputan6 juga gitu, apalagi waktu itu meliput tawuran mahasiswa, posisi saya di tengah orang tawuran. Saking semangat campur panik jadi gak konsentrasi sampe salah rekam, mestinya merekam justru sebaliknya. Jadi gambarnya justru aspal sama pohon-pohon gitu.”
Keinginan Daeng Tanto saat ini adalah menjadi Video Jurnalist (VJ). Alasan pemegang gelar Sarjana Publisistik ini, pengetahuan dia mengenai dunia jurnalistik ditambah skill sebagai cameraman, cukup sebagai bekalnya menjadi seorang VJ.
“Malah kalau ada waktu dan kesempatan, saya mau ngajar, Mas!”
Dari cerita di atas bisa disimpulkan bahwa tidak mudah berprofesi sebagai cameraman, dan tidak seorang pun sejak awal ingin menjadi cameraman. Sampai suatu saat nanti, entah kapan, ketika tangan Anda harus memegang sebuah kamera dan Anda boleh berkata, ”Saya seorang Cameraman.”
Tapi saya masih berharap kelak, suatu saat saya menemukan siswa TK atau SD ketika ditanya apa cita citanya, ia menjawab: …CAMERAMAN!!!
Salam SCTV

Cara Menjadi Penulis Skenario

Teknik Penulisan Skenario Film

PENGERTIAN SKENARIO

Pengertian mengenai Screenplay atau Skenario menurut Syd Field dalam bukunya The Foundations of Screenwriting adalah :
”A screenplay is a story told with pictures, in dialogue and description, and placed within the context of dramatic structure. A screenplay is a noun – it is about a person, or persons, in a place or places, doing his or her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The person is the character, and and doing his or her thing is the action. (1994:8).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario itu adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik. Seorang penulis skenario dituntut untuk mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau televisi. Adapun fungsi dari skenario adalah untuk digunakan sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film.
TEKNIK PENULISAN SKENARIO :
1. Inti Cerita
Tahap awal dalam penulisan skenario adalah menetukan inti cerita yang akan dikembangkan menjadi sebuah skenario. Dalam inti cerita ini kita sudah mempunyai gambaran singkat tentang plot, karakter utama, maupun setting dari cerita. Inti cerita ini bisa berasal dari ide/inspirasi yang kita temukan baik dalam imajinasi atau fenomena keseharian kita. Banyak juga penulis skenario yang mengadaptasi novel, cerpen, atau puisi untuk dikembangkan menjadi skenario.
Inti cerita dari film Romeo and Juliet, misalnya, adalah percintaan antara dua orang anak manusia yang berasal dari latar belakang keluarga yang berlawanan yang pada akhirnya melahirkan tragedi.
2. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan menjadi skenario. Pada umumnya Sinopsis ditulis semenarik mungkin dengan maksud menggoda pembacanya untuk membaca skenario dari sinopsis tersebut. Panjang sinopsis biasanya dari setengah sampai dua halaman. Sebagai contoh, kita dapat membaca sinopsis dari film-televisi Gadis Misterius berikut ini :
“Kisah roman-tragedi tentang seorang pelukis muda yang terobsesi pada gadis cantik yang pernah dilihatnya di tepi jurang. Obsesinya itu menjadi kenyataan ketika dia berkenalan dengan Lilis, resepsionis di sebuah kafé yang mempunyai wajah sangat mirip dengan wanita impiannya itu. Cerita kemudian berkembang setelah wanita yang dicintainya itu pun tiba-tiba menghilang dan dia dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama kali berkenalan. Kenyataan-kenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk melakukan penyelidikan sampai kemudian dia menemukan jawaban yang sesungguhnya.”
3. Karakter
Karakter atau tokoh adalah merupakan salah satu unsur terpenting dalam skenario sama halnya dalam cerpen maupun novel. Akan tetapi dalam skenario, karakter harus lebih dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga berhubungan dengan kebutuhan aktor atau aktris yang akan memerankan karakter tersebut. Perincian karakter dalam skenario biasanya meliputi nama peran, jenis kelamin, usia, ciri-ciri fisik, sifat/prilakunya, pendidikan, kebiasaan, hubungan dengan karakter yang lain, dan sebagainya. Contoh perincian karakter adalah sebagai berikut :
Lilis, wanita berusia 25 tahun. Matanya teduh, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang wanita cantik yang selalu tampil sederhana, pekerja keras, dan baik hati. Dia juga tegar dalam menghadapi cobaan hidupnya. Meski dia selalu menghindar, namun diam-diam dia pun jatuh hati kepada Alam.
4. Plot
Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario. Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut :
Babak I :
Alam berkenalan dengan Lilis di sebuah kafe tempat Lilis bekerja, kemudian timbul rasa saling suka diantara mereka. Konflik mulai timbul ketika secara tidak sengaja Lilis bertemu dengan Pak Willy, Lilis kabur dan menghilang entah kemana. Alam terus mencarinya dan bingung karena dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama kali berkenalan.
Babak II :
Kenyataan-kenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk melakukan penyelidikan sampai akhirnya dia menemukan jawaban yang sesungguhnya, Lilis dan Pak Willy pernah menikah dan mempunyai seorang anak, namun Pak Willy tidak mau bertanggung jawab. Alam kemudian berhasil menemukan Lilis dan menyatakan keinginannya untuk menikahi Lilis, namun Lilis menampik. Alam pasrah. Pak Willy kemudian berambisi untuk memiliki Lilis dan anaknya kembali. Dia berusaha membujuk Lilis.
Babak III :
Lilis akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Alam, happy ending.
5. Outline
Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut :
1. Di Kawasan Puncak :
1.1. Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya,
1.2. Alam menghentikan kegiatan melukisnya begitu melihat seorang gadis berdiri di tepi jurang sambil memandang ke dasar jurang dan bersiap-siap melompat,
1.3.Alam yang melihat kejadian tersebut menjadi panik dan berteriak agar gadis itu tidak melompat,
1.4.Gadis itu tidak menanggapinya, dia tetap memandangi dasar jurang dengan tatapan kosong,
1.5.Alam berlari ke arah tepi jurang tempat gadis itu berada,
1.6.Alam tiba di tepi jurang dengan terengah-engah, namun dia tidak menemukan gadis itu lagi, dan seterusnya.
6. Scene
Scene atau scene headingscene heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT atau singkatan dari interiorexterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut :merupakan informasi tentang adegan. digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, sedangkan EXT atau singkatan dari
1. EXT. KAWASAN PUNCAK – PAGI
1. Action
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap sceneOutline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut : atau adegan yang merupakan penjabaran dari
1. EXT. KAWASAN PUNCAK – PAGI
Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya.
2. Dialog dan Parenthetical
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut :
8. INT. VILA PUNCAK – PAGI
Alam menghampiri dan melihat sebuah lukisan wanita yang terpampang di dinding ruang tamu. Dipandanginya lukisan itu lama-lama. Bersamaan dengan adegan tersebut, terdengar suara Alam.
ALAM
(V.O)
Aku tidak tahu pasti, apakah yang dia kagumi lukisanku atau wanita yang ada di dalam lukisan ini? Aku merasa tidak perlu tahu. Kalaupun dia mengagumi wanita yang ada di dalam lukisan ini adalah hal yang wajar karena akupun sangat mengaguminya, bahkan aku pernah melihatnya walau hanya sekejap.
ISTILAH-ISTILAH TEKNIS PENULISAN SKENARIO
Dalam penulisan skenario terdapat banyak istilah-istilah teknis selain yang telah disebutkan sebelumnya, berikut ini adalah istilah-istilah teknis lainnya yang umum digunakan, antara lain adalah :
CAMERA FOLLOW, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti pergerakan obyek
CAMERA PAN TO, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan kamera kepada obyek yang dituju dari obyek sebelumnya
CLOSE UP, petunjuk pengambilan gambar secara close-up
CUT TO, mengakhiri adegan secara langsung tanpa proses transisi
CUT TO FLASH BACK, petunjuk mengalihkan gambar ke adegan flash back
FADE IN, petunjuk transisi memasuki adegan secara perlahan
FADE OUT, petunjuk transisi mengakhiri adegan secara perlahan dari layar
FLASH BACK CUT TO, petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back
INSERT, sama dengan CAMERA PAN TO
INTERCUT, petunjuk potongan adegan dalam satu adegan/scene
ZOOM IN, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari jauh sampai dekat atau close-up
ZOOM OUT, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari dekat sampai jauh

Cara Menjadi Penata Artistik Terbaik

Mendefinisikan Seni

Sebenarnya hingga saat ini belum ditemukan definisi dari SENI. Namun paling tidak ada 3 definisi yang barangkali sedikit mendekati.
  1. Seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk menyenangkan
  2. Seni, merupakan emosi yang menjelma menjadi suatu ciptaan yang menyenangkan
  3. Seni, hasil getaran jiwa dan keselarasan dari perasaan serta fikiran yang mewujudkan sesuatu yang indah.
Coba kita renungkan atas usaha pendefinisian seni di atas. Apakah anda puas ? Tidak! Ahaa….berarti memang terbukti bahwa sangat sulit untuk mendefinisikan kata seni.
Namun, kalau boleh jujur ada sedikit benang merah yang bisa kita ambil, bahwa seni tumbuh dari perasaan yang dalam dan kuat menjadi suatu gagasan atau ide melalui berbagai macam proses berubah menjadi Karya Seni.

Jika kita pilah, hasil karya Seni tersebut bisa berupa :
Seni Rupa, bisa dilihat dan diraba
Seni Suara & Musik, berbentuk bunyi-bunyian
Seni Drama, pementasan
Seni Tari, gerakan
Sesi Sastra, tulisan dan perkataan

Menurut beberapa catatan, Seni bisa digolongkan sebagai berikut :

Liberal Art, dihasilkan oleh orang-orang yang merasa tinggi derajatnya. Umumnya krgiatan mereka melakukan hal-hal yang menyenangkan dan mempelajari ilmu pengetahuan.

Vulgar Art, diperuntukan bagi para budak dengan kegiatan yang dianggap kasar.

Penggolongan lainnya adalah :

Fine Art, kegiatan seni yang dilakukan semata-mata untuk keindahan. Penciptaan suatu karya seni yang berdasarkan kepentingan Estetis, seperti : Seni Tari, Musik, Sastra, Lukis, dan Drama.

Useful Art, disebut juga Applied Art atau Practical Art atau Technical Art yakni suatu cabang seni berdasarkan suatu kegunaan atau keperluan tertentu, seperti : perabotan,kendaraan,perabotan,dll.

Ada juga penggolongan berdasarkan :

Major Art, Nilai yang terkandung dalam hasil karya seni ini besar, untuk menciptakan hasil karya seni ini membutuhkan cita rasa yang tinggi. Contoh seni ini misalnya, Seni Lukis, Musik, Drama.

Minor Art, Nilai yang terkandung dalam seni ini dianggap kecil, tidak dibutuhkan cita rasa tinggi. Bahkan siapa saja bisa melakukan kegiatan ini, misalnya untuk Perabotan, Kerajinan, Pakaian, Hiasan.


Sifat Dasar SENI

Ada lima sifat dasar Seni, yakni :

Individual
Kreatif
Perasaan
Keabadian
Semesta

Kegiatan seni biasanya dilakukan seseorang tertentu, seorang individu yang khusus/khas. Karya seni senantiasa merupakan ciptaan individu, misalnya : Lukisan karya si X, Novel Karanngan si A, dst.

Seni, sebagai suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu menciptakan realita baru, sesuatu yang sebelumnya tidak ada.

Bagi karya seni tidak ada ukuran benar salah menurut pertimbangan akal manusia, karena apa yang diungkapkan seorang seniman melalui karya seninya adalah perasaan.

Seni memiliki sifat yang abadi, suatu karya seni tercipta dan selesai. Realita ini akan langgeng walaupun seniman penciptanya sudah meninggal. Seniman adalah merupakan satu-satunya pemenang dalam perjuangan melawan waktu.

Seni muncul dimana-mana dan tumbuh sepanjang masa, karena masnusia mempunyai perasaan. Seni, semacam bahasa yang dapat mengungkapkan perasaan itu.


Apresiasi Seni

Ada beberapa fungsi apresiasi dalam seni, yakni :

Penikamatan
Penilaian
Empati
Hiburan

Penikmatan suatu hasil karya seni akan menimbulkan rasa puas, kecewa atau tidak meimbulkan rasa apa-apa pada si pengamat.

Proses penilaian berlangsung dalam mencari nilai seni, memahami isi pesan dari karya seni, mengadakan perbandingan-perbandingan sehingga didapatkan suatu kesimpulan.

Pengamat turus serta merasakan suka-duka, pikiran, perasaan, pandangan hidup dan watak yang tercermin dalam karya seni.

Nilai Seni

Kita dapat menilai karya seni dari segi fisik dan psikis. Dari segi fisik antara lain :

Garis
Warna
Bentuk
Nada
Komposisi

Dan dari segi psikis adalah :

Ide
Aspek yang mengilhami
Filosofi
Kejiwaan
Aspek Kreativitas
Tehnik
Kepribadian


Teori Subyektif & Obyektif

Henry Home, Loard Ashley dan Edmund Burke adalah para ahli estetika, mereka adalah satu kelompok orang yang mendukung teori subyektif. Kelompok ini menyatakan bahwa keindahan pada suatu benda sesungguhnya tidak pernah ada karena yang ada hanyalah ungkapan dari perasaan dalam diri seseorang yang mengamati benda-benda tersebut.

Plato, Hegel,dan Benard Bosanquet berpendapat bahwa keindahan adalah sifat yang memang telah melekat dari orang-orang yang mengamati. Ciri-ciri khusus suatu benda yang menjadi indah adalah perimbangan antara bagian dalam benda tersebut indah. 

Tata Artitistik (Part 2)
dari berbagai sumber

Tata Artistik Televisi adalah bagian dari kru televisi, di beberapa stasiun televisi, Tata Artistik masuk ke dalam Departemen Artistik atau Art Departement. Di dalam departemen ini terbagi atas: Unit Dekorasi, Unit Properti, Unit Grafika, serta Unit Tata Rias dan Busana. Namun di beberapa stasiun tv di Indonesia tidak selamanya seperti ini, misalnya unit grafika (grafis) di bebrapa stasiun tv justru bertanggung jawab pada post production manager.

Sebenarnya apa yang menjadi tanggung jawab seorang penata artistik adalah semua benda yang dilihat penonton saat menyaksikan sebuah film atau tayangan sebuah acara. Pembuatan set, atau setting dari sebuah adegan menjadi tanggung jawab penata artistik
Sedikit berbeda dengan penata artistik televisi, seorang art director dalam struktur perfilman, bekerja di bawah pruction designer secara langsung, dan di atas set designer dan berada dalam level yang sama dengan set decorator. Kewajiban mereka yang terbesar adalah berbagai aspek administratif dalam art department, seperti pembagian tugas pada tiap personel, penyiapan bujet dan scheduling dan juga mengatur dan menjaga quality control. Biasanya juga mereka bekerjasama dengan bagian yang lain, terutama bagian konstruksi, tak heran karena tugasnya dalam membuat set dari sebuah adegan. Tugasnya bisa dibagi dua yaitu, pre produksi dan saat produksi.
Planning Meeting
Dalam pertemuan perencanaan program televisi atau planning meeting, produser memaparkan konsep acara yang akan dibuat. Dalam ha ini produser didampingi oleh sutradara atau pengarah acara televisi. Atas penjelasan ini, piñata artistk menguraikan rencana tata artistic untuk mendukung acara tersebut, uraian ini dipaparkan dalam bentuk floor plan. Berikutnya, masing-masing departemen mempelajari kembali apa-apa yang harus disiapkan. Kebutuhan set dekorasi, property,serta grafika adalah hal-hal yang sangat serius diperhitungkan secara detail oleh piñata artistic.

Production Meeting
Dalam pertemuan ini, pengarah acara bertindak memimpin acara meeting produksi. Masing-masing penangung jawab tim memaparkan tugas yang akan dilakukan secara lengkap, ini penting agar departemen lainnya juga memahami konsep acara secara keseluruhan. Dalam meeting produksi, peñata artistik sudah harus mengajukan anggaran yang diperlukan dalam tata artistik.  
Technical Meeting
Ini merupakan pertemuan terakhir, dimana masalah teknis dibahas. Segala kebutuhan produksi harus selesai dilakukan alias segala sesuatunya ready to use.

Pre production.
  • Melakukan bedah skenario. Ini untuk mengetahui semua set yang diperlukan untuk semua adegan yang termasuk dalam sebuah film, Jadi setiap adegan, setiap percakapan yang mengaitkan pada sebuah keadaan (misal berbicara di sebuah bandara udara), maka art director harus mulai membuat list set apa saja yang diperlukan.
  • Merinci apa saja yang dibutuhkan. Jika sudah tahu set apa saja yang dibutuhkan dalam membuat sebuah film, maka ia sudah dapat memulai membuat checklist benda-benda apa saja yang dibutuhkan. Tak hanya properti yagn kecil sebagai pemanis dari sebuah ruangan, namun juga set panggung misalnya atau apa saja yang membutuhkan konstruksi, di sini jika merupakan produksi besar, art director bisa bekerja sama dengan bagain konstruksi. Bahkan di beberapa produksi film, make up sampai wardrobe bisa menjadi salah satu tanggung jawab seorang art director untuk menyiapkannya. Misalnya saja, setting dari sebuah adegan adalah di tahun 1942 saat perang dunia kedua masih berkecamuk, ia harus dapat mencari properti benda-benda yang mewakili tahun tersebut sampai ke pakaian yang akan dikenakan oleh tokoh-tokohnya.
  • Merinci budget yang dibutuhkan. Tentu saja setelah merinci apa saja yang dibutuhkan, ia juga perlu merinci bujet yang harus dikeluarkan, jika memang bujet terbatas, maka denagn sendirinya ia harus pintar-pintar membagi bujet sesuai kebutuhan. Semakin ia pandai membuat set yang sesuai dengan aslinya dengan bujet yang standar, maka namanya pun akan semakin dikenal.
Production

Film telah dimulai pembuatannya, maka tiap scene pun art director perlu ada dan berada di dekat sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan yang diharapkan, sesuai dengan skenaro dan dalam tampakkan gambarnya pun terlihat nyata. Bisa saja ia ikut terlibat langsung, misalnya saja membetulkan letak set atau properti yang dirasa tak pas di adegan yang dimaksud. Kegiatan ini terus diikuti oleh art director, mulai dari bongkar pasang set, sampai ke penataan set sepanjang pengambilan gambar masih berlangsung.

Tata Artitistik (Part 3)

Komposisi

Memahami komposisi dalam tata artistik adalah suatu keharusan, karena komposisi adalah suatu unsur yang sangat penting dalam penciptaan karya seni. Secara sederhana komposisi diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam objek, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Jadi, pengetahuan tentang komposisi akan berguna untuk mendapatkan keseimbangan pandangan yang harmonis. Sederhananya, komposisi adalah salah satu istilah untuk mendapatkan keseimbangan bentuk.
Golden Section
Istilah golden section biasanya digunakan untuk menentukan proporsi yang tepat antara panjang serta lebar pada empat persegi panjang. Teori ini sebenarnya merupakan temuan bangsa Yunani Kuno yang digunakan selama berabad-abad.
Contoh golden Section yang baik misalnya perbandingan ukuran 5 X 3, dimana 5 untuk panjang dan 3 untuk lebar. Perbandingan lebar dan panjang yang lebih besar atau lebih kecil dari angka ini biasanya akan membuat bentuk lebih kurus atau memanjang sehingga terlihat kurang kokoh atau kurang seimbang.
Balance
Balance atau keseimbang merupakan kesamaan unsure-unsur yang berlawanan atau bertentangan. Walaupun kelihatan bertentangan, dalam sebuah karya seni sebetulnya saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Jadi, unsur-unsur yang bertentangan tidak perlu menggunakan bentuk yang sama, karena yang tidak sama juga dapat menghadirkan keseimbangan yang menarik dengan syarat terdapat kesamaan antara nilai masing-masing.
Harmonic
Harmoni atau keselarasan juga harus diperhatikan, takni dengan memadu unsur-unsur : Garis, Bidang, Bentuk, Warna, Nada, Rasa, dan Komposisi.
Dengan demikian, setiap unsur dari suatu karya seni adalah perlu bagi karya seni itu sendiri. Setiap unsur harus memerlukan, menanggapi dan memunculkan keselarasan bentuk.
Ritme
Dalam karya seni, Irama terbentuk karena pengulangan atau repetition dan gerakan atau movement. Paling tidak, ada tiga hal yang menjadikan terjadinya ritme atau irama:
  1. Pengulangan bidang dan bentuk atau garis dengan jarak dan bentuk yang sama
  2. Perbedaan ukuran/bentuk yang teratur dan berkelanjutan
  3. Perbedaan jarak dan ruang yang terus menerus antara bentuk dan bidang yang selaras dalam gerak.
Kontras
Kontras adalah perbedaan keadaan yang satu dengan yang lainnya secara mencolok atau berlebihan. Misalnya perbedaan tinggi rendah suatu obyek, vertical horizontal garis. Susunan warna yang bertentangan juga bisa menimbulkan suatu kontras. Intinya, kontras dibutuhkan untuk memberikan variasi pada penonton (kalau dalam hal ini film & tv) agar tidak menimbulkan kebosanan. 

Membangun sebuah set untuk pertunjukkan acara televisi bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Dimulai dari menterjemahkan ide/gagasan tim kreatif, membuat sketsa desain, membuat set desain, membuat maket, hingga membangun set itu sendiri.
Perhitungan matematika,fisika,dan tentu saja estetika (seni) menjadi satu keharusan agar sebuah set bisa menunjang sebuah acara televisi yang baik. Beberapa acara televisi yang mendunia bahkan punya standar sendiri, sehingga sebuah set di satu negara punya kemiripan dengan acara serupa di negara yang berbeda. Lihat saja panggung yang megah di acara musik World Idol, American Idon, Indonesian Idol, tampak mirip bukan ?
American Idol

Komposisi,warna,backdrop,ornamen,property,menjadi perhatian khusus seorang art director ketika membuat gagasan set design.
Set

Dengan adanya software 3D pekerjaan membuat set desain agak dipermudah. Software2 itu antara lain 3D Studio Max,Maya,3D Studio,dll.

Maket Karya : Agis Susanti CS
Gimana wardrobe buat talent cowok udah siap apa belum Ndah?” tanya Farrah, seorang Line Producer pada Indah dalam satu kesempatan persiapan shooting video klip. “Sebetulnya sich udah dapet Jeng, cuma ditolak sama sutradara tuh,…katanya kurang cocok sama karakter yang dia mauin”, jelas Indah dengan bibir monyong.
Wardrobe dalam arti sebenarnya adalah lemari dinding tempat menyimpan pakaian, awalnya nama “wardrobe” dimaksudkan pada sebuah ruangan di dinding yang menyatu dengan tembok. Sebutan lain untuk wardrobe adalah armoire. Namun, dalam istilah televisi dan film istilah wardrobe langsung dikaitkan pada masalah pakaian atau kostum pemain itu sendiri, bukan tempat peyimpanannya.
Memilih pakaian untuk sebuah pertunjukan film atau televisi bukan perkara mudah, selain harus punya sense of art dia juga mesti memiliki skill yang baik. Memang orang yang mengurus wardrobe tidak harus bisa merancang sebuah kostum tapi alangkah baiknya jika dia punya pengalaman bekerjasama dengan seorang costume designer.
imgred
Gambar :gastah.com
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pakaian di antaranya:
  1. Pilih pakaian dengan warna-warna yang sesuai dengan tema acara
  2. Hindari pakaian yang bercorak garis-garis kecil, baju dengan motif garis-garis kecil biasanya akan menimbulkan flickr.
  3. Jangan memilih pakaian dengan motif kotak-kotak kecil, ini juga akan mengakibatkan hasil visual yang flickr.
  4. Hindari kostum berwarna putih mengkilap apalagi polos tanpa corak
Adit sedang “membereskan” wardrobe peserta game show tv. Photo by Reni Umbara
Wardrobe yang unik dalam sebuah gameshow tv. Photo by Reni Umbara
Buku bacaan yang disarankan “Make-Up and Costume for Television” penulis Jan Musgrove


“Jeng……kok make up dia belang-belang begitu, rapiin dong…”, protes saya pada sebut saja Kriska, seorang make-up artist dalam satu kesempatan produksi acara tv. “Gw rasa cukup, gak apa-apa lah dia cuma piguran kan bowww…?” komentarnya enteng. ”Gak mau gw, pokoknya lu benerin lagian take masih 15 menitan lagi”, protes saya.
Sambil menggerutu si Kriska mulai “merapikan” make up si piguran tadi. ”Diki, kenapa sich lu tuh mesti detail banget, baru kali ini kerjaan gw diprotes orang” “Hehehe….tapi kan bagus gaknya make-up, lu juga yang bertanggung jawab.” kata saya “menenangkan” suasana. “Iya juga sich bowww…., cuma hari ini gw bener-bener capek”,komentarnya sambil membereskan beberapa bagian make-up di leher si figuran tadi. “Jeng, belum lama gw liat make-upnya presenter salah satu stasiun berita kok jelek banget, kira-kira kenapa ya?” tanya saya. “Jelek gimana maksud lu?” tanya dia penasaran. “Iya, setau gw kan si [sensor], belum tuir-tuir amir ya, tapi tadi pagi gw liat dia kayak lebih tua sepuluh taun dech” kata saya. “Hahaha…masa sich, yang nge-make up sengaja kali bowww…bikin make karakter” Beberapa krupun pada terkekeh mendengar omongan terakhir Jeng Kriska yang sudah malang melintang dalam soal poles memoles tubuh manusia ini.
Makeup Tool
Sebagai bagian dari tata artistic, make-up mempunyai peranan yang sangat penting. Biar kelihatan akademis, sayapun mencari-cari apa definisi dari make-up itu sendiri. Ternyata ada beberapa definisi, tapi yang paling suka adalah ini,simpel banget. Make up adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah yang diperankan. Jadi, make-up itu ternyata seni juga ya booo…. Ba bo ba bo…emang gw kebooo, hehehe… Tentang seni itu apa gak usah saya jelasin ya, kan udah di pertemuan sebelumnya, pertemuan awal tentang mata kuliah Tata Artistik. Inget kan bowww…
Urutan make up secara sederahana adalah :
  1. Sunscreen
  2. Skin Enhancer (biasanya dipakai di daerah mata,hidung, dan pipi)
  3. Foundation
  4. Blush On
Bisa juga seperti ini :
  1. Mosturizer/sunscreen
  2. Primer/base make up
  3. Concealer
  4. Foundation
  5. Bedak
  6. Shading
  7. Mascara
  8. Eyeliner
  9. Eyebrow shadows & eyeshadows
Wuihhh…panjang kan? Tapi ada juga yang seperti ini :
  1. Moisturizer
  2. Sunblock
  3. Concealer
  4. Bluch on cream
  5. Bedak padat buat bawah mata
  6. Bedak tabur buat muka
  7. Eyeshadow
  8. Eyeliner
  9. Mascara
  10. Pensil alis
  11. Sikat alis
  12. Brow gel
  13. Bronzing/shimering di apple cheek
  14. Lipbalm
Jadi…..gak heran kan kalo cewek dandannya lama banget? tapi….arrrgggh….bukan ini yang akan saya bahas. Yang akan dibahas detail adalah bagaimana melakukan make-up karakter. Make up dengan tujuan khusus untuk karakter tertentu dalam sebuah film atau acara televisi.
O’ya…seperti biasa beberapa materi saya sarikan dari beberapa sumber, silahkan baca dengan damai…..
Make Up Karakter
Character Make up atau /Stage make up adalah untuk menampilkan watak tertentu bagi seseorang aktor dan aktris di panggung. Rias wajah karakter dimaksudkan untuk membantu aktor menggambarkan suatu peran dengan membuat wajahnya/ mukanya menyerupai muka peranan watak yang akan dimainkan. Untuk mengungkapkan gambaran watak tersebut dapat dilakukan rias wajah yang menonjolkan secara realistis maupun non realistis. Rias wajah karakter ini dipergunakan untuk persiapan-persiapan bagi acara siaran TV, film, sandiwara, pentas mengikuti suatu pola umum dan biasanya perias mengadakan rapat naskah (script conference) dengan produser atau sutradara sebelum atau sesudah membaca naskah.
Rias wajah karakter ini mempunyai ciri-ciri antara lain:
(a) garis-garis rias wajah yang tajam,
(b) warna-warna yang dikenakan dipilih yang menyolok dan kontras,
(c) alas bedak yang digunakan lebih tebal.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam merias wajah karakter yaitu:
(a) menganalisa gambaran watak yang diinginkan,
(b) mewujudkan gambaran watak tersebut dengan mempertimbangkan 8 faktor yang
menentukan yaitu:
1 ) keturunan/ras/genetik,
2 ) usia/umur,
3 ) kepribadian misalnya berwatak keras, ramah, berwibawa, lucu, atau manja,
4 ) kesempurnaan jasmani, atau adanya cacat yang menonjol,
5 ) kesehatan, apakah tokoh itu orang yang akan ditampilkan sakit-sakitan,
6 ) mode busana, tidak rias wajahnya saja, tetapi juga tatanan rambutnya, busana dan perlengkapannya yang menunjang,
7 ) lingkungan, seorang yang hidup di daerah tropis tentunya beda dengan mereka yang hidup di daerah sub tropis,
8 ) pendidikan seseorang yang berasal dari kalangan terpelajar akan tampil beda dengan yang kurang terpelajar baik dalam hal tata rias wajah, rambut maupun busana dan dan perlengkapannya.
makeup
Selain 8 faktor di atas ada 4 prinsip rias wajah karakter pada umumnya yaitu sebagai berikut.
1. Karakter tata rias adalah menggarap tata rias pada wajah untuk merubah wajah sesuai dengan peran yang dimainkan jangan sampai terlihat di tata rias, dilihat dari arah penonton. Ia harus kelihatan wajar, jadi harus memberikan gambaran yang nyata kepada penonton.
2. Tata rias jangan sampai mengganggu wajah pemain, crepe hair jangan sampai mengikat kebebasan urat-urat muka/wajah. Jadi jangan memberikan tata rias yang menganggu kenyamanan wajah pemain itu sendiri.
3. Make up seorang pemain kelihatan dari jauh yaitu di atas panggung di bawah sinar lampu, harus mempertimbangkan faktor (stage lighting) dan jarak antara penonton dan pemain.
4. Tata rias yang baik memberikan bantuan besar sekali pada pemain, jadi mempergunakan tata rias sebagai bantuan yang penting pada acting tetapi tidak sebagai pengganti untuk acting. Pokok-pokok aksen yang perlu dalam penggarapan rias wajah karakter adalah sebagai berikut.
  1. Pipi perlu diberi shadow.
  2. Dahi, banyak kerutan.
  3. Dagu ada kantongan.
  4. Pelipis akan mendalam, maka perlu diberi shadow.
  5. Pangkal hidung ada kerut-kerut.
  6. Mulut banyak pecah-pecah.
  7. Mata, penonjolan mata dan kantong mata.

Selain prinsip dan pokok-pokok aksen di atas, permainan warna merupakan satu faktor yang utama untuk menentukan berhasil atau tidaknya make up kita, karena tiap warna mempunyai tugas/fungsi sendiri-sendiri untuk menciptakan hasil yang dikehendaki dalam membuat karakter.
Bahan-bahan make up karakter adalah:
1. Adhesive tape
Pita perekat ± berukuran 3 cm gunanya untuk memudahkan bermacam-macam keperluan.
2. Shadow
Untuk memberikan bayangan.
3. Eye brow pencil
untuk memberikan aksen-aksen.
4. Tooth enamel
Berbentuk cair gunanya untuk membuat gigi ompong atau membuat bentuk gigi bergerigi bisa diganti eye liner pencil.
5. Nose Putty
Alat berupa lilin lembut tidak berminyak untuk menambah hidung/dagu.
6. Adhesive/spirit gum
Perekat rambut untuk pembuat jenggot, jambang atau kumis.
7. Crape Hair
Rambut untuk membuat jenggot, jambang, kumis atau alis.
8. Non-fleksible Callodion
Alat untuk membuat bekas luka.
9. Hair Whitener
Untuk membuat uban/memutihkan rambut.
10.Mary Quant Crayons
Untuk membuat garis-garis watak.
11.Latex Gum
Karet yang mempunyai perekat untuk membuat garis kerut. Alternatif kosmetik lain yang bisa dipakai untuk rias karakter:
  1. Nose putty bisa diganti dengan malam mainan.
  2. Adhesive/spirit gum bisa diganti dengan lem, lem bulu mata atau kanji (lem yang terbuat dari tepung kanji yang dimasak hingga jadi lem).
  3. Crape hair bisa diganti dengan benang wool.
  4. Hair whitener bisa diganti dengan pasta gigi atau lilin pelangi warnaputih.

Aida, make up artist sedang membereskan rambut seorang presenter gameshow tv


Make Charater, butuh ketelitian. Foto by Reni Umbara
Macam-macam rias wajah karakter
  1. Rias karakter dasar (tengkorak)
  2. Rias karakter orang tua (sedih/menderita dan gembira)
  3. Rias karakter dewas pria
  4. Rias karakter cacat/luka
  5. Rias karakter lucu/badut
  6. Rias karakter binatang
  7. Rias karakter nenek sihir

Ngomongin Warna (Tata Artistik Part 6)
beberapa teori disarikan dari berbagai sumber
Tunjukkan Merahmu….“, demikian salah satu tagline iklan sebuah rokok kretek. Memang ada apa dengan merah? Ya,…merah adalah salah satu warna. Merah bisa berarti keberanian, paling tidak ini yang saya masih ingat ketika zaman SD dulu. Pak Guru bilang (kebetulan guru yg dimaksud adalah Bapak saya sendiri, guru kelas 4 SD), merah artinya berani putih artinya suci, demikian kata Bapak saya waktu menjelaskan arti warna bendera Sang Saka Merah Putih. Bapak saya juga memaparkan eksperimen yg dilakukan Sir Isaac Newton dengan prisma percobaanya, cahaya dipantulkan pada prisma tersebut yang menghasilkan beragam wana indah : merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Untuk menghafal warna2 tersebut cukup dengan menyingkatnya dengan MEJIKUHIBINIU. Arggghhh…..sepertinya saya tidak akan lupa paparan bapak saya itu sampai kapanpun juga. Bapak saya kini sudah lama pensiun dari guru SD, beliau senang sekali kini anaknya menjadi dosen (walaupun ngajarnya cuma malem doang…..,hehehe…)
Saat ini, waktu saya menjelaskan arti sebuah warna di salah satu kelas AKOM BSI saya tiba-tiba teringat paparan Bapak saya along long time ago. Ya, warna ternyata memiliki makna teramat penting. Secara sosiologis ternyata makna warna akan berbeda di negara yang berbeda. Misal, warna kuning akan dimaknai sebagai kesedihan dan duka di suatu negara, tapi warna yang sama justru akan dimaknai sebagai warna ceria dan kemakmuran di negara yang lain.
Warna Menurut Para Ahli :
Thomas Young (ilmuwan Inggris tahun 1801), menyatakan manusia dapat melihat warna karena di dalam retina mata manusia terdapat tiga reseptor warna yang masing-masing peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Ia mengatakan bahwa warna-warna merah dan biru adalah warna primer cahaya. Ketika mata menangkap warna, maka informasi yang ditangkap mata tersebut dikirimkan ke otak, otak kemudian mengolahnya, sehingga manusia dapat menerima informasi tersebut sebagai sensasi warna.
Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen.
Menurut kejadiannya warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Sedangkan Warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Warna pokok additive adalah merah (Red), hijau (Green), biru (Blue). Lengkapnya bisa anda liat di Dasar-Dasar Seni Rupa & Desain” oleh Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto.