Sabtu, 18 Juni 2011

Mendaki Air Terjun Dwiwarna


tulisan Oleh Harry Yassir Elhadidy Siregar
photo oleh ridha annisa
video oleh Opique Pictures

Hutan di depan mata. Mulai memasang persiapan pendakian. Memanjat, menelusuri, tiarap, curam, terjal, kembali pada tanah datar serta menyebrangi sungai, menanjak, hingga akhirnya berhenti pada satu tempat dengan udara yang sangat dingin.

Ritme kegiatan itu akan selalu terekam di benak kita ketika berhasil menginjakkan kaki pada sebuah tempat berlanskap air terjun di kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan. Berjalan sekitar dua jam dari Bumi Perkemahan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara kita akan berhenti menikmati indahnya air terjun dengan dua warna berbeda. Akrab disebut Air Terjun Dwiwarna.!



Ini adalah sebuah air terjun yang terdiri dari dua warna yang berbeda. Ditemukan sepuluh tahun yang lalu oleh seorang petapa dari Tano Batak. Namun, beberapa tahun belakangan tempat ini baru bisa dijamah masyarakat. Tapi, tunggu dulu. Suhu air, kontur bebatuan, dan tampilan pemandangan pun berbeda. Dengan keunikan itu, tak salah jika tempat ini kita jadikan satu destinasi perjalanan berpetualang di Sumatera Utara.

Kita mulai perjalanan dengan mempersiapkan perlengkapan layaknya para pendaki gunung. Hanya saja, untuk petualangan kali ini ditambah dengan perlengkapan mandi bagi yang ingin menikmati kolam alam di tengah hutan. Jangan lupa bekal makanan dan minuman. Energi kita akan terkuras habis sampai akhir perjalanan.

Sebelum masuk ke dalam hutan, sekitar sepuluh menit berjalan dari bumi perkemahan, kita akan menemui sebuah rumah pada persimpangan yang menjadi tempat registrasi bagi pendatang. Ada beberapa tawaran yang diberikan. Bagi para pemula yang belum pernah memasuki kawasan itu dianjurkan menggunakan ranger. Ranger adalah perjalanan sampai ke tujuan. Biaya ranger dan izin masuk bervariasi. Sebesar Rp 200 ribu harus keluar dari dompet jika berpergian di bawah sepuluh orang. Sedangkan perjalanan yang terdiri dari sepuluh orang atau lebih, maka akan dikenai biaya Rp 20 ribu per orang.

Biaya ini sudah termasuk pembayaran ranger, biaya kesehatan apabila terjadi kecelakan, uang izin dua desa, administratif, dan jaminan keselamatan. Namun, apabila kita tak ingin menggunakan ranger, maka cukup membayar sebesar Rp 50 ribu rupiah. Biaya ini hanya untuk pembayaran izin dua desa. Setelah kesepakatan terjadi, perjalanan pun dimulai.

Memasuki area hutan, kita tak perlu takut. Hanya melewati beberapa dam dan medan yang tak begitu menguras tenaga. Hanya saja, kita akan memulai pendakian yang sedikit landai setinggi sepuluh meter. Setelah pendakian pertama ini, ada sebuah tempat peristirahatan yang disediakan dengan beberapa kursi dari kayu. Cukuplah tempat ini menjadi pilihan kita apabila terlalu lelah pada pendakian pertama.

Selanjutnya kita akan melewati kawasan hutan yang sedikit gelap karena cahaya matahari ditutupi oleh pepohonan yang cukup besar. Hati-hati di kawasan ini. Kita akan keliru terhadap jalan yang harus dituju. Tak ada satu pun jalan yang menunjukkan ke arah mana kita harus pergi. Bagi kita yang tidak dipandu oleh ranger, pergunakanlah perasaan sebaik mungkin.

Di akhir perjalanan adalah medan yang paling menantang. Kita akan melewati tanjakan dan turunan yang sangat curam. Dengan kemiringan 45 derajat, kita harus berhati-hati. Pergunakan tali jika kondisi sangat membahayakan. Bebatuan tajam dan terjal menemani akhir perjalanan ini. Pada turunan terakhir, permukaan tanah yang licin menjatuhkan siapa saja yang tidak berhati-hati.

Kita akan melewati sungai dengan bebatuan besar, 20 menit sebelum pemberhentian terakhir. Kewaspadaan akan batu yang licin akan menyelamatkan kita pada setiap bahaya yang akan terjadi. Perjalanan pun diakhiri dengan medan yang datar. Dengan dipandu ranger, kurang lebih dua jam kita akan melihat pesona air terjun di dalam Bukit Barisan.

Semua lelah akan terbayar di tempat ini. Air terjun setinggi 20 meter berwarna biru menyambut kedatangan kita. Di kanan kirinya mengalir air terjun kecil setinggi lima meter. Tak banyak, ada sekitar dua sampai tiga air terjun kecil. Kawasan seluas 10x10 meter itu bersuhu sangat dingin. Bak pesakitan yang disiram air saat angin menusuk tulang. Sangat hebat jika kita mampu berenang lebih dari 20 menit. Bisa saja kaki kita keram karena dinginnya air.

Jangan puas dulu dengan pemandangan yang satu ini. Pandanglah sedikit ke arah kanan, kita akan menyaksikan pandangan berbeda. Air terjun yang tampak berwarna putih berada pada permukaan bebatuan sedikit lebih tinggi. Tak hanya warna, kalau kita merasa kedinginan setelah berada di air terjun berwarna biru, suhu air di kawasan ini cukup memberikan kita kehangatan. Jadi, disini lah solusinya jika kita tidak memiliki perapian. Berendam.

Cukup membawa persediaan air selama perjalanan pergi. Karena untuk kembali ke luar hutan, kita bisa menampung air mineral langsung dari mata air bebatuan. Tak ada bedanya dengan air mineral kemasan yang kita beli. Setelah mengisi penuh kantung-kantung air, hutan pun siap menemani kita kembali sampai ke rumah masing-masing. Selamat berpetualang