Rabu, 27 April 2011

berdiri di seminar beswan with Nia Dinata



kesempatan memang tidak hadir dua kali dalam kehidupan, tapi mesempatan yang lebih akan datang apabila menjalankan kesempatan yang sederhana. ya itulah yang terlintas di benak ketika salah seorang beswan yaitu irwan sitinjak mengajukan kepada saya tuk menjadi peserta pitching seminar beswaan yang dilaksanakan di pengadilan semu fakultas hukum usu pada hari rabu 27 april 2011.

cinematography clinic with nia dinata seorang sutradara film yang saya gemari berjudul "quicky express" ini menjadi pembicara pada acara tersebut,di flayer yang saya terima menunjukan mulai pada pukul 01.00pm menunjukan acara ini akan mulai dengan onlime sesuai apa yang ditunjukan karena tertulis bukan wib (waktu indonesia bagian batak) karena yang kita ketahui tanah batak banyak karet eh ternyata acaranya juga ngaret dengan alasan chacksound, sehingga aku menunggu di anak tangga bersama teman seperjuangan seperti hary hydayat, amir fadly dan suryady.

banyak pencerahan dal ilmu yang saya dapat dan rasakan dalam acara seminar tersebut dan salah satunya bagaimana cara mempresentasikan atau mempromosikan film yang akan di produksi kepada investor atau produser, yang dikenal dengan istilah pitching.

pada acara itu saya, budi andana marahimin dan aubrey fanany menjadi peserta piching tanpa persiapan sebelumnya, hingga akhirnya menunjukan saya sebagai juara ke tiga, aubrey yang kedua dan budi menjadi juara pertama karena stok gambarnya yang sudah cukup jelas menceritakan project film yang akan di produksinya itu.



aku menjadi juara ketiga dengan sebab sebagai berikut :
1. komitmen dengan komunitas dalam ide yang akan di produksi ini jangan sampai jatuh atau di curi oleh orang lain.
2. terbata-bata karena aku berada di depan orang-orang yang luar biasa.
3. tanpa persiapan yang matang.
4. binggung apa yang akan di buat dalam presentasi dan durasi yang memburu.
5. pertukaran slide yang dilakukan oleh operator terlalu cepat sehingga banyak yang ketinggalan slah satunya peran, kandungan utama dan konflik dalam film, dan penyelesaiannya.

ya kira-kita begitu lah yang menjebak dalam keadaan yang sangat mepet ini namun itu semua menjadi pengalaman yang sangat luar biasa yang aku rasakan saat ini ditambah lagi dengan saya membawa pulang sweter beswan dan juga sertifikat dalam acara tersebut.

sungguh luar biasa.

isi ulang waktu

akhir-akhir ini rutinitas seakan bertambah memeluk erat fisik yang semakin melemah ini, waktu 24 jam seakan semakin sempit tuk menjalankan aktivitas. sempat terbesit dalam pikiran untuk membeli waktu orang lain, tapi apakah mungkin untuk itu semua?

Memang aku selalu bepikir aneh dan sering sekali berkhayal sangat tinggi tapi aku tetap berani untuk melakukan itu semua sebab jika aku hidup tanpa mimpi itu sama aja kau layaknya zomby yang hidup namun tak mengetahui apa yang harus di perbuat. namun dibalik mimpi yang konyol itu tetap harus ada usaha yang mendukung untuk mewujudkannya.

seandainya jika ada yang menjual waktunya aku akan bersedia membelinya, bayangkan saja ntah apa yang aku miliki namun seakan dibutuhkan, aku hidup penuh dengan keterbatasan dari fisik, materi, ilmu dan juga akses untuk itu semua.