Jumat, 04 April 2014

Opique Pictures untuk Android Kamu


buat kawan-kawan yang ingin kita selalu bersama, kamu bisa download aplikasi blog kita ini untuk android kamu.

gratis lho...
silahkan  Klik Untuk Download

jasa pembuatan / produksi videoclip musik di medan


buat kamu yang ingin membuat videoclip dengan ide brilian kamu sendiri, sekarang gampang...!!
Opique Pictures adalah sebuah rumah produksi yang bergerak di bidang jasa pembuatan audiovisual clip untuk musik (grup band maupun penyanyi solo). Selain itu kami juga menerima jasa pembuatan video untuk company profile, video tutorial, film fiksi dan film documenter. Didukung oleh para tenaga profesional yang berkompeten di bidang sinematografi, kami siap mendukung kepentingan promosi anda melalui media visualisasi.
 
Kami melayani pesanan dalam dan luar kota . Materi ( bahan video klip) berupa rekaman suara band kamu dengan segala format MP3 atau WAVE serta foto-foto band kamu atau rekaman video band kamu ,format video bebas AVI, MTS, MOV dll dan lirik lagu kamu semuanya bisa dikirim dalam bentuk softfile ke alamat kami atau secara Online.
 
Mutu video sesuai (tergantung) dengan materi yang kami terima. Semua hasil video klip sepenuhnya menjadi milik kamu, kami sangat menghargai hak cipta meskipun mungkin karya kamu belum di patenkan, pantang bagi kami untuk menjiplak atau mengakui karya orang lain sebagai hasil karya kami sendiri. Jika masih kurang paham bisa call atau sms kami. Rahasia terjamin. Ayo segera bikin Band kamu terkenal siapa tahu ada produser rekaman yang melihat talenta kamu dalam ngeband.
 
opique pictures hadir ditengah-tengah kamu semua tuk melengkapi gimana serunya kamu berkarya.
kamu tinggal sms opiq di 083197250111 lalu atur kapan kita ketemuan, nyatuin ide dan kita produksi asiknya videoclip kamu...

gak usa khawatir dengan biaya, semua biaya bisa kita bicarain sesuai kemampuan kamu..

tunggu apa lagi, ini kesempatan kamu tuk berkarya lebih dan lebih lagi..
tinggal hubungi opiq di 083197250111

ne beberapa karya kami

 

 


 

 

 

 

insyaallah puas....!!!!

alamat : jalan adam malik gang slamat no 21
medan ,  sumatera utara - indonesia

Editing Keren Dalam Proses Membuat Film

Puas rasanya usai take gambar terakhir dalam proses pembuatan film. Tentunya dengan catatan segalanya berjalan lancar, tanpa hambatan berarti. Namun, apakah lantas sebuah film bisa dinikmati begitu saja? Jawabnya, “Tidak”. Masih ada proses editing selama pascaproduksi. Dan, editor adalah orang yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terkait dengan editing film.

Sebenarnya, tak hanya editor yang harus tahu seluk-beluk editing. Setiap crew film pun sebaiknya memahami konsep dan proses editing. Sebab, pengetahuan itu akan sangat membantu untuk berpikir editorial tentang film yang dibuat. Proses menjalin setiap shot film secara runtut dan logis, hingga membentuk alur cerita yang indah, inilah inti dari editing.

Meski terkesan rumit dan butuh konsentrasi tinggi, mengedit film tetaplah sebuah pekerjaan seni. Jadi, sentuhan seni yang pas dan memikat juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan editor. Di sinilah sense of editing seorang editor benar-benar diuji. Semua itu akan memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan produksi sebuah film.
Karenanya, bisa dikatakan bahwa editor adalah penjaga gawang terakhir dari proses pembuatan film. Dalam hal ini, editor didampingi oleh asisten, yaitu sound engineer dan sound director. Sutradara pun biasanya akan menemaninya, sehingga tingkat ketepatan editing akan semakin terjamin.

Lantas, hal apa sajakah yang terangkum dalam proses editing untuk menghasilakan film keren? Simak beberapa poin berikut.

Perangkat Editing

Perangkat editing yang memadai sangat dibutuhkan ketika bikin film. Digital editing menjadi favorit kalangan perfilman, karena dipandang lebih praktis, simpel, mudah dioperasikan, dan harganya pun lebih terjangkau ketimbang piranti analog editing. Beberapa perangkat digital editing antara lain:
  • Satu unit komputer dengan prosesor dan motherboard generasi mutakhir, minimal Pentium 4.
  • Hard disc berkecepatan tinggi, juga dengan kapasitas memori yang besar untuk menyimpan file hasil capture dan olahan video.
  • Software editing, yaitu Adobe Premier, Ulead Video Studio, Pinneacle Studio, Final Cut.
  • CD room dan DVD RW atau CD RW
  • Fire wire dan camcorder untuk proses capturing.
Teknik Dasar Editing

Ada dua jenis teknik editing yang umum digunakan, yaitu:

1. Linear Editing/Analog Editing
Editing dilakukan dengan menata gambar satu per satu atau setiap shot secara urut dari awal sampai akhir, sehingga tercipta kesinambungan. Otomatis, jika editor melakukan kesalahan, maka ia harus mengulangi pekerjaannya mulai dari titik awal kesalahan. Karena itu, sangat dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi dalam linear editing.

2. Nonlinear Editing/ Digital Editing
Editing dapat dilakukan secara acak, tidak harus dikerjakan dari awal hingga akhir secara runtut. Oleh sebab itu, digital editing dianggap lebih mudah dan praktis. Jika terjadi kesalahan, editor pun tak perlu mengulangi hasil pekerjaannya dari awal.

Langkah-Langkah Editing
  • Logging
Proses memotong gambar, mencatat waktu pengambilan gambar, dan memilih shot sesuai camera report. Proses itulah yang disebut logging. Langkah ini diperlukan sebagai antisipasi jika kapasitas hard disc penuh. Dengan memilih gambar terbaik, maka hard disc tidak akan terlalu penuh.
  • Digitizing
Usai di-logging, editor akan merekam gambar dan suara. Inilah proses digitizing. Pada tahap ini, editor mengontrol kualitas gambar dan suara, agar sejalan dengan konsep film dan editing yang disetujui sutradara.
  • Offline Editing
Tahap ini adalah saatnya menata gambar dan suara digitized, sesuai skenario dan urutan shot yang telah ditentukan sutradara.
  • Online Editing
Online editing merupakan proses di mana editor memperhalus hasil offline editing. Selain itu, ia pun akan memperbaiki kualitas editing, dan berkreasi dengan menambahkan transisi dan special effect yang dibutuhkan.
  • Mixing
Proses mixing berkaitan dengan synchronizing audio, lalu menambahkan ilustrasi musik atau audio effect. Jadi, proses ini akan berlaku pada setiap dialog, musik, dan efek suara.

Sebagai gambaran jelas mengenai editing, perhatikan contoh ketika menyusun beberapa adegan berikut.

1. Establishing kamar pribadi
2. Tika membongkar tas sekolah sembari berdiri di depan cermin
3. Tika menggerutu kesal
4. Dari cermin, tampak Joe, pembunuh bayaran
5. Tika berteriak minta tolong
6. Tika membanting tas sekolah
7. Tika berlari ketakutan ke sudut kamar
8. Stock shot seekor tikus dimangsa ular

Beberapa adegan tersebut bisa diedit untuk menghasilkan dramatik adegan. Beberapa alternatifnya adalah:
  • Menyusun secara urut mulai dari shot 1 hingga shot 8
  • Menyusun adegan dengan urutan 8, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
  • Mengedit dengan susunan shot 1, 3, 2, 4, 5, 6, 7, 8
  • Urutan adegan itu adalah 1, 3, 2, 4, 6, 5, 7, 8
Mengontrol Hasil Editing

Mengontrol shot sesuai kebutuhan cerita kerap kali menjadi problem tersendiri saat pascaproduksi. Karena itu, sangat penting mengontrol shot dengan metode pemilahan sebagai berikut.

1. Fungsional
Shot diposisikan dalam fungsi informatik, dramatik, ritmik, atau sekadar sebagai transisi. Hal ini bermanfaat untuk menuntun perhatian penonton. Dengan beberapa shot di atas (shot 1-8), fungsi informatif terdapat pada shot 1, 2, dan 4. Fungsi dramatik ada pada shot 3, 4, 5, 6, dan 7. Fungsi ritmik pada shot 3, 4, dan 8. Sedangkan fungsi transisi dijumpai pada shot 1 dan 8.

2. Struktural
Cara ini berkaitan dengan ketepatan posisi suatu shot, saat menempati kedudukannya sesuai urutan ceritanya. Dalam hal ini, shot tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan. Penempatan masing-masing shot disesuaikan dengan konsep editing film. Dengan begitu, jalan ceritanya tidak kabur.

3. Proporsional
Proporsional shot memiliki hubungan erat dengan panjang-pendeknya sebuah shot. Dengan demikian, kekuatan setiap shot sebagai bagian cerita akan hadir secara nyata.

Semua konsep editing yang terpapar memang sangatlah umum dalam dunia perfilman. Agar menghasilkan film yang berkualitas, tentu saja kreativitas dan kepekaan editor menjadi salah satu kunci utama. Bukankah pascaproduksi (editing) adalah pintu paling ujung yang harus dilewati sebuah film, sebelum bertemu dengan penikmatnya?

sumber : http://www.anneahira.com/

Bermacam Genre FIlm

Apakah Anda selalu punya jadwal untuk nonton di bioskop? Atau apakah Anda gemar berlama-lama di depan TV sambil menatap layar yang tengah menyuguhkan sebuah cerita? Jika ya, bisa dikatakan, Anda adalah orang yang memiliki kesukaan menonton film.
Biasanya, film yang dipilih untuk ditonton memiliki keterkaitan dengan karakter diri Anda. Artinya, Anda hanya ingin menonton genre atau jenis film tertentu. Meskipun, jelas, banyak juga orang yang melahap semua genre film demi mengetahui rasa yang dihadirkan dalam setiap genre film yang sedang ditontonnya.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai genre film yang selalu bertebaran di bioskop atau layar TV Anda, baiknya simak ulasan di bawah ini. Diharapkan Anda bisa tahu rasa yang akan keluar dari alur cerita film yang Anda tonton.

Film Drama
Genre film ini memberikan alur cerita mengenai kehidupan. Keharuan lebih ditonjolkan dalam film ini agar penonton bisa ikut merasakan apa yang dirasakan para tokohnya.
Tak jarang, air mata dikuras dalam perjalanan film ini hingga selesai. Hentakan-hentakan yang dihadirkan dalam film ini pun terkait dengan emosi tokoh terhadap masalah yang tengah dihadapinya.

Contoh film drama; Romeo and Juliet, Remember Me, Hachiko, Dear John, dan sebagainya.
Genre film drama memiliki beberapa alur, diantaranya;
  • Drama Musikal; film drama yang beberapa scenenya mengajak penonton bernyanyi bahkan menari. Contohnya, 3 Idiot, My Name is Khan, Grease, High Scholl Musical, Dawai 2 Asmara, dan sebagainya.
  • Drama Komedi; film drama yang di dalamnya memiliki unsur menggelitik dan bisa membuat tertawa. Contohnya, Proposal, Back Up Plan, Pretty Woman, dan sebagainya.
Genre film ini juga memiliki turunan lagi;
Drama Religi Komedi; film drama yang dibalut dengan unsur religi dan komedi. Contohnya, Jiung & Si Pandir Dari Betawi, Para Pencari Tuhan, dan Islam KTP.

Film Laga
Pertarungan demi pertarungan dihadirkan pada genre film ini. Bahkan, ada beberapa scene yang hanya mempertontonkan seni bela diri saja tanpa ada suatu percakapan.
Penonton seperti dibawa ke dalam kecepatan gerak tubuh para tokoh yang tengah berkelahi. Biasanya, orang-orang yang gemar bela diri cenderung menyukai genre film ini.
Contoh film laga, Merantau, Ip Man, Film-film yang dibintangi Bruce Lee, Jet Lee, Jackie Chan, Zhao Wen Zhuo, dan sebagainya.

Film Horor
Genre film ini terkait dengan legenda menyeramkan pada suatu daerah atau legenda yang sengaja dibuat untuk menghadirkan film ini. Penonton akan sering berteriak ketika menonton genre film ini, karena tanpa disadari tiba-tiba saja hantu muncul di layar.
Contoh film horor, Kuntilanak, Suster Ngesot, The Ring, The Hunting, Exorcist, dan sebagainya.

Film Thriller
Film Thriller selalu menegangkan dan tak luput mengandalkan logika. Karena, sepanjang jalan cerita Anda akan disuguhkan dengan peristiwa pembunuhan. Hal ini memacu ketakutan tersendiri dalam diri. Tapi, jika Anda tidak suka dengan alur seperti ini, lebih baik hindari genre film thriller.

Contoh film thriller, The Collector, Perfume; the story of murderer, Scream (1, 2, 3), Urban Legend (1,2), I Know What You Did Last Summer, The Bone Collector, dan sebagainya.

Film Fantasi
Film yang alur ceritanya di luar nalar manusia. Sesuatu yang tidak mungkin, akan terjadi di film ini. Kelebihannya, film ini akan selalu menyodorkan sesuatu yang membuat decak kagum penonton akan makhluk dan benda-benda yang tidak ada dalam kehidupan nyata.
Contoh film fantasi, Harry Potter, Twilight, Narnia, Lord of the Ring, Avatar, Spiderman, Dragon Ball, dan sebagainya.

Film Animasi
Anda penggemar kartun? Jika ya, tidak salah memilih genre film ini.
Contoh film animasi, Spongebob Squarepants, Avatar the legend of Aang, Chalk Zone, Cinderella, Beauty and the Beast, dan sebagainya.

Film Komedi
Genre film ini mampu mengocok perut. Sebabnya, alur cerita yang disodorkan adalah kelucuan. Tangis atau amarah berlebihan yang didramatisir tidak dipakai pada alur dalam film ini.

Contoh film komedi, Mr. Bean, Darma and Greak, Friends, OKB, Kejar Suparman, Lajang, Bajaj Bajuri, dan sebagainya.

Film Perang
Biasa disebut juga dengan film kolosal. Bisa berdasarkan sejarah atau hanya sebuah imajinasi belaka. Namun, film ini melibatkan begitu banyak orang.
Contoh film perang, 300, Fatahillah, Brave Heart, The Patriot, Troy, Gladiator, The Last Samurai, dan sebagainya.

Film Ilmiah
Genre film ini biasa disebut dengan sci-fi. Ilmuwan akan selalu ada dalam genre film ini karena apa yang sesuatu mereka hasilkan akan menjadi konflik utama dalam alur.
Contoh film ilmiah, Jurassic Park, Splice, dan sebagainya.

Film Petualangan
Genre film ini adalah hadiah untuk Anda yang jatuh hati pada alam. Karena, alur film ini memang membawa penonton ke alam bebas. Anda akan dibawa berpetualang oleh film ini.
Contoh film petualangan, High Lane Vertige, dan sebagainya.

Film Biografi
Rujukan genre film ini harus akurat. Karena, film ini mengisahkan tentang riwayat hidup seseorang.
Contoh film biografi, Malcolm X

Film Dokumenter
Dibuat untuk mengabadikan kisah atau tragedi yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Contoh film dokumenter, film perjalanan para pejuang RI

sumber : http://www.anneahira.com/

Pengertian FIlm

Anda tertarik dengan dunia film? Entah suka sebagai penikmat saja atau memang ingin berkecimpung di dalam dunia perfilman? Banyak orang yang mengartikan film adalah movie. Sebuah tontonan yang kita nikmati di layar kaca atau bioskop. Nah, bila Anda serius ingin terjun dalam produksi film, simak terlebih dahulu ulasan ringkas tentang pengertian film berikut ini.

Apa pengertian Film menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)?
Bila kita mau membuka kamus KBBI Edisi Ketiga yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, kita akan menemukan bahwa pengertian film adalah ; 1. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif yang kemudian akan menjadi sebuah potret atau untuk gambar positif yang akan dimainkan di bioskop ; 2. Film adalah lakon (cerita) gambar hidup.

Awalnya film berupa pita film memang digunakan untuk memproduksi sebuah gambar hidup. Namun dengan semakin majunya teknologi, era digital pun melibas seluloid/pita film. Film dapat diproduksi dengan format digital, disebarluaskan juga dalam bentuk digital. Maka pengertian film pun bergeser.
Sebut saja dalam kata ‘memfilmkan’ artinya bukan berarti membuat seluloid atau pita film, tetapi membuat alur cerita atau novel menjadi sebuah gambar bergerak yang di dalam gambar bergerak itu terdapat konflik, artis, pemain, view dan lain sebagainya. Pengertian film dalam kata ‘memfilmkan’ pun menjadi arti dalam kalimat sebagai berikut : “Sutradara XXX akan segera memfilmkan novel ZZ.” Perfilman pun kini memiliki arti sebagai semua hal yang bersangkutan tentang film.
Pengertian film secara keseluruhan disebut juga sebagai sinema. Sinema sendiri dalam KBBI dijelaskan sebagai ; 1. Gedung tempat pertunjukan film ; bioskop; 2. Film : gambar hidup. Sinematografi adalah tehnik perfilman ; tehnik pembuatan film. Jadi sekolah sinematografi adalah sekolah untuk belajar tehnik membuat film.

Pengertian Film Adalah Seni
Pengertian film kini juga diartikan sebagai sebuah genre dalam kesenian. Seni tari, seni musik, dan juga seni film. Karena didalam sebuah film atau rekaman gambar bergerak, kita dapat menemukan berbagai jenis seni yang direkam. Contoh dalam film ada seni artistic : dimana pengambilan gambarnya harus indah, bagus dan enak dipandang. Seni musik juga menjadi hal yang erat dalam film. Sebuah film tanpa seni musik hanya akan menjadi film yang hambar. Seni peran atau akting juga sangat dituntut dalam sebuah film.

Dan berbagai jenis seni lainnya yang juga menjadi bagian dari sebuah film yang utuh. Dalam KBBI sendiri, seni diartikan sebagai ; 1. keahlian membuat karya yang bermutu (indah, halus, dsb) ; 2. Karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa. Film adalah sebuah karya mengandung unsur keindahan dan membuat film juga dibutuhkan keahlian. Jadi, wajar saja bila pengertian film sudah dikaitkan dengan seni.

sumber : http://www.anneahira.com/

Buat film – Tahapan Dalam Membuat Film Sukses

Buat film dibagi dalam beberapa tahapan ada tahap praproduksi dan tahap pasca produksi. Tahap pertama disebut praproduksi. Dalam tahap ini pembuat film melakukan persiapan pembuatan film yang meliputi, skenario, mencari pemain, sutradara, kru produksi, pemain dan persiapan-persiapan lainnya, termasuk menentukan lokasi syuting.

Dalam produksi sebuah film, penulisan skenario merupakan faktor terpenting dalam sebuah produksi film karena menentukan arah sebuah film atau kerangka sebuah film. Namun yang terpenting, scenario menjadi pedoman semua orang yang terlibat dalam proses produksi, utamanya, sutradara yang akan menentukan kemana film ini akan dibawa.

Dari scenario inilah sutradara akan menetukan adegan per adegan yang sesuai dengan tujuan film yang akan dibuat. “Skenario adalah embrio dari sebuah film” .

Buat film, juru kamera menjadi salah satu kunci suksesnya sebuah produksi film. Dari kepiawaian cameraman pulalah penikmat film bisa melihat gambar-gambar indah yang dihasilkan, tentunya sesuai dengan scenario yang dibuat. Kameraman, bertanggungjawab mengoperasikan kamera secara fisik dan memelihara komposisi seluruh adegan atau bidikan yang dimaksud. Dalam pembuatan film naratif, kameraman akan bekerja sama dengan sutradara, penata fotografi, aktor dan kru untuk membuat keputusan teknis dan kreatif. Pembuatan film, juga ditentukan kepiawaian seorang Kameraman. Pengetahuan dan kemampuan memilih lensa foto yang cocok, dan peralatan lain (keseran, mesin derek, dll) untuk mengambil adegan yang baik. Apalagi, teknologi saat ini sudah semakin canggih.

Buat film juga ditentukan pemilihan kru yang tepat. Pada pasca produksi, kru sangat menentukan tahapan demi tahapan sebuah produksi film. Mulai dari pemilihan pemain, lokasi, perizinan, mengatur biaya dan hal-hal lain yang berkaitan dengan produksi. Kru yang dipekerjakan sebaiknya kru yang mengerti seluk beluk dunia film dan bisa bekerjasama dengan semua pihak, agar kondisi kerja bisa terjalin dengan baik.

Setelah prapoduksi selesai, kemudian ada tahapan pasca produksi. Pada tahapan ini terdapat beberapa aktivitas seperti pengeditan film, pemberian efek khusus, pengoreksian warna, pemberian suara dan musik latar, hingga penambahan animasi. Setelah pasca-produksi selesai maka film siap untuk didistribusikan sesuai medium yang diinginkan. Bisa berupa film seluloid, kaset atau cakram video dan lain sebagainya.

Buat film sebenarnya tidak sulit. Secara tidak kita sadari, sebenarnya film ibarat kahidupan sehari-hari yang penuh dengan romantika. Cuma bedanya, dalam kehidupan sehari-hari, apa yang dilakukan tidak terekam oleh kamera. Dan, apa yang dilakukan, secara sadar atau tidak, kita sudah melakukan sebuah adegan. Sedangkan dalam film, adegan terekam oleh kamera dan ditampilkan secara menarik dan menjadi unsur terpenting. “Buat film sebenarnya tidak sulit jika kita sudah memahami apa yang akan kita buat”

sumber : http://www.buatfilm.com/

Bikin Film – Hobby atau Bisnis?

Bikin film merupakan sebuah tantangan. Selain pembuat film ditantang untuk memiliki dana yang cukup, skenario yang baik dan komunikatif, pemilihan pemain, penentuan sutradara dan penentuan kru yang akan mendukung sebuah produksi. Namun, kunci utama dalam membuat film adalah, adanya keberanian dalam berekpresi, dalam menuangkan ide dan utamanya adalah dana.
Bikin Film, memang ditentukan oleh dana. Sebab, tidak sedikit uang yang dikeluarkan oleh pembuat film karena banyak melibatkan orang, pemilihan lokasi, perizinan, pemain dan lain-lain. Jika tidak memiliki dana yang cukup, ada baiknya pemilik ide atau gagasan mencari orang yang mau mendanai proses kreatifitas tersebut.

Awalnya banyak orang yang menduga kesuksesan sebuah film ditentukan oleh jalan cerita yang baik. Namun ternyata anggapan itu tak sepenuhnya benar. Pendanaan juga menjadi faktor paling utama dalam sebuah produksi. Bisa saja dengan dana yang terbatas kita membuat film, namun harus diingat harus ada pengetatan di beberapa lini, dan akibatnya, jadwal tidak teratur.
Namun bukan berarti bikin film itu sulit. Jika tidak memiliki dana, bisa juga dilakukan secara ‘keroyokan’, utamanya untuk pembuat film pemula. Yang perlu diingat, ada semangat, keinginan pasti bisa diwujudkan.

Bikin Film sebenarnya tidak sulit. Secara tidak kita sadari, sebenarnya film ibarat kahidupan sehari-hari yang penuh dengan romantika. Cuma bedanya, dalam kehidupan sehari-hari, apa yang dilakukan tidak terekam oleh kamera. Dan, apa yang dilakukan, secara sadar atau tidak, kita sudah melakukan sebuah adegan. Sedangkan dalam film, adegan terekam oleh kamera dan ditampilkan secara menarik dan menjadi unsur terpenting.

Bikin Film dibagi dalam beberapa tahapan ada tahap praproduksi dan tahap pasca produksi. Tahap pertama disebut praproduksi. Dalam tahap ini pembuat film melakukan persiapan pembuatan film yang meliputi, skenario, mencari pemain, sutradara, kru produksi, pemain dan persiapan-persiapan lainnya, termasuk menentukan lokasi syuting.

Dalam produksi sebuah film, penulisan skenario merupakan faktor terpenting dalam sebuah produksi film karena menentukan arah sebuah film atau kerangka sebuah film. Namun yang terpenting, scenario menjadi pedoman semua orang yang terlibat dalam proses produksi, utamanya, sutradara yang akan menentukan kemana film ini akan dibawa. Dari scenario inilah sutradara akan menetukan adegan per adegan yang sesuai dengan tujuan film yang akan dibuat. “Skenario adalah embrio dari sebuah film” .

Bikin Film, juru kamera menjadi salah satu kunci suksesnya sebuah produksi film. Dari kepiawaian cameraman pulalah penikmat film bisa melihat gambar-gambar indah yang dihasilkan, tentunya sesuai dengan scenario yang dibuat. Kameraman, bertanggungjawab mengoperasikan kamera secara fisik dan memelihara komposisi seluruh adegan atau bidikan yang dimaksud.

Bikin film juga ditentukan pemilihan kru yang tepat. Pada pasca produksi, kru sangat menentukan tahapan demi tahapan sebuah produksi film. Mulai dari pemilihan pemain, lokasi, perizinan, mengatur biaya dan hal-hal lain yang berkaitan dengan produksi. Kru yang dipekerjakan sebaiknya kru yang mengerti seluk beluk dunia film dan bisa bekerjasama dengan semua pihak, agar kondisi kerja bisa terjalin dengan baik.

Setelah prapoduksi selesai, kemudian ada tahapan pasca produksi. Pada tahapan ini terdapat beberapa aktivitas seperti pengeditan film, pemberian efek khusus, pengoreksian warna, pemberian suara dan musik latar, hingga penambahan animasi. Setelah pasca-produksi selesai maka film siap untuk didistribusikan sesuai medium yang diinginkan. Bisa berupa film seluloid, kaset atau cakram video dan lain sebagainya.

sumber : http://www.buatfilm.com/

JOB DESCRIPTION FILM PRODUCTION



I. PRODUCTION DEPARTMENT :

Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala keperluan dalam sebuah produksi.

1. Executive Produser:
Orang ini disewa oleh sebuah studio untuk membantu mengelola setiap aspek dari sebuah Film / acara televisi. Produser eksekutif adalah bagian tingkat tertinggi pada suatu
produksi Film / acara televisi. Executive Produser membawahi produser, sutradara dan aktor dan Crew. bertugas sebagai pencari dana, donatur, dan sponsor. Namun selain itu pada department produserial juga mengatur tentang keluar masuknya dana film. Jadi segala urusan tentang pendanaan produserial lah yang bertanggung jawab.


2. Produser:
Sebutan ini untuk orang yang memproduksi sebuah film tetapi bukan dalam arti membiayai atau menanamkan investasi dalam sebuah produksi. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh executive producer. Produser adalah pemain utama di televisi, film dan video industri. Permulaan ide dari sebuah proyek seringkali datang dari produser dan ia yang mengawasi proyek dari mulai perencanaan hingga selesai. Mereka terlibat dalam proses marketing dan distribusi seperti mereka memantau shooting. seorang produser harus mempunyai selera seni yang baik. Untuk itu seorang produser harus mempunyai wawasan yang luas tentang film, baik teknis maupun non teknis. Produser bekerja sama dengan sutradara dan staff produksi dalam proses shooting dan selalu terlibat di dalamnya.

Job description
Singkatnya, seorang produser dapat membawa sebuah konsep cerita ke dalam layar. Orang yang dapat melakukan segala kemungkinan. Produser terlibat dalam setiap pertunjukan dalam sebuah program televisi, film atau video, dari awal proyek sampai akhir, baik di studio ataupun di luar studio. Dia adalah team leader yang paling penting dan bergantung pada ukuran proyek dan didukung oleh production assistant, koordinator fasilitas dan unit manager.
Aktifitas khusus meliputi:
  1. Membuat rencana anggaran biaya produksi
  2. Mengembangkan konsep cerita yang akan diproduksi
  3. Mengatur masalah-masalah yang timbul pada saat waktu shooting
  4. Supervisi progress proyek dari produksi dan pasca produksi
  5. Mengelola seluruh sumber daya (SDM, keuangan dsb) dengan baik agar pelaksanaan pembuatan suatu paket produksi dapat berjalan sesuai target
  6. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan proses pembuatan paket produksi, intern maupun ekstern
  7. Melakukan negoisasi harga dengan pemain
  8. Mengantarkan sebuah produksi sesuai dengan budget
3. Associate Produser:
Associate Producer membantu produser dalam setiap aspek produksi. Mereka berurusan dengan penjadwalan produksi, mempekerjakan kru dan memesan semua peralatan untuk kebutuhan Shooting. Ia juga bertanggung jawab akan semua aspek pasca produksi, termasuk editing gambar, musik score, judul sesi, koreksi warna akhir, semua audio editing dan final mixing.

4. Production Manager:
Orang ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengatur jadwal produksi , bertindak sebagai penghubung informasi antara Executive Produser dan bagian lapangan, Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.

5. Production Accountant
Bertanggung jawab untuk mencatat semua biaya dan transaksi keuangan yang terjadi dalam pembuatan sebuah Film / acara televisi. Bekerja sama dengan UPM dalam mempersiapkan anggaran dan memantau pengeluaran anggaran produksi. Membuat laporan laporan yang menjelaskan Pengeluaran finansial sehari-hari.

6. Production Assistant ( Unit Produksi )

Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi. Unit produksi mempunyai peran sebagai kunci dalam menjalankan proses produksi secara baik, membantu produser dalam mengatur proses produksi agar sesuai dengan jadwal serta budget.
Unit produksi menjalankan proses administrasi terhadap produser dan director dan masuk ke dalam semua proses produksi dari pra produksi hingga post produksi.

Job description
Unit Production Manager/UPM: Unit Production Manager / UPM:
UPM telah dipekerjakan oleh produser untuk mengkoordinasikan dan mengawasi administrasi, keuangan, dan rincian teknis produksi televisi. Individu ini membantu produsen dalam mempekerjakan para kru dan membuat semua kontak pertama untuk tanggal, lokasi, dan biaya. Selama produksi, ia menyetujui perubahan dalam penjadwalan dan anggaran, berfungsi sebagai perantara antara produsen / manajemen dan kru, dan mengawasi kegiatan seluruh awak. Unit Produksi selalu terlibat dalam sebuah program dengan cara mengamati langsung di lapangan sebagai koordinator lapangan dan memastikan semua apa yang terjadi di lapangan.
  1. Mengkoordinir dan mengkomunikasikan persiapan produksi & fasilitas yang dibutuhkan
  2. Melakukan pengurusan hak cipta serta pembayaran royalti
  3. Mengkoordinir perencanaan meeting serta mencatat hasil meeting
  4. Membantu produser menyusun rencana anggaran biaya
  5. Membantu produser menyusun schedule produksi
  6. Mendistribusikan naskah kepada pemain dan kru yang membutuhkan
  7. Mencari dan menghubungi calon pemain
  8. Mengkoordinir akomodasi dan transportasi (bila diperlukan)
  9. Surat menyurat (izin, kerja sama dll)
7. Marketing Manger (Humas )
Individu yang bertanggung jawab kepada produser dan perusahaan produksi untuk mempublikasikan dan memasarkan film / acara televisi di berbagai media – cetak, radio, televisi, dll

8. Casting Director:
Orang yang menemukan talent melalui audisi, dan melakukan negosiasi untuk jasa aktor. Dia memecah skrip menjadi peran-peran sesuai dengan karakteristik dan usia.. Menyusun daftar calon pemain potensial, mengecek ketersediaan mereka, kontak agen, dan jadwal semua panggilan audisi dan panggung.

Seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja untuk mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang termasuk gaji, kondisi kerja, dan keuntungan khusus yang tidak termasuk dalam standard guilds atau kontrak serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris untuk mencarikan mereka pekerjaan dan membangun karir mereka
Apakah orang yang bertanggung jawab untuk membantu mendapatkan pekerjaan bakat kreatif. Bakat ini biasanya meliputi: aktor, penulis, sutradara & produser. Mereka juga melakukan negosiasi kontrak dan memelihara karier klien mereka.

9. Dialogue Director
Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog saat pengambilan gambar

10. Director

Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser. Visi sutradara adalah membimbing kru-nya dalam mencari lokasi yang tepat, melakukan casting, mendesain set dan lighting serta terlibat dalam proses editing dan dubbing.

Oleh karena itu, hal yang terpenting adalah kemampuan dalam memimpin. Yang meliputi kemampuan dalam bekerjasama dengan banyak orang, pemilihan artistik, mengetahui masalah teknis serta mempunyai kemampuan dalam menangani perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan. Sutradara diharapkan dapat bekerja keras di bawah tekanan. Tidak ada latar belakang yang jelas mengenai darimana seorang sutradara mendapatkan ilmunya, beberapa dari mereka memiliki pengalaman dalam bidang produksi, kamera ataupun editing. Tapi yang paling utama adalah mereka harus memiliki pengalaman dalam bidang industri ini.
Aktifitas khusus meliputi:
  1. Merepresentasikan naskah
  2. Brainstorming ide dengan produser dan penulis naskah
  3. Mem-breakdown naskah ke dalam syuting list
  4. Melakukan casting calon pemain
  5. Memimpin crew produksi di lapangan
  6. Bertanggung jawab terhadap proses pengambilan gambar
  7. Mengarahkan para pemain di lapangan
  8. Men-supervisi di bagian editing
11. Assistant Director ( Astrada )

Seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan instruksi sutradara.
- Bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban dan disiplin di setiap setting Produksi, Bertanggung Jawab terhadap jadwal produksi agar tetap bisa terlaksana sesuai dengan penjadwalan,
- Bertangung jawab akan kehadiran kru dan Calling Pemain, dan mengawasi pemilihan dan manajemen ekstra..
- menyiapkan dan mendistribusikan dokumen harian, Calling pemain, laporan produksi, SAG kontrak, dll
- Bertanggung jawab pada kehadiran para pemeran dan kru agar berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat,
- menjaga jadwal untuk setiap hari shooting,

12. Teleplay Writer ( Penulis scenario )
Seorang penulis yang diberi garis besar sebuah episode dan diperlukan untuk mengubah garis menjadi sebuah naskah. Mereka juga menciptakan karakter, dialog, situasi dramatis, dan aspek menulis Film / Acara Televisi.
Naskah adalah blue print sebuah film, tugas diantaranya:
  1. Melakukan survey dan riset awal suatu cerita
  2. Menulis sebuah naskah film yang akan diproduksi
  3. Melakukan brain-storming naskah dengan produser dan sutradara
  4. Melakukan revisi naskah sesuai dengan hasil brain-storming

13. Script Supervisor ( Pencatat Adegan & Kleper )
Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, pengarahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gambar ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor.

Memelihara naskah syuting yang akurat dan merekam secara rinci semua informasi yang berkaitan dengan adegan, nomor take, penempatan kamera, property, set pakaian, make-up, dan rambut untuk memberikan kontinuitas selama pengambilan gambar dan untuk memudahkan pengeditan.
  • Membaca dan mempelajari naskah film
  • Mencatat semua perekaman gambar di lapangan baik melalui VTR maupun Docking kamera berdasarkan form yang sudah dibuat
  • Form script berisi No, Kaset, Scene, Shoot, Take, Timecode, Keterangan
  • Membuat pencatatan ulang agar mudah dibaca oleh editor
  • Memberikan label pada master shooting, nomor kaset sesuai dengan pencatatan
14. PU ( Pembantu Umum )
  • Membantu mempersiapkan kebutuhan kru (menyiapkan makan, minum, dll)
  • Membersihkan tempat shooting setelah selesai
II. ART DEPARTMENT :

Bagian artistik. bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung jawab untuk keseluruhan desain produksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat antara sutradara dan cameraman. Yang termasuk di dalam Art Departement adalah setting, make up, wardrobe, property.

Untuk setting di sini bertugas sebagai pengatur dan pembuat setting lokasi sesuai dengan apa yang di inginkan dalam cerita. Di sini setting di tekan untuk membuat setting lokasi sedetail mungkin.
Make Up juga harus bisa membuat suatu karakter dari talent lebih hidup.
Wardrobe di sini tugasnya mencari baju dan kostum yang akan di gunakan oleh pemain. Property di sini erat sekali kaitanya dengan setting. Karena untuk menciptakan setting yang detail di butuhkan properti-properti guna untuk mendukungnya.


1. Production Designer
Bekerja sama dengan produser dan sutradara untuk menentukan bagaimana mereka melihat sebuah film, dengan pilihan warna, tekstur, dan bahan-bahan yang menentukan dan berkontribusi terhadap nada emosi / rasa / jiwa dari sebuah film. Designer Produksi mengawasi pencarian lokasi, desain set, mengawasi penyusun cetak biru, seting bangunan dan kostum.


2. Art Director
Bertugas sebagai Pengarah artistik dari sebuah produksi. Orang ini bekerja dengan studio dan produser eksekutif untuk menciptakan sebuah film yang indah dilihat dari berbagai aspek. Seperti pencahayaan, setting dll

3. Set Designer
Bertanggung jawab atas pelaksanaan gambar rinci dari set dan konstruksi bagian-bagian dalam setting yang akan dibangun. Dia dapat mendeskripsikan gambar dari Produksi Designer atau Art Director dan kemudian mengawasi pembangunan konstruksi settting

4. Construction Coordinator
Setelah menerima rencana set dari Set Designer, orang ini bertanggung jawab untuk mengelola kru yang membangun set. Mereka juga mengatur anggaran dalam pembangun Set dan memantau semua biaya ditetapkan.

5. Set Decorator
Bekerja sama dengan Perancang Produksi ( Production Designer ) untuk mencapai tampilan visual seindah mungkin.. Ia yang menentukan set akan dihiasi dengan furnitur, gorden, tekstur, atau yang lainnya.

6. Property Master
Bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi . Orang yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan anggaran property, untuk memilih property, positioning property, dan memelihara semua property. Propertys adalah barang-barang yang dibawa atau ditangani oleh Actors, termasuk makanan dan minuman, kantor atau perlengkapan rumah tangga, uang, senjata, alat, mainan, permainan, dan sebagainya.

7. Costume Designer ( Wardrobe )
Bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk produksi. Orang yang bertanggung jawab untuk meneliti dan merancang kostum dan yang menyertai aksesori untuk para aktor & aktris dan mengawasi pembuatan pemasangan, akuisisi, dan penyewaan wardrobe.

8. Key Costumer
Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film. Individu yang bertanggung jawab kepada perancang kostum ( Costumer Designer ) untuk pemilihan, akuisisi, sewa, dan perawatan dari semua wardrobe. Orang ini juga mempersiapkan kostum breakdown dan selalu berkonsultasi dengan perancang kostum dan manajer produksi.

9. Key Make-Up Artist
Bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting. Individu yang bertanggung jawab dengan aplikasi makeup pada aktor, aktris, dan figuran. Make-up Artis juga bertanggung jawab untuk menyiapkan jadwal makeup dan untuk mengawasi dan berkoordinasi dengan anggota lain dari departemen makeup, termasuk asisten, body make up artis, efek khusus makeup dan penata rambut.

10. Key Hair Stylist
Menata gaya rambut yang diperlukan sesuai dengan cerita, pemotongan , warna, dan mencuci rambut dan wig dari semua aktor dan aktris. Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan. Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.

11. Art & Property
  • Membaca dan mempelajari naskah film
  • Membreakdown naskah berdasarkan kebutuhan art dan property pada setiap scene
  • Menyiapkan property pada saat shooting
12. Green Departement
Bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.

13. Composer / Music Scoring :
Menata / mengaransemen musik scoring untuk meningkatkan rasa / jiwa / nada emosi dari sebuah Film. Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.
III. CINEMATOGRAPHY DEPARTMENT :

1. Director Of Photography ( DOP )

Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera. Bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya.

Bekerja sama dengan Sutradara dalam menerjemahkan naskah ke dalam gambar bergerak. Mereka mengatur pencahayaan, membingkai dan nwbganbil gambar dan selalu menjalin konsultasi yang erat dengan tiga awak pendukung kunci yaitu : Camera operator, Gaffer, dan Key Grip.. dia juga bertanggung jawab atas semua produksi fotografi. DOP harus selalu berdampingan dengan sutradara. Karena seorang DOP harus bisa memutuskan angel-angel, lighting, dan lainya selama produksi. Jadi bisa di bilang DOP juga harus mengerti apa yang di mau oleh sutradara. Di dalam DOP departement terdapat anggota-anggota. Diantaranya adalah : Cameraman, Lighting man, Sound man.

2. Cameraman
Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk sebuah produksi Film. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan. Cameraman dapat mengoperasionalkan kamera dalam setiap kondisi, menghasilkan sebuah gambar sesuai dengan permintaan Sutradra dengan menggabungkan antara skill yang dimiliki dengan teknologi. Seorang Cameraman, dibawah komando seorang DOP (Director of Photography) harus dapat mengasilkan shot terbaiknya.
  • Membaca dan mempelajari naskah film
  • Melakukan persiapan dan setting peralatan kamera, termasuk di dalamnya adalah tripod, monitor, lampu, kabel, headphone
  • Memberikan masukan kepada DOP untuk menghasilkan shot terbaik dalam tiap scene
  • Mempelajari naskah
  • Menemukan solusi teknis bila menemui masalah di lapangan
  • Selalu kreatif dan perhatian terhadap visual yang dihasilkan dari angle-angle shot
  • Selalu siap melakukan inovasi dan melakukan ekperimen dengan berbagai macam ide
  • Menghubungkan camera dengan berbagai fungsi dan peralatan lainnya
  • Melakukan intruksi dari sutradra maupun DOP
  • Berkoordinasi terus dengan kameraman lain termasuk dengan soundman dan lightingman serta aktor
  • Selalu menjaga hubungan baik dengan asisten kamerawan
  • Bekerja cepat, karena waktu sangat berharga pada saat produksi berjalan
  • Selalu bertanggung jawab dalam situasi apapun yang berhubungan dengan hasil gambar
  • Merencanakan pekerjaan dengan ketelitian. Ketika dalam sebuah scene ada adegan ledakan, maka hanya perencanaan yang matang dan ketelitian yang dapat menghantarkan adegan tersebut dapat menghasilkan gambar yang baik, mengingat adegan seperti ini sangat mahal
  • Selalu mengikuti perkembangan teknis kamera dan peralatan lainnya
3. Camera Operator
Mengoperasikan kamera dan bertanggung jawab kepada DOP untuk komposisi, fokus, gerakan kamera, dan apa yang ada dalam domain fotografi.

4. Gaffer:
Bagian kelistrikan yang bertanggung jawab pada Director of Photography ( DOP ) dan bertanggung jawab pada penyedian listrik untuk pencahayaan set, berbagai bentuk dan ukuran lampu yang digunakan dalam pencahayaan. Bekerja erat dengan DOP dan Key Grip dalam seleksi, penempatan, dan keseimbangan tingkat pencahayaan pada set atau lokasi.

5. Lightingman
  • Membaca dan mempelajari naskah film
  • Kepal Bagian Pencahayaan ( Chief Lighting ) mengikuti pra produksi agar mengetahui konsep setiap scene dan look secara keseluruhan film
  • Melakukan perhitungan kebutuhan lampu untuk setiap produksi
  • Mengatur setting lampu sesuai dengan permintaan sutradara di lapangan
  • Berusaha untuk mengatasi masalah pencahayaan di lapangan dengan berbagai cara untuk menghasilkan tata cahaya yang diinginkan
  • Melihat kebutuhan listrik dan mencari titik listrik pada setiap setting
  • Jika harus menggunakan genset, maka order kebutuhan daya setting untuk kebutuhan lampu
6. Key Grip
Orang yang memimpin para pekerja grip. Bertanggung jawab kepada DOP dan bertugas untuk menyediakan dan menempatkan semua peralatan untuk memfasilitasi pergerakan kamera,. Sebagai kepala dari kru, Key Grip mengawasi pengangkutan peralatan, tali-temali, menempatkan, operasi, pergerakan, mengangkat, membawa semua peralatan dan aksesoris, serta kadang-kadang membantu departemen lain dalam menangani dan memindahkan peralatan mereka.

7. Best Boy Grip:
Asisten Gaffer atau asisten Key Grip. menangani peralatan, membawa tenaga kerja tambahan, pemesanan alat, persediaan alat, dll

8. Dolly Grip
Dolly adalah sebuah tempat di mana kamera ditempatkan. Memiliki lengan hidrolik yang dapat menurunkan dan menaikkan camera, serta memiliki roda. Dolly grip adalah orang yang bertangung jawab dalam pengoperasian Dolly
  1. 9. Sound Mixer
Bertanggung jawab kepada Sutradara dan bertugas untuk merekam suara selama produksi. Dia mengoperasikan mixing console, mencatat hal-hal yang diperlukan dalam proses pengeditan.
  • Membaca dan mempelajari naskah film
  • Mempersiapkan jenis microphone
  • Melakukan perekaman pada saat shooting
  • Memantau kualitas sound pada saat shooting
10. Boom Operator
Seorang yang mengoperasikan mikrofon boom. Orang yang bertanggung jawab memelihara mikrofon boom.

11. Still man, Photographer

Bertanggungjawab atas publisitas dan pembuatan foto set serta lokasi. Hasil karyanya Dapat juga digunakan pada Design Cover

12. VTR Man

Orang yang mengoperasikan VTR (Video tape Recorder) selama proses pembuatan Film / acara televisi





IV. EDITORIAL DEPARTMEN :

Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara, sutradara atau produser.

1. Editor
Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan gambar video dan audio Orang yang memilih dan merakit rekaman untuk menjadi sebuah cerita yang sesuai dengan visi sutradara.. Editor bekerja erat dengan sutradara dalam melihat skenario untuk menentukan apa yang diperlukan paling baik digunakan untuk bercerita.

2. Assistant Editor
Orang yang menangani semua rincian breakdown script di ruang editing sehingga editor bebas untuk membuat keputusan kreatif.. Ini termasuk juga proses digitalisasi rekaman ke dalam sistem pengeditan, memastikan bahwa setiap hasil pengambilan gambar telah di capture, berurusan dengan laboratorium, dan penanganan semua masalah teknis yang mungkin terjadi dengan sistem penyuntingan.


V. CONSUMPTION DEPARTMEN :

Konsumsi di sini juga berperan penting dalam proses produksi. Sudah jelas bahwa konsumsi tugasnya menyediakan konsumsi buat para crew dan pemain.


VI. TRANSPORTATION DEPARTMEN :

Bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain selama syuting berlangsung. Dalam hal ini termasuk antar dan jemput kru atau pemain
.
Sumber :

Dokumentasi

Semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.

kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan.

Arsip kliping surat, photo-photo dan bahan rferensinya yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan dalam pers. penyimpanan bahan-bahan desktipsi tertulis dari program komputer.

Ruang lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi. Penyediaan atau pengumpulan bukti atau keterangan.

umumnya berari pencarian , penyelidikan, pengumpulan,, penyusunan, pengawetan, pemakaian, dan penyediaan.

Arsip kliping, surat kabar, foto-foto dan bahan referens yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan dalam Pers.

Dokumentasi bisa berbentuk video atau foto. Dan berikut ini adalah beberapa tips dalam pengambilan foto dokumentasi kegiatan LDK:

1. Pastikan ada koordinator yang bertanggungjawab khusus untuk pendokumentasian pada setiap kepanitiaan sebuah kegiatan

2. Pilih orang yang memang memiliki kemampuan dalam seni fotografi ke dalam sie dokumentasi panitia, agar foto yang dihasilkan bagus. Ini adalah salah satu pentingnya Latihan dasar melakukan

3. Sie dokumentasi harus me-list daftar momen-momen yang akan dipotret. Mulai dari awal kegiatan, proses kegiatan, hingga selesainya kegiatan. Jangan sampai ada yang terlewat.

4. Ambil foto pada setiap momen dalam kegiatan tersebut. Karena momen itu tidak akan terulang kembali. Khususnya momen-momen bersejarah, misalnya peresmian sesuatu, peluncuran sesuatu, pelantikan, pembacaan sumpah pengurus, penyerahan plakat kenang-kenangan ke pembicara, dsb.

5. Selain itu panitia sie dokumentasi juga harus me-list daftar orang-orang yang akan diambil fotonya. Misalnya ketua panitia, tokoh nasional, tokoh universitas, seseorang yang mau "ditokohkan" atau mau diangkat ke publik, dsb.

6. Selain momen dan tokoh di atas, beberapa hal yang juga perlu diambil fotonya, antara lain:

- Gedung/lokasi/rumah tempat kegiatan
- Suasana ruangan
- Suasana audiens/peserta acara
- Suasana kegiatan
- Simbol-simbol, kampus, bendera, spanduk acara, dll

7. Pengambilan foto tokoh tertentu, dengan mengambil sudut/angle sedemikian rupa sehingga latar belakangnya tampak jelas simbol kegiatan. Misalnya berlatar belakang baliho acara kegiatan, spanduk kegiatan, logo kegiatan, bendera, atau bentuk simbol lainnya. Sehingga foto tersebut dapat menceritakan kejadiannya dengan seribu bahasa.

8. Foto kegiatan yang diambil harus bisa menggambarkan Sesuai dengan motto tema acara atau pagelaran yg sedang berlangsung

9. Potretlah momen pada saat acara selesai, misalnya foto bersama panitia (atau bisa juga dengan pembicara) dengan latar belakang spanduk acara, baliho, dsb.

10. Gunakan teknik pengambilan foto yang baik. Bisa belajar dari yang jago seni fotografi atau belajar dari buku yang memaparkan teknik-teknik foto, karena pengambilan foto bisa bermacam-macam teknik, ada foto jurnalistik, foto artistik, foto dokumentasi, dsb.

11. Kumpulkan semua hasil foto yang telah diambil dalam satu album. Setiap kegiatan gunakan album tersendiri. Di album tersebut, tulis nama kegiatannya, tanggal, lokasi, siapa yang hadir, dsb. Lebih bagus lagi kalau di-CD-kan, apalagi jika menggunakan kamera digital. Sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan dapat digunakan dengan segera.

Demikian tips singkat ini. Anda juga bisa tambahkan dengan tips lain. Selamat memotret.

Buat Film Pendek

Membuat film kita lebih OK!.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam membuat film pendek. Dengan mengikuti langkah-langkah yang akan diuraikan ini, maka kita dapat mengurangi beberapa hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Meskipun begitu, ini merupakan saran-saran saja, dan dapat dikembangkan berdasarkan keahlian dan pengalaman. Take a look..

1. Apakah film Anda layak ditonton
Sebelum semuanya dimulai, maka selayaknya kita bertanya: apakah semua orang pasti menonton film yang akan kita buat ?. Jawabnya, No!. Artinya tidak semua orang ‘pasti’ akan menonton film kita. Sebelum menulis skenarionya, mari tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu; mengapa orang harus menonton film yang akan kita buat.

2. Jangan mulai produksi tanpa adanya budget
Film, meskipun sederhana sangat membutuhkan biaya!. Besar biaya memang tidak terbatas, bisa besar bisa kecil. Dengan membuat prakiraan biaya (budget), maka kita akan lebih tahu apa yang harus kita lakukan dengan uang yang dimiliki. Produksi tanpa budget menyebabkan rencana-rencana tidak bisa diprediksi. Apalagi jika uang yang tersedia tidak mencukupi, bisa-bisa film yang sedang dikerjakan tidak selesai-selesai.

3. Minta persetujuan pihak-pihak yang terlibat
Sebelum shooting dilakukan, ada baiknya meminta persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang terlibat didalam film, seperti aktor/aktris, music director, artwork, sponsor, atau siapa saja yang ingin berkontribusi. Bereskan dulu semua ini!. Karena kalau memintanya saat shooting dimulai, maka ‘kemangkiran-kemangkiran’ dari pihak-pihak tersebut akan terasa sulit dimintakan pertanggung jawabannya. Maka, do it Now!.

4. Buatlah film pendek yang memang pendek!
Penulis naskah dan/atau sutradara harus bisa memenuhi standar yang menyatakan bahwa sebuah film adalah film pendek. Bertele-tele dalam penyajiannya akan membuat penonton bosan. Jika itu film pendek..maka harus pendek. Meskipun sulit, tapi memang harus begitu. Standar film pendek adalah maksimal berdurasi 30 menit!.

5. Jika memakai aktor yang tidak professional, maka lakukan castingTidak lepas kemungkinan film pendek dibintangi oleh aktor/aktris yang tidak professional (amatir). Ini sih wajar-wajar saja. Apalagi mereka (mungkin) tidak dibayar. Tapi untuk memilih karakter-karakter pemain yang sesuai, wajib melakukan pemilihan peran (casting). Jangan memilih orang sembarangan apalagi casting baru akan lakukan beberapa saat menjelang shooting. Berbahaya!.

6. Tata suara sebaik-baiknya
Tata suara yang buruk pada kebanyakan film pendek (meskipun memiliki konsep cerita menarik) menyebabkan tidak nyaman ditonton. Gunakan perangkat pendukung tata suara seperti boom mike untuk mendapatkan hasil yang baik. Kalau gak punya, iya beli lah atau minimal pinjam aja…

7. Yakin OK saat shooting, jangan mengandalkan post-production
Saat ini semua film kebanyakan dikerjakan dengan kamera digital. Maka tidak sulit untuk memeriksa apakah semua hasil shooting sudah memenuhi sarat atau belum dengan melakukan playback. Periksa semua! frame dialog, tata suara, pencahayaan atau apa saja. Apakah sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan ?. Sangat penting; periksa setelah shooting, bukan pada saat pasca produksi.

8. Hindari pemakaian zoom saat shooting
Kameraman yang baik adalah yang bisa mengurangi zooming. Kecuali bisa dilakukan dengan sebaik mungkin. Mendapatkan gambar lebih dekat ke objek sangat baik menggunakan dolly, camera glider, atau lakukan cut and shoot!.

9. Hindari pemakaian efek yang tidak perlu
Sebuah film pendek banyak mengandalkan efek-efek seperti; memulai film dengan alarm hitungan mundur (ringing alarm clock), transisi yang berlebihan seperti dissolves/wipe, dan credit titles yang panjang. Pikirkan dengan baik, apakah hal-hal ini perlu ditampilkan atau tidak. Pilihan yang sangat bijak jika semua itu tidak terlalu berlebihan.

10. Hindari shooting malam di luar ruang
Suasana gelap adalah musuh utama kamera (camcorder). Pengambilan gambar diluar ruang pada malam hari sangat membutuhkan cahaya. Apabila tidak menggunakan lighting yang cukup maka hasilnya akan jelek sekali. Meskipun dapat melakukan color correction pada saat editing, tapi sudah pasti dapat menyebabkan noise dan kualitas gambar menjadi drop. Paling baik adalah merubah skenario menjadi suasana siang hari. Tidak akan mengganggu cerita toh?.

14 langkah membuat film sendiri !!!
Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. 

Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?

1. IDE
Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar (atau di kuburan) juga bisa mendatangkan ide, kok…
 
2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala film 300 nya Zack Snyder.
 
3. Tujuan
IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin mengajarkan betapa pentingnya keluarga? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom atau pesan anti-perang dalam Platoon? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Atau mengajarkan tentang harga dari sebuah kesombongan dalam Titanic?Apa & Kenapa?
 
4. Pokok Materi
Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?

5. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.
 
6. Treatment
Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…
Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
 
7. Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…

FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.
Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…
Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
Tapi sebuah naskah juga harus disertai yang namanya dialog. Jangan njelaskan kesana-kemari tapi percakapannya nol (kecuali film bisu, tapi karena kita tidak sedang bicarain film bisu, kita tidak usah membicarakannya disini). Banyak sekali tipe dialog, tapi yang pasti, dialog yang baik adalah dialog yang yang bisa menjelaskan/menggambarkan suasana hati, keadaan, dan situasi yang dialami para karakternya, yang sedang terjadi dalam suatu scene adegan. Ada dialog yang sangat sederhana, sampai dialog yang sangat dalam hingga kita seakan-akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh para pemain film yang bersangkutan, bahkan tak sedikit terdapat dialog yang konyol dan terkesan membodohi audiensnya. Banyak sekali macamnya. Tergantung kita ingin memakai yang seperti apa.
Contoh dialog bawah ini adalah potongan dialog dalam film Batman Begins, dimana kebanyakan dialog yang bertebaran sepanjang keseluruhan durasi film ini memiliki kekuatan di atas rata-rata & menurut saya ini adalah salah satu film dengan bahasa berat namun mudah dicerna, memiliki banyak makna dalam setiap scene adegannya, plot twist, serta jumping scene yang maju mundur, namun kita, para audiensnya, saya yakin bisa menerimanya atau bahkan ikut larut terbawa arus penceritaan didalamnya. Adapun potongan dialog tersebut adalah sbagai brikut:
(Sebuah scene di sebuah lift di dasar terowongan BatCave, ketika api menjilat-jilat panas nun jauh di atas sana)
Alfred : kenapa kita jatuh, Tuan Wayne?
Bruce Wayne : (diam keheranan sambil menatap Alfred)
Alfred : (Sambil tersenyum, ia menjawab) Supaya kita bisa belajar bangkit kembali.
Bruce Wayne : Belum hilangkah keyakinanmu padaku?
Alfred : (menjawab dengan suara lantang dan penuh rasa optimis, dengan tetap tersenyum) Tidak pernah.

8. Pengkajian
Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…
 
9. Produksi Prototipe
Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).
 
10. Uji coba
Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.

11. Revisi
Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.

12. Preview
Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.
 
13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.
 
14. Penggandaan
Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (-inget Film Janji Joni-, tapi ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).
Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SEMANGAT!!!

N.B: Saya persembahkan hasil pemikiran saya selama setahun terakhir ini buat mereka, para MovieFreak & Moviegoers sejati. Saya merangkum dan menulis secara diam-diam blog saya ini tanpa sepengetahuan siapapun, sebelum saya add ke FS saya pribadi. Saya menyadari bahwa saya hanyalah mahasiswa yang peduli terhadap perfilman, bukan asli insan film, sehingga jika masih terdapat banyak kekurangan, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Walaupun begitu, inilah tulisan saya, inilah kumpulan artikel yang saya rangkum dan saya perdalam sendiri, dari berbagai media dengan segala keterbatasan waktu, pikiran, dan tenaga saya. Semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Salam.