Selasa, 21 Desember 2010

Cara Membuat Film – Belajar Dari Yang Terbaik

Cara membuat film bisa dilakukan dengan beberapa alternatif. Jika memiliki dana yang pas-pasan, bisa dilakukan dengan cara berpatungan, terutama untuk para pembuat film pemula. Yang penting punya ide atau gagasan yang menarik dituangkan kedalam scenario. Namun yang terpenting, harus ditentukan dulu jenis film yang akan dibuat, jenis drama, animasi atau film ber-genre lain.

Cara membuat film harus memperhatikan scenario, dana, sutradara, pemain dan kru. Perlu diingat, scenario adalah embrio sebuah film. Maka, sebelum membuat film, harus ditentukan terlebih dahulu cerita yang akan diangkat, entah itu cerita tentang kehidupan sehari-hari atau menyadur dari sebuah karya novel. Bagaimana jika dana yang dimiliki minim? Bisakah membuat film? Tentu bisa.

Ada beberapa hal yang bisa diperhatikan oleh para pembuat film pemula, salah satunya adalah mencoba mencari peralatan yang semurah mungkin, namun harus tetap memperhatikan kwalitas. Ada baiknya jika ada beberapa teman yang memiliki alat yang bisa digunakan, atas nama pertemanan, hal itu bisa dilakukan.

Cara membuat film yang lain adalah menghindari pengeluaran yang tidak penting, seperti pengeluaran untuk kru, kemudian, siasati lokasi syuting yang tidak begitu besar pengeluarannya, milsanya menggunakan jalan raya, atau tempat umum lain yang tidak memerlukan ijin dari pihak manapun.

Kemudian pilihlah pemain yang cukup dekat dengan pembuat film, dan tidak pelu menggunakan banyak pemain. Misalnya, memakai jasa seorang teman yang memiliki kemampuan thater atau acting yang cukup baik. Dan langkah terakhir adalah menggunakan alat editing yang murah meriah, namun memiliki kwalitas yang baik. Di beberapa tempat di Jakarta, satu shiff seharga 500 ribu rupiah.

Cara membuat film sebenarnya butuh biaya yang cukup besar, namun jika bisa disiasati dengan baik, maka anggapan itu bisa terbantahkan. Buktinya kini banyak orang yang berlomba-lomba membuat film dengan kreatifitas yang beragam. Dan, pembuatnya juga dari kalangan yang bermacam-macam, mulai dari pelajar, mahasiswa, professional muda atau orang-orang yang benar-benar hobi film.

Dengan fakta yang ada, bisa dibilang, cara membuat film tidaklah sulit, yang penting memiliki pengetahuan tentang film, alat, dana dan memiliki cerita atau ide yang sangat baik dan menarik untuk disajikan. Namun yang terpenting adalah, tentukan dulu cerita apa yang akan diangkat kedalam sebuah film. Jika hal ini dilakukan, meski dengan dana yang minim, tentu bisa memproduksi sebuah film, karena film adalah gambaran kehidupan sehari-hari yang penuh dengan romantika. Bedanya, di film ada kamera dan ada adegan, maka adegan yang dibuat harus menarik dan bisa dinikmati oleh orang yang menontonnya

sumber : http://www.buatfilm.com/

Penampakan Nama Allah dan Nabi Muhammad

picture7.jpg






picture30.jpg




picture26.png


Wanting A Meal (1993)


Kevin Carter berangkat ke Sudan dengan niatan untuk mengambil foto pemberontakan yang terjadi. Namun sesampainya disana, justru korban kelaparan-lah yang menarik minatnya. Dijalan dia mendapati seorang bocah perempuan kelaparan merangkak lemah susah payah menuju pusat pembagian makan, berhenti ditengah jalan dan mengumpulkan tenaga. Ditengah kejadian itu, seekor burung bangkai datang dan menunggu bocah tersebut. Carter-pun mengabadikan kejadian tersebut. Foto ini pertama dimuat dikoran New York Times, dan reaksi keras bermunculan mengkritik Carter yang tidak menolong gadis kecil ini. Carter beralasan dia sudah mengusir burung bangkai tersebut sesudah mengambil foto, namun tidak menolong si bocah karena konvensi fotografer yang tidak boleh ikut campur dalam konflik (?). kontroversi terus menghujani Carter, meskipun hadiah Pulitzer dia terima atas karyanya ini. Tahun 1994, Carter ditemukan bunuh diri dengan sengaja mengalirkan gas CO dari knalpot mobil kedalam ruangannya. Dia meninggalkan catatan yang isinya berupa penyesalan dan kesedihan karena tidak menolong si bocah, frustasi akibat terjerat hutang dan kesedihan karena sahabat karibnya tertembak. Foto ini selalu mengingatkan akan tragedi kemanusiaan di Afrika dan tragedi dalam dunia fotografi itu sendiri, keduanya memang tidak bisa dipisahkan.