Rabu, 26 Januari 2011

CAMERAMAN

CAMERAMAN

Bicara Cameraman mungkin sudah banyak yang tahu apa dan bagaimana seorang Cameraman bekerja. Banyak macam Cameraman mulai yang amatir, semi profesional, dan cameraman profesional. Di sini saya akan lebih berbicara mengenai Cameraman profesional. Seperti apa sih Cameraman profesional itu? Mungkin diantara anda ada yang bertanya seperti itu. Yang boleh kita golongkan sebagai Cameraman profesional :

Cameraman Televisi

Cameraman News (pemberitaan)

Cameraman Produksi (musik, drama, Sports, talkshow, dll)

Cameraman Film

Ada perbedaan karakter dalam pengambilan gambar, misalkan: seorang Cameraman News lebih mementingkan moment atau informasi yang didapat daripada harus memikirkan keindahan gambar (beauty shots) seperti yang sangat diperhatikan oleh Cameraman buat Musik, Drama, dll. Itu hanya salah satu perbedaan dari berbagai macam karakteristik cameraman. Belum lagi banyak sekali jenis Camera di dunia ini yang tentunya ada perbedaan-perbedaan satu sama lainnya.
Meskipun ada perbedaan karakteristik dan banyaknya varian camera, pada dasarnya cara kerja camera sama. Untuk itu seorang Cameraman harus menguasai Dasar-dasar Fotografi.
Lho kok jadi Fotografi?… kan kita membahas Cameraman Video alias gambar yang dihasilkan bergerak tidak diam seperti foto?
Ya … antara Still Photo dan Video Camera pada dasarnya sama. Cuma gambar yang dihasilkan berbeda, yang satu gambar diam yang satu lagi gambar bergerak.

Bahasa Kamera

Bahasa kamera merupakan bahasa standar broadcast internasional. Jadi bahasa ini umum digunakan di stasiun televisi manapun. Shot Orang

ECU : Extreme close-up (shot yang detail)

VCU : Very close-up (shot muka, dari dahi ke dagu)

BCU : Big close-up (seluruh kepala)

CU : Close up (dari kepala sampai dada)

MCU : Medium close-up (dari kepala sampai
perut)

MS : Medium shot (seluruh badan sebelum kaki)
Knee : Knee Shoot (dari kepala hingga lutut)

MLS : Medium long shot (keseluruhan badan)

LS : Long shot (keseluruhan, ¾ sampai 1/3 tinggi layar)

ELS : Extra long shot (XLS), long shot yang lebih ekstrim

Zoom In : Obyek seolah-olah mendekat ke kameraZoom Out : Obyek seolah-olah menjauh dari kamera

Pan Up : Kamera bergerak (mendongak) ke atas

Pan Down : Kamera bergerak ke bawah

Tilt Up : sama dengan pan up

Tilt Down : sama dengan pan down
Pan Kiri : Kamera bergeser ke kiri

Pan Kanan : Kamera bergeser ke kanan

Track In : Kamera track (bergerak) mendekat ke obyek

Track Out : Kamera track (bergerak) menjauh dari obyek

Dolly In : sama track in

Dolly Out : sama track out

Untuk jenis shot yang sering digunakan adalah :

  1. Long Shot atau Full Shot, keseluruhan
  2. Wide Shot atau Cover Shot, keseluruhan obyek dalam adegan
  3. Close Shot atau Tight Shot, kelihatan detail
  4. Shooting Groups of people, bisa single shot, two shot, three shot dst sebagai gambaran keseluruhan.

Jenis-jenis Kamera

Kamera Studio

Kamera jenis ini selain memiliki kemampuan tersendiri juga ada beberapa adjustment yang dikontrol, alat tersebut bernama camera control unit atau lebih dikenal dengan CCU. Seperti system kamera jenis lainnya, kamera studio bertumpu pada pelurusan sirkuit akan tetapi tehnik digital sekarang memiliki pre-set pada semua penyetelan sirkuit terutama pada kamera studio modern.

Karena ukuran kamera studio sangat berat maka kamera studio biasanya terpasang pada dolly agar bisa berpindah atau digeser secara halus.

Kamera Broadcast Portable Kamera jenis ini lebih ramping, cocok untuk digunakan di studio maupun di lapangan. Dengan lensa zoom dan viewfinder yang lebih besar maka kamera portabel juga digunakan di studio produksi. Dan karena lebih ramping disbandingkan dengan kamera studio, unit kamera ini bisa bekerja di lapangan secara langsung. Kamera portabel memiliki semua sirkuit yang dibutuhkan serta memiliki fungsi-fungsi yang otomatis. Kamera jenis ini juga memiliki videotape recorder sebagai bagian dari body kamera. Kamera Ringan atau Lightweight Camera Untuk kebutuhan dilapangan produsen juga membuat jenis kamera yang ringan. Hampir sama dengan jenis kamera portabel namun jenis kamera ini lebih kecil lagi. Bisa digunakan secara hand-held atau memakai tripod. Kamera Kecil Kamera ini lebih populer dengan nama handycam. Jenisnya kecil, dibuat karena untuk pertimbangan harga yang murah. Digunakan untuk home use, handycam banyak dijumpai di pasaran. Sinematrography Elektronik Jenis kamera ini adalah jenis kamera televisi yang didisain dengan karakter yang menyerupai kamera film. Menggunakan tape yang selanjutnya di transfer ke dalam bentuk seluloid.

Bagian-bagian Kamera

Kamera televisi secara normal didisain khusus agar cocok untuk aplikasi tertentu. Sebuah kamera studio misalnya, memiliki viewfinder yang besar agar kameramen bisa dengan mudah mengoreksi fokus secara akurat. Seorang kameramen berita akan lebih nyaman dengan kamera yang kompak karena mudah untuk dibawa walaupun harus berpindah-pindah tempat. Lensa Lensa kamera merupakan “mata” yang berfugsi menerima gambar secara natural. Lensa kamera memiliki peyesuai area, lensa jenis ini disebut lensa zoom., tapi sistim lensa yang fix yang paling banyak digunakan. Beam Splitter (pembagi cahaya) Di dalam sistim tv warna, warna gambar natural sebenanya di bagi menjadi tiga versi identik yakni cahaya berwarna merah, hijau dan biru yang direflesikan dari sebuah subyek. Hal ini bisa dilakukan dengan tiga metode, yakni

  • Dichroic mirror
  • Prisma blok khusus
  • atau Filter bergaris

Tabung Kamera, solid-state image sensors (CCD) Secara sederhana, urutan teratas kamera televisi memiliki 3 tabung yang terbagi atas componen merah, hijau, dan biru pada gambar berwarna. Informasi gambar secara detail dan brightness (luminance) dipancarkan dari gabungan gelombang warna yang diterima. Kini kamera video memiliki CCD yang canggih, sesuai dengan jenis kamera yg dikeluarkan. Viewfinder Letak viewfinder lajimnya berada di paling atas kamera atau berada di samping kiri kamera. Viewfinder memiliki yayar monochrome atau hitam putih, namun kini ada juga yg telah memiliki layar warna. Mounting Mounting kamera adalah bagian paling bawah dari kamera yang berfungsi untuk menyandarkan kamera pada tripod, agar kamera bisa digerakan sesuai keinginan dari kameramen.

Kontrol Kamera

Semua jenis kamera memiliki tiga urutan control :Untuk penyesuaian selama pengambilan gambarPenyesuaian kembali kondisi ketika perubahan diinginkanAtau ketika kamera “didiamkan sendirian”. Pada kamera studio sebagian kontrol distel di CCU yang terpisah dari kamera. Seorang CCU Man akan mengontrol terang gelap serta keseimbangan warna dan lainnya agar gambar yang dihasilkan bisa maksimal. Jadi seorang kameramen akan konsentrasi pada framing saja. Pertanyaanya, bagaimana kalau kameramen menggunakan kamera portabel atau kamera kombo ¿ Siapa yg menadjust setting kamera ¿ Jadi seorang kameramen harus memiliki kemampuan untuk menaddjust atau menyetel setting kamera. Lensa Kamera Lensa kamera adalah mata kamera atau jantung dari kamera itu sendiri, seorang cameraman harus konsen benar. Sistim pada lensa kamera secara normal memiliki tiga penyetelan atau adjustment yang bisa distel secara manual atau semi otomatis. Fokus, penyetelan jarak dimana gambar harus jelas/fokus.f-stop, penyetelan variable diafragma iris di dalam lensaZoom, merubah jarak focal (focal length) disesuaikan berapa banyak pemandangan/ gambar bisa dicapai. Secara keseluruhan yang bisa dilakukan pada control lensa adalah agar gambar atau shot bisa jelas/fokus, gambar bisa memiliki kedalaman atau depth of field yg baik, shot memiliki sudut yang baik, serta “besar kecilnya” gambar yang diinginkan. Sudut Lensa Umumnya layar televisi memiliki proporsi 4:3. Lensa kamera secara normal bisa mengkap gambar dengan proporsi yang sama, 4:3. Hitungan ini menjadi acuan bagaimana agar kita bisa memanfaatkan lens angle atau sudut lensa. Selain lensa yang normal, terdapat juga narrow lens untuk pengambilan gambar yang jauh serta widelens, untuk mendapatkan gambar lebih lebar lagi. Kontrol Zoom Control zoom berfungsi untuk mendekatkan atau menjauhkan obyek. Pada tombol ini terdapat kode W (wide angle) dan T (Telephoto). Jika tombol zoom ditekan di kode W maka gambar atau obyek kelihatan mendekat (zoom in), jika control zoom dg kode T yg ditekan maka obyek akan menjauh (zoom out). Fokus Untuk membuat gambar menjadi fokus, setel atau adjust lensa dg memutar ring fokus. Hal ini juga bisa disesuaikan dengan merubah control zoom. Fokus juga akan jauh lebih mudah jika obyek yg kita shooting memiliki cahaya yang cukup. f-numbers (f-stops) f-stop sebenarnya bisa dihitung. Ini persis seperti pada lensa photo still (tustel). Angka-angka tersebut adalah f/1.4 2 2.8 4 5.6 8 11 16 22 32. Dalam kenyataanya angka-angka tersebut bisa 3.5 4.5 6.3 biasanya digunakan. Sebagai contoh dalam bukaan pertama dari f/8 ke f/4 artinya gambar lebih terang empat kali lipat. Agar kita memiliki depth of field yang baik harus memiliki pencahayaan yang cukup. Exposure dan Iris Orang sering beranggapan kalau gambar yang bagus adalah gambar yang terang. Pada kenyataanya hal ini tidak selalu benar. Yang benar adalah jika obyek memiliki tones yang benar. Dalam kamera standar memiliki auto-iris, kalau fasilitas ini di aktifkan, maka secara otomatis lensa akan menyetelnya, rongga lensa terbuka. Fasilitas auto-iris bermanfaat ketika seorang kameramen harus berpindah-pindah tempat dimana pencahayaan belum tentu sama. Sayangnya, jika fasilitas ini dipakai kadangkala obyek menjadi tidak konstan. Jadi baiknya adalah fasilitas ini digunakan pertama kali, selanjutnya gunakan manual iris. Jika pindah lokasi atau pencahayaan berbeda lakukan dg auto iris kembali, estela itu kembali ke manual.

Jenis-jenis Mounting

Monopod

Tripod Kamera

  • Tripod Collapsible
  • Tripod Pneumatic
  • Tripod Rolling atau Tripod Dolly

Pedestal Kamera

Pedestal Field

Pedestal Studio

Crane Kamera

  • Crane-arm
  • Motorized dolly
  • Large crane

Mounting Khusus

Low shot (Low tripod, high hat, camera sled)

High Shot (Camera clamp, Hydraulic platforms, SkyCam)

Perlengkapan yang harus disiapkan sebelum shooting

Agar tidak ada perlengkapan shooting yang ketinggalan, biasanya dibuat Pre-rehearseal checkout list. Diantaranya :

  1. Preliminaries (kamera dicek apakah hidup ? atau perlu warm up terlebih dahulu)
  2. Kabel Kamera (yakinkan semua kabel bisa berfungsi baik)
  3. Mounting/tatakan kamera
  4. Viewfinder
  5. Cable guards (berfungsi untuk mengamankan kamera)
  6. Lens cap (penutup lensa), agar lensa tidak kena debu dsb.
  7. Focus (cek apakah fokusnya baik)
  8. Zoom (cek apakah zoom bisa berjalan normal)
  9. Batere Kamera
  10. Kaset
  11. Lampu
  12. Microphone

Pustaka :

  1. The Technique Televisión Production, Twelfth Edition, Peral Millerson. Focal Press
  2. The Work of The Motion Picture Cameraman, Hasting Houese
    New York
  3. Video Camera
    Technique, American Cinematograher

=============================================================================

Basic Camera Operation

Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional. Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori).

Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.

The Main Control

Ada enam control dasar pada kamera:

  1. Exposure:
    • Aperture
    • Shutter Speed
    • (ND Filter)
    • (Gain)
  2. Filter Colour
  3. White Balance
  4. Zoom
  5. Focus
  6. Audio Levels

Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari exposure.

Exposure

Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:

·Aperture (diafragma)

Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.

· Shutter Speed

Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.

· ND Filter

Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.

· Gain

Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).

Filter Colour

Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.

Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.

Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.

White Balance

Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.

Cara menyetel white balance:

  • Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
  • Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
  • Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
  • Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
  • Kamera siap untuk merekam.

Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.

Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.

Zoom

Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).

Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up

Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.

Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:

Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa

Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera

Focus

Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.

depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.

Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.

Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).

3 hal yang menentukan depth of field :

1. Panjang Fokal Lensa

Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.

2. f-stop/iris

Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0

3. Jarak kamera dengan objek

Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman

Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.

Audio Levels

Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.

Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).

Wah kayanya teori melulu ya jadi pusing… tapi ini penting buat semua yang mau belajar mengoperasikan kamera video secara benar.

Mengoperasikan kamera adalah seni, jadi dibutuhkan taste dari setiap cameraman

HARGAILAH KARYA CAMERAMAN


sumber :http://rizkybroadcaster.wordpress.com/

BROADCASTING

rizky broadcaster CCUrizky broadcaster shwitcher

BELAJAR MENGOPERASIKAN KAMERA VIDEO

Mau dong diajarin ng-operate camera…kayanya asyik jadi cameraman…
Kata-kata itu sering saya dengar dari teman-teman yang memang tidak tahu atau awam dengan kamera. Bahkan dari teman-teman yang bekerja di broadcast sekalipun (di luar Cameraman) banyak yang berkata seperti itu, mungkin dilihatnya asyik banget cameraman bekerja, jadi banyak yang pingin bisa mengoperasikan kamera. Setelah itu timbul pertanyaan berapa lama ya rata-rata orang belajar dari nol sampai bisa mengoperasikan kamera? Jawabannya tergantung. Karena setiap orang tidak sama dalam hal daya serap maupun pengetahuan. Tapi kalau mau belajar pasti tidak lama juga bisa. OK kita sama-sama belajar dari basic, mungkin sedikit pengalaman dan sedikit pengetahuanku bisa membantu.
Basic Camera Operation
Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional. Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori).
Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.
The Main Control.
Ada enam control dasar pada kamera:

Exposure:

Aperture

Shutter Speed

(ND Filter)

(Gain)

Filter Colour

White Balance

Zoom

Focus

Audio Levels


Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari exposure.

Exposure
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
·Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
· Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
· ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.
· Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).
Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.
Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
White Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance:

Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.

Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja

Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih

Tekan tombol AWB (Auto White Balance)

Kamera siap untuk merekam.


Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.

Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).
Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa
Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
Focus
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3 Hal yang menentukan depth of field :
1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0
3. Jarak kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Wah kayanya teori melulu ya jadi pusing… tapi ini penting buat semua yang mau belajar mengoperasikan kamera video secara benar.
Mengoperasikan kamera adalah seni, jadi dibutuhkan taste dari setiap cameraman

HARGAILAH KARYA CAMERAMAN

**MASORO**

Menulis untuk Short Video Production

Ketika kita berencana membuat sebuah produksi video, beberapa pertanyaan mungkin timbul seperti: cerita apa ya? bagaimana ya memulainya? Bagaimana ya menyampaikan ceritanya? Salah satu cara yang paling mudah untuk dilakukan adalah mengangkat sebuah kejadian atau karakter menarik yang ada disekeliling kita. Artikel bahkan berita dari majalah atau koran pun bisa menjadi inspirasi untuk menulis. Selama tulisan kita memiliki tema, konflik atau sebuah tantangan yang harus selesai, mengapa tidak?

Jika secara visual Anda sudah bisa membayangkan sebuah cerita yang menarik, mulailah menuangkannya dalam bentuk tulisan. Siapa tahu karya anda ini bisa menjadi video berdurasi satu, dua atau 10 menit terbaik anda. Video pendek bisa saja sangat menarik dibandingkan film pendek dengan cerita yang sengaja dibuat panjang tanpa alur cerita yang jelas.

Sebelum kita membicarkan beberapa langkah yang patut diikuti, hal terpenting yang harus anda ingat adalah bahwa cerita tersebut harus memiliki satu pemeran utama atau protagonist. Pemeran utama ini adalah seseorang yang sedang mengalami sebuah proses penyelesaikan konflik yang penting dalam hidupnya. Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan deengan baik bagaimana carakter dan konflik yang dia hadapi tadi bisa divisualkan dengan baik.

Sedikitnya ada 10 langkah yang kita harus dilakukan dalam penulisan cerita video pendek. Langkah-langkah ini yang kemudian menjadi first draft dari konsep cerita anda.

10 langkah dasar penulisan cerita video pendek:

1. Siapa karakter pemeran utama dan konflik apa yang akan dia mau capai dalam cerita.
2. Anda harus sangat mengenal karakter pemeran utama.
3. Bagaimana cara karakter pemeran utama ini menyelesaikan konflik harus alami.
4. Tentukan akhir cerita.
5. Buat outline struktur cerita dari awal hingga akhir, dari satu plot ke plot berikutnya.
6. Buat outline diskripsi lokasi.
7. Lengkapi narrative treatment cerita. (Narrative treatment: bentuk pendek dari cerita. Untuk sebuah produksi sedang dan panjang, tahapan ini bertujuan untuk mengembangkan cerita dari awal hingga akhir).
8. Untuk cerita video pendek, kemungkinan besar Anda adalah penulis, produser dan sutradara sekaligus sehingga tanggungjawab yang dipikul sangat besar.
9. Sebagai penanggung jawab produksi ini, sebelum mulai shooting anda sebaiknya duduk tenang, tanpa ada gangguan, membayangkan setiap gambar yang diperlukan untuk menyampaikan cerita. Kemudian, tuangkan dalam bentuk storyboard.
10. Final draft dan storyboard siap digunakan.

Penjelasan karakter utama, interaksi antar karakter dan detail lokasi mungkin tidak terlalu perlu dalam sebuah penulisan cerita untuk video pendek. Untuk sebuah produksi yang sangat pendek, pemilihan action untuk menggambarkan bagaimana karakter utama menyelesaikan sebuah konflik adalah sangat krusial. Informasi yang tidak bisa dilihat bisa dituangkan kedalam voice over, grafis, animasi dan atau lainnya meski nilai tertinggi tetap terletak pada visual cerita.

Broadcasting

Daftar stasiun televisi Indonesia
Berikut adalah daftar stasiun televisi di Indonesia.

1. Televisi nasional
2. Perkembangan stasiun televisi nasional di Indonesia
3. Televisi khusus
4. Televisi lokal
5. Televisi berbayar
6. Lihat pula
7. Pranala luar
8. Televisi nasional
9. Televisi khusus
10. Televisi berbayar

[sunting] Televisi nasional

1. Cakrawala Andalas Televisi (antv)
2. Global TV
3. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar)
4. Lativi
5. MetroTV
6. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
7. Surya Citra Televisi (SCTV)
8. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI)
9. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
10. Trans 7
11. Televisi Republik Indonesia (TVRI)

[sunting] Televisi khusus

1. Televisi Edukasi (TV E)
2. SWARA Channel
3. Qtv Network

* Daftar TV Lokal Indonesia

[sunting] Televisi berbayar

1. Digital1
2. Kabelvision
3. IM2 PayTV
4. Telkomvision
5. Indovision
6. Astro Nusantara
7. M2V Mobile TV

* Daftar stasiun radio di Indonesia

* (id) Stasiun TV di Indonesia

[sunting] Televisi nasional

* (id) Situs web antv
* (id) Situs web Global TV
* (id) Situs web Indosiar
* (id) Situs web Lativi
* (id) Situs web MetroTV
* (id) Situs web RCTI
* (id) Situs web SCTV
* (id) Situs web TPI
* (id) Situs web Trans TV
* (id) Situs web Trans 7
* (id) Situs web TVRI

[sunting] Televisi khusus

* (id) Situs web SWARA Channel
* (id) Situs Qtv Network

[sunting] Televisi berbayar

* (id) Situs web Digital1
* (id) Situs web Kabelvision
* (id) Situs web IM2 Pay TV
* (id) Situs web Telkomvision
* (id) Situs web Indovision
* (id) Situs web Astro Nusantara
* (id) Situs web M2V Mobile TV

Televisi nasional Indonesia

antv · Global TV · Indosiar · Lativi · MetroTV · RCTI · SCTV · TPI · Trans TV · Trans7 · TVRI
Televisi regional di Indonesia

Aceh TV · Agropolitan TV · Ambon TV · Amuntai TV · ATV · Bali TV · Bandung TV · Banten TV · Batam TV · Batu TV · Bengkulu TV · BiTV · BMS TV · Bogor TV · Borneo TV · Bukittinggi TV · Bunaken TV · Cahaya TV · Carita TV · Cakra TV · CB Channel · CT Channel · Da Ai TV · Deli TV · Depok TV · Dhamma TV · Dhoho TV · Elshinta TV · Eskape TV · Fajar TV · Fativi · Ganesha TV · Gemilang TV · Gajayana TV · GO TV · GNTV · Gorontalo TV · GTV · HKTV · IMTV · INTV · Jabar TV · JakTV · Jatilihur TV · Jogja TV · JTV · Karesidenan TV · KCTV · Kendari TV · KSTV TV · L TV · Logis TV · Lombok TV · Mahameru TV · Makassar TV · Malang TV · Megaswara TV · MGTV · Minang TV · MQTV · Murakarta TV · nTV · O Channel · Pacific TV · Padang TV · Padjadjaran TV · Palembang TV · Pal TV · PKTV · Plaza TV · Pro TV · PKTV · Rantau TV · Ratih TV · RBTV · Riau TV · Riauchannel · SAM TV · Semarang TV · Selidah TV · Siger TV · SJTV · Sky TV · Spacetoon (TV Anak) · Sri Junjungan TV · Sriwijaya TV · SSTV · STV Bandung · STV Batam · Suma TV · Suroboyo TV · TA TV · Tarakan TV · Televisi Tegal · Televisi Manado · Terang Abadi TV · Tugu TV · TVB · TV Borobudur · TVKU · TV Majta · TVT · TV5d · Universitas Gunadarma TV · VTV
Televisi berbayar di Indonesia.


sumber : http://rizkybroadcaster.wordpress.com/

SUTRADARA

Manajer Unit Produksi, Manajer Produksi atau Manajer Unit? (Jilid 1)

Oleh: Tino Saroengallo
(Sutradara Senior)

Di dalam sebuah produksi film pemakaian ketiga istilah di atas seringkali timpang tindih dalam menunjukkan peran yang dilakukan seseorang sebagai bagian dari departemen produksi. Pada prinsipnya masing~masing jabatan tersebut berkaitan dengan tanggungjawab dalam mengelola salah satu atau keseluruhan unit dalam departemen produksi. Bila dibandingkan dengan jabatan Produser, maka ketiga jabatan tersebut bisa dimasukkan ke dalam kategori pelaksana harian. Untuk mengerti perbedaan dekripsi kerja masing~masing jabatan tersebut, kita harus memahami terlebih dahulu keseluruhan susunan hirarki kekuasaan dalam produksi film, khususnya Departemen Produksi.

Aneka Produser
Secara hirarki jabatan, ketiga jabatan tersebut berada di bawah kedudukan produser secara umum. Dan menyinggung sebutan produser, bila kita membaca rangkaian jabatan dalam daftar kru yang tercantum pada akreditasi akhir sebuah film maka kita pun akan menemukan aneka sebutan untuk jabatan produser itu sendiri. Yang paling atas biasanya adalah Produser Eksekutif (Executive Producer), disusul oleh Produser (Producer), Produser Pendamping (Associate Producer), Pimpinan Produksi, dan sebagai ‘anak bungsu’ dari jejeran petinggi tersebut adalah Produser Pelaksana (Line Producer).

Banyak tidaknya nama~nama yang tercantum dalam jajaran petinggi tersebut tergantung pada skala produksi itu sendiri. Masing~masing jabatan berkait~erat dengan tanggungjawab kerja dan kepada siapa mereka bertanggungjawab. Produser Eksekutif bertanggungjawab sejak sebuah film masih berupa embrio, gagasan. Biasanya ia terlibat dalam pengembangan gagasan tersebut hingga menjadi sebuah naskah dan mencarikan Sutradara yang tepat untuk mewujudkan skenario menjadi sebuah film. Ia juga bertanggungjawab mencari dana dari pemodal untuk membuat film tersebut. Pada era studio besar di Hollywood, mereka lah ‘raja~raja’ yang menentukan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan sebuah film. Belakangan ini, terutama dengan pesatnya perkembangan mazhab film independen, seorang Produser Eksekutif umumnya sudah bekerjasama dengan seorang Sutradara sejak awal, mulai dari proses pengembangan sebuah gagasan menjadi skenario hingga pencarian dana. Kedudukannya nyaris sejajar dengan Sutradara.

Produser adalah orang yang bertanggungjawab atas proses pembuatan film sejak awal hingga akhir. Dia adalah perpanjangan tangan Produser Eksekutif dalam menggerakkan roda departemen produksi. Di Indonesia, kerancuan seringkali terjadi tentang perbedaan antara Produser Eksekutif dengan Produser. Pada era keemasan film nasional, sebutan Produser biasanya berkaitan dengan pemilik modal. Pemilik modal disebut Produser. (Hal ini masih ditegaskan oleh Parwesh dalam Sarasehan Hari Film Nasional, Galeri Cipta II pada Senin 06 Maret 2006).

Jabatan Produser lebih tinggi dibandingkan dengan Produser Eksekutif. Produser Eksekutif disejajarkan dengan jabatan Produser Pelaksana. Padahal Produser Pelaksana sebenarnya adalah terjemahan yang paling tepat untuk Line Producer. Salah kaprah ini mungkin terjadi karena pengertian kata executive yang diterjemahkan sebagai kata yang berkaitan dengan kata dalam bahasa Inggris to execute (melaksanakan) atau execution (pelaksanaan). Di luar negeri kerancuan ini tidak terjadi karena pemilik modal akan masuk dalam jajaran investor. Kalaupun ada pemilik modal yang aktif selama proses produksi film tersebut maka ia akan dimasukkan ke dalam jajaran Produser Pendamping. Produser Pendamping (Associate Producer) merupakan orang memiliki suara penentu dalam proses pembuatan sebuah film namun seringkali tidak terlibat dalam proses pembuatan film secara langsung. Sebutan ini seringkali diberikan kepada salah seorang pemodal yang tidak hanya memasukkan uangnya untuk pembuatan film tersebut tetapi juga cukup aktif selama proses pembuatan meski tidak terlibat langsung dalam keseharian produksi. Dibedakan dengan hanya pemilik modal atau investor. Atau sebaliknya, sebutan Produser Pendamping juga diberikan kepada seorang yang berperan dan tanggungjawab sangat besar selama proses pembuatan sebuah film namun tidak menerima upah karena keterbatasan anggaran sehingga ia dibayar dalam bentuk saham. Sebutan Produser Pendamping baginya menunjukkan bahwa jerih payahnya dibayar dengan kepemilikan atas film tersebut.

‘Anak bungsu’ dari jajaran petinggi itu adalah Line Producer atau yang menurut penulis paling tepat diterjemahkan sebagai Produser Pelaksana. Kadang diterjemahkan secara asal sebagai Produser Lini. Produser yang menjaga ‘lini’ atau ‘garis’ produksi. Dalam hal ini mungkin ‘lini’ bisa kita artikan sebagai ‘batas’ anggaran. Dengan kata lain, bila mengartikan Line Producer sebagai Produser Lini maka ia bertanggungjawab untuk menjaga supaya produksi berjalan di dalam ‘batas’ anggaran. Istilah Produser Pelaksana seringkali juga disebut sebagai Pimpinan Produksi atau Pimprod. Isitilah Pimpro ini, menurut penulis, lebih mencerminkan mental bangsa Indonesia. Setiap pekerjaan dilihat sebagai sebuah proyek. Dan sebuah proyek dalam keseharian biasanya dipimpin oleh seorang Pimpinan Proyek atau Pimpro. Untuk film lahirlah istilah Pimprod.
Secara singkat bisa disebutkan bahwa aneka sebutan atau istilah tersebut di atas berkaitan dengan mereka yang bertanggung-jawab dalam mengelola jalannya sebuah produksi film.

==================================================================


Sutradara-Sutradara Favorit Riri Riza
Oleh: Ekky Imanjaya
Sebelum menonton Gie karya Riri Riza yang dirilis 14 Agustus besok, yuk kita lihat sutradara favorit Riri Riza sang sutradara.

“Di awal kuliah, saya suka Spike Lee. Dia menyuarakan sesuatu dengan sangat keras terus menerus,” ujar Riri. “Lantas ada juga Jim Jarmusch. Dia storyteller yang sangat stylistic dan konsisten serta tidak mainstream. Dia juga menjaga dirinya agar tidak masuk ke dalam mainstream,” imbuhnya. “Dia seorang pencerita, bukan eksperimentalis,” jelas peraih gelar Master of Arts bidang Skenario dari Royal Holloway University of London, berkat beasiswa Chevening.

Setelah lulus, Riri melihat adanya sutradara di lingkungan Hollywood yang tetap mempertahankan idealismenya. “Saya melihat orang –orang di dalam industri, tetapi tetap bisa membuat karya yang bagus. Misalnya Spielberg, Coppola, Lucas. Mereka memadukan, art-bisnis-teknologi secara kuat,” diperjelas pembuat Eliana,Eliana dan Petualangan Sherina ini.

Riri juga pengagum Wim Wenders atau Krzysztof Kieslowski. “Mereka orang yang percaya dengan perasaannya terus menerus,” jelas Riri.

Kesimpulannya: “Saya ini adalah kombinasi ancur-ancuran,” selorohnya.

Saat ditanya soal ciri khasnya, Riri menjawab. “Saya melepaskan diri untuk harus punya karakteristik tertentu. Tapi gagasanlah yang menentukan style saya kemana. Ceritalah yang menentukan arah bentuk saya kemana.”

Riri benar-benar orang yang percaya dengan cerita. Dan, di masa mayoritas skenario dunia perfilman dan sinetron kita sedang terpuruk, ini adalah berita bagus. Sudah terbayang, kan, bagaimana skenario Gie yang dibuatnya sendiri itu?
(eimanjaya@yahoo.com)



©
2003 layarperak.com, All Rights Reserved
Terms of ServicePrivacy PolicyAbout UsAd Placement


PRODUCTION

PRODUCTION

BIDANG ENTERTAINMENT / INFOTAINMENT

*) PEDOMAN POKOK PENDIRIAN SEBUAH PRODUCTION HOUSE (PH).

a. Mendirikan sebuah PH (Production House) dengan bidang usaha perfilman dan infotainment dengan legalisasi badan hukum (Perseroan Terbatas).

b. Modal PT (tercantum di Akta) minimal Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

c. Bidang usaha PT tersebut harus tercantum di Akta ybs sebagai berikut;

1. Menjalankan usaha bidang Produksi Film dan Rekaman Video / CD

2. Menjalankan usaha bidang import dan eksport film.

3. Menjalankan usaha bidang studio film dan laboratorium film.

4. Menjalankan usaha bidang peredaran dan penggandaan film / video / CD.

5. Menjalankan usaha bidang periklanan.

6. Menjalankan usaha bidang import bahan baku film dan shooting equipment film.

7. Menjalankan usaha bidang rental shooting equipment.

8. Menjalankan usaha bidang produksi program untuk broadcast TV.

9. Menjalankan usaha bidang Event Organizer yang sehubungan dengan seni budaya, musik, infotainment, dll.

Legalisasi PT tersebut :

  1. Memiliki Akta Pendirian PT tersebut dari notaris dan disahkan oleh Departemen Kehakiman.
  2. Memiliki NPWP dari Dirjen Pajak Departemen Keuangan.
  3. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan.
  4. Memiliki Surat Izin Usaha PerFilman dari DEPDIKBUDPAR
  5. Memiliki Surat Keterangan Domisili Kantor PH dari Kelurahan setempat.


TRIPARTIT

PEMBUATAN TELEPROGRAM

I. BROADCAST TELEVISI

II. PRODUCTION HOUSE (PH / Pengisi Acara / Konseptor)

III. SPONSORSHIP (Perdana)



Prioritas

Dasar Pertimbangan

Pembuatan Program

Jenis Program apa yang hendak diajukan

Berapa Durasi

Per Episodenya

Siapa sasaran programnya

Broadcast mana yang hendak dipilih

Siapa pengisi acaranya (Talent)

Air time mana yang dikehendaki

NB : Secara Unique Selling Point Program dimaksud harus menarik, profesional & komersil

Sesuai : Visi sebagai Entertainment / Infotainment

Misi meliput penonton secara luas.


BUSSINES TIME FOR

ENTERTAINMENT / INFOTAINMENT

(AIR – TIME)


Lebih Mahal dari Reguler

Minimal 1 ½ X


30 menit per Episode

60 Menit per Episode

>60 Menit per Episode


BISNIS

SISTEM

JUAL LEPAS

PH. Tidak punya hak lagi

Atas Sebuah Program

Sama-sama memiliki hak dan tanggung jawab atas sebuah Program

Hak Mutlak atas Sebuah Program

INHOUSE

SHARING

BLOCKING

PERHITUNGAN RUGI / LABA

Adapun perhitungan rugi / laba dalam sebuah usaha Entertainment tergantung pada sistem bisnis yang kita pilih dan jenis programnya :

1. Pada IN HOUSE SYSTEM

Platform harga beli dari sebuah Broadcast misalnya Rp. X,- per Episode, maka pertelaannya :

a. Pengamanan modal 15 s/d 20% dari Rp. X,- = BEP (Break Event Point)

b. Efisiensinya dar BEP = Y

Jika kenyataan kalkulasinya melanggar BEP atau setidak-tidaknya “KIT” untuk 1 sequel pertama (13 paket), bisa kita jalankan. Namun apabila kurang dari itu sebaiknya kita mundur.

2. Pada SHARING SYSTEM

Pada Sistem ini kita diwajibkan mencari / mendapatkan sponsor untuk membiayai biaya produksinya. Besarnya adalah Fifty-fifty (50% jatah iklan tersedia, PH yang harus cari). Ini agak beresiko walaupun prospektif apabila berhasil menyedot iklan, terlebih dari jatah yang dimaksud.

Contoh : Hak dan kewajiban kita sponsor @ Rp. 15.000.000,-

(Bisakah BEP = Rp. 15.000.000,- x 6 – (15%) ?)

3. Pada BLOCKING TIME SYSTEM

Pada Sistem ini PH membeli hak siaran. Seluruh biaya produksi + biaya penyiaran sepenuhnya ditanggung oleh PH. Hak penyiaran dan pencarian iklan / sponsor adalah sepenuhnya milik PH.

Contoh : Biaya Produksi 1 episode = Rp. X

Biaya Siaran = Rp. Y

BEP = X + Y

Jika hasil pengumpulan iklan lebih besar dari BEP maka PH akan mendapatkan keuntungan, sebaliknya jika pengumpulan iklan lebih kecil dari BEP maka PH akan mendapatkan kerugian.

*) SASARAN

Adapun spesifikasi hal-hal tersebut di atas, diuraikan melalui :

1. Layar Kaca (Broadcast Televisi), meliputi :

1) Infotainment

2) Documentary

3) Profille,

4) FTV / Sinetron

2. Layar Lebar, Film untuk Bioskop

Yang harus disediakan oleh sebuah PH :

  1. Kantor untuk direksi dan manajemen lengkap dengan perlengkapan kantor, telpon, komputer, dll. Tempat parkir luas dan operasional kantor tidak terbatas waktu karena lingkungan perkantoran atau ruko umpamanya masalah overtime security, AC, lift, dsb.
  2. Staff kantor : sekretaris, operator komputer dan office boy.

Team kreatif yang profesional di bidangnya : programmer, produksi, marketing atau sponsorship department.

  1. Mobil lengkap dengan supir untuk operasional minimal 2 buah.
  2. Sarana dan prasarana harus disediakan sepenuhnya oleh produser, umpamanya uang makan pagi, siang, malam, BBM untuk mobil operasional + uang transport kalau tidak dijemput.
  3. Untuk menghemat biaya operasional harus ada perencanaan yang matang berdasarkan Polecy Perusahaan
  4. Perlu digarisbawahi pembuatan proposal budget produksi berdasarkan skenario dan desain produksi. Terlampir contoh proposal budget produksi FTV yang pernah diproduksi oleh PT Dapur Film dibuat / produksi bulan Maret 2006 dan ditayangkan di ANTV pada bulan Mei 2006.

N O T E

Usaha di bidang Entertainment / Infotainment ini dijamin Prospektif, asalkan :

- Cermat berhitung

- Punya lingkup ke dalam

- Sequel-sequel berikutnya adalah akumulatif profit

- Memiliki tenaga-tenaga profesional (Skill and experiences) yang profitable (bukan soal compassionate).

- Berani dan memahami pra-operasional yang relatif demi menembus / mencapai sasaran (program).

Demikianlah makalah ini kami sajikan, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuka usaha di bidang Entertainment / Infotainment.

SEMOGA INFO YANG SINGKAT INI DAPAT BERGUNA DAN BISA DIKEMBANGKAN SENDIRI.

sumber : http://rizkybroadcaster.wordpress.com

REPORTER

Komersialisasi Berita-Berita Kriminal
Program-program berita kriminal di Indonesia semakin marak! Jangan ditanya mengapa, karena mungkin tidak ada yang tahu. Jangan ditanya apa alasan pengambilan gambar dan penyuntingan gambarnya sedemikian gamblang, karena mungkin tidak ada yang perduli. Yang ada hanyalah pertanyaan di kepala, mengapa program-program berita dengan cara penayangan seperti yang selama ini kita saksikan masih dilanjutkan?
Penyajian berita-berita kriminal tanpa memperdulikan etika penyiaran ini akan berhenti bila korban pembunuhan atau bunuh diri adalah keluarga tercinta pemilik televisi, para pemimpin redaksi dan para jurnalis baik yang sedang di rumah maupun di kantor yang sedang menikmati makan siang.
Kepekaan Kita dan Anak-anak
Silahkan bertanya pada diri sendiri. Apakah kepekaan kita terhadap kejahatan semakin lama semakin longgar? Apa yang menjadi penyebabnya? Jika tayangan berita kriminal dalam sejumlah program yang sengaja dikhususkan untuk berita seperti inilah penyebabnya, mengapa kita selalu diam. Bukankah kebiasaan menonton program seperti ini bisa merusak kepekaan kita terhadap arti hidup?
Jika orang dewasa saja bisa merasa jengah, bagaimana dengan anak-anak kita? Mereka mungkin bisa menganggap tindakan kejahatan seperti pembunuhan dan bunuh diri adalah hal yang wajar. Membunuh kepekaan anak-anak ini sama halnya dengan menenggelamkan masa depan bangsa ini kedalam kegelapan.
Saya sering membayangkan negara ini mempunyai asosiasi orang tua penonton televisi Indonesia yang pada waktu tertentu mengadakan diskusi nasional. Diskusi dihadiri oleh presiden, para orang-tua, pemilik televisi, pemimpin redaksi dan representatif dari AC Nielson. Akan baik sekali jika kemudian diskusi nasional ini ditayangkan ulang dihadapan para jurnalis televisi pembuat berita-berita kriminal semena-mena ini. Nah, dipenghujung acara dibacakanlah nominasi program berita kriminal paling mantap.
Komersialisasi
Yang lebih mengganggu adalah program-program berita tersebut diberi judul yang menurut saya dibuat-buat. Pemilihan slot penayangan juga pada siang hari, sekitar menjelang hingga tengah hari. Ada tiga hal mengapa pengelola usaha televisi melakukan hal ini. Pertama, mereka sangat sadar bahwa televisi merupakan sumber utama hiburan rata-rata bangsa kita. Kedua, tengah hari ada jam yang tepat untuk menonton televisi bagi masyarakat pekerja. Ketiga adalah hukum supply and demand. Ada pasokan karena ada permintaan.

Mengapa orang menonton berita-berita kriminal? Banyak artikel yang menjabarkan alasan orang tertarik mendengar atau menonton berita kriminal. Ini bukan hal yang baru. Rasa takut bisa dihibur, digelitik dan ini bisa menjadi lahan bisnis. Wahana menyeramkan di Dufan semakin seram dan semakin banyak dikunjungi demikian juga dengan pemakaian obat-obatan psikotropika.
Siapa sebenarnya pelaku kriminal persoalan ini? Apakah justru pemilik-pemilik televisi dan para pemimpin redaksi? Jika memang bukan mereka mengapa berita-berita itu tetap seperti itu? Untuk mendramatisir sebuah berita, banyak stasiun televisi sengaja mengambil stock gambar dan melatarbelakangi berita itu dengan musik atau lagu.
School for Broadcast Media berusaha memerangi praktik-praktik seperti ini. Dalam setiap pelatihan baik di stasiun televisi nasional maupun di SBM kami selalu menekankan bahwa integritas dan tanggungjawab kita sebagai jurnalis harus tetap dipertahankan. SBM telah meluluskan sekitar 400 siswa dengan pesan ini. Beberapa institusi pendidikan yang setuju dan menerapkannya adalah Fakultas Kriminologi UI dan Fakultas Broadcast STIKOM IMA.
Jurnalisme Televisi
Richard V Ericson, profesor University of British Columbia, Canada, dalam bukunya “How Jurnalists Visualize Fact” mengatakan bahwa gambar-gambar dalam program-program berita khususnya berita-berita kriminal sengaja dibuat sedemikian rupa untuk meningkatkan rasa percaya bahwa itu adalah fakta. Praktik komunikasi seperti ini mengaburkan perbedaan antara fakta, nilai, informasi, pengetahuan dan literary properties.
“How Journalists Visualize Fact”
Richard V. Ericson is principal of Green College and professor of Sociology and Law, University of British Columbia.

Abstract: Fact is a product of the communication practice of journalists. Journalists rarely have the resources or acces to penetrate their sources’ imformational worlds to establish facts independently. Moreover, the norms of objectivity in journalism often preclude efforts to establish facts independent of sources’ accoutns. Therefore, journalists visualize the fact value of a story on the basis of a source’s fake value as an authoritative, normative witnesss to event.s While television visuals offers a greater capacity for believalibility, the need for an orderly visual narrative leads to staged news, evens, retakes, reenactments, use of stock footage, and other fakes. These communication practices blur distinctions between fact, value, information, and knowledge and have literary properties. Like literary fiction, news requires the willing suspension of disbelief in order to have its knowledge accepted. This important literary character of news may be fading as the news institution breaks down into segmented markets and specialized information services.

BAHASA JURNA LISTIK INDONESIA

Oleh Goenawan Mohamad

PENGANTAR

Bahasa jurnalistik sewajarnya didasarkan atas kesadaran terbatasnya ruangan dan waktu. Salah satu sifat dasar jurnalisme menghendaki kemampuan komunikasi cepat dalam ruangan serta waktu yang relatif terbatas. Meski pers nasional yang menggunakan bahasa Indonesia sudah cukup lama usianya, sejak sebelum tahun 1928 (tahun Sumpah Pemuda), tapi masih terasa perlu sekarang kita menuju suatu bahasa jurnalistik Indonesia yang lebih efisien. Dengan efisien saya maksudkan lebih hemat dan lebih jelas. hemat dan jelas ini penting buat setiap reporter, dan lebih penting lagi buat editor. Di bawah ini diutarakan beberapa fasal, diharapkan bisa diterima para (calon) wartawan dalam usaha kita ke arah efisien penulisan.
Penghematan diarahkan ke penghematan ruangan dan waktu. Ini bisa dilakukan di dua lapisan: (1) unsur kata, dan (2) unsur kalimat.

Unsur Kata

1. Beberapa kata Indonesia sebenarnya bisa dihemat tanpa mengorbankan tatabahasa dan jelasnya arti.Misalnya:
agar supayaagar, supaya
akan tetapi tapi
apabila bila
sehingga hingga
meskipun meski
walaupun walau
tidak tak (kecuali diujung kalimat atau berdiri sendiri)

2. Kata daripada atau dari pada juga sering bisa disingkat jadi dari. Misalnya:
”Keadaan lebih baik dari pada zaman sebelum perang”, menjadi ”Keadaan lebih baik dari sebelum perang”. Tapi mungkin masih janggal mengatakan: ”Dari hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang”.

3. Ejaan yang salah kaprah justru bisa diperbaiki dengan menghemat huruf.
Sjah sah
khawatir kuatir
akhli ahli
tammat tamat
progressive progresif
effektif efektif

4. Beberapa kata mempunyai sinonim yang lebih pendek. Misalnya:
kemudian=lalu
makin=kian
terkejut=kaget
sangat=amat
demikian=begitu
sekarang=kini

Catatan:
Dua kata yang bersamaan arti belum tentu bersamaan efek, bahasa bukan hanya soal perasaan. Dalam soal memilih sinonim yang telah pendek memang perlu ada kelonggaran, dengan mempertimbangkan rasa bahasa.

Penghematan diarahkan ke penghematan ruangan dan waktu. Ini bisa dilakukan di dua lapisan: (1) unsur kata, dan (2) unsur kalimat. Penghematan Unsur Kalimat (1) Lebih efektif dari penghematan kata ialah penghematan melalui struktur kalimat.

Banyak contoh pembikinan kalimat dengan pemborosan kata.
1. Pemakaian kata yang sebenarnya tak perlu, di awal kalimat: Misalnya:
”Adalah merupakan kenyataan, bahwa percaturan politik internasional berubah-ubah setiap zaman”. (Bisa disingkat: ”Merupakan kenyataan, bahwa …..”).
”Apa yang dinyatakan Wijoyo Nitisastro sudah jelas”. (Bisa disingkat: ”Yang dinyatakan Wijoyo Nitisastro……”).

2. Pemakaian apakah atau apa (mungkin pengaruh bahasa daerah) yang sebenarnya bisa ditiadakan: Misalnya:
”Apakah Indonesia akan terus tergantung pada bantuan luar negeri”? (Bisa disingkat: ”Akan terus tergantungkah Indonesia…..”).
Baik kita lihat, apa(kah) dia di rumah atau tidak”. (Bisa disingkat: ”Baik kita lihat, dia di rumah atau tidak”).

3. Pemakaian dari sebagai terjemahan of (Inggris) dalam hubungan milik sebenarnya bisa ditiadakan; juga daripada. Misalnya:
”Dalam hal ini pengertian dari Pemerintah diperlukan”. (Bisa disingkat: ”Dalam hal ini pengertian Pemerintah diperlukan”.
”Sintaksis adalah bagian daripada tatabahasa”. (Bisa disingkat: ”Sintaksis adalah bagian tatabahasa”).

4. Pemakaian untuk sebagai terjemahan to (Inggris) yang sebenarnya bisa ditiadakan Misalnya:
”Uni Soviet cenderung untuk mengakui hak-hak India”. (Bisa disingkat: ”Uni Soviet cenderung mengakui……”).
”Pendirian semacam itu mudah untuk dipahami”. (Bisa disingkat: ”Pendirian semacam itu mudah dipahami”).
”GINSI dan Pemerintah bersetuju untuk memperbaruhi prosedur barang-barang modal”. (Bisa disingkat: ”GINSI dan Pemerintah bersetuju memperbaruhi…….”).
Catatan:
Dalam kalimat: ”Mereka setuju untuk tidak setuju”, kata untuk demi kejelasan dipertahankan.

5. Pemakaian adalah sebagai terjemahan is atau are (Inggris) tak selamanya perlu: Misalnya:
”Kera adalah binatang pemamah biak”. (Bisa disingkat ”Kera binatang pemamah biak”).
Catatan:
Dalam struktur kalimat lama, adalah ditiadakan, tapi kata itu ditambahkan, misalnya dalam kalimat: ”Pikir itu pelita hati”. Kita bisa memakainya, meski lebih baik dihindari. Misalnya kalau kita harus menterjemahkan ”Man is a better driver than woman”, bisa mengacaukan bila disalin: ”Pria itu pengemudi yang lebih baik dari wanita”.

6. Pembubuhan akan, telah, sedang sebagai penunjuk waktu sebenarnya bisa dihapuskan, kalau ada keterangan waktu. Misalnya:
”Presiden besok akan meninjau pabrik ban Goodyear”. (Bisa disingkat: ”Presiden besok meninjau pabrik….”).
”Tadi telah dikatakan ……..” (Bisa disingkat: ”Tadi dikatakan.”).
”Kini Clay sedang sibuk mempersiapkan diri”. (Bisa disingkat: Clay mempersiapkan diri”).
Penghematan diarahkan ke penghematan ruangan dan waktu. Ini bisa dilakukan di dua lapisan: (1) unsur kata, dan (2) Unsur Kalimat.

Penghematan Unsur Kalimat

7. Pembubuhan bahwa sering bisa ditiadakan: Misalnya:
”Gubernur Ali Sadikin membantah desas-desus yang mengatakan bahwa ia akan diganti”.
”Tidak diragukan lagi bahwa ialah orangnya yang tepat”. (Bisa disingkat: ”Tak diragukan lagi, ialah orangnya yang tepat”.).

Catatan: Sebagai ganti bahwa ditaruhkan koma, atau pembuka (:), bila perlu.

8. Yang, sebagai penghubung kata benda dengan kata sifat, kadang-kadang juga bisa ditiadakan dalam konteks kalimat tertentu. Misalnya:
”Indonesia harus menjadi tetangga yang baik dari Australia”. (Bisa disingkat: ”Indonesia harus menjadi tetangga baik Australia”).
”Kami adalah pewaris yang sah dari kebudayaan dunia”.

9. Pembentukan kata benda (ke + ….. + an atau pe + …. + an) yang berasal dari kata kerja atau kata sifat, kadang, kadang, meski tak selamanya, menambah beban kalimat dengan kata yang sebenarnya tak perlu. Misalnya:
”Tanggul kali Citanduy kemarin mengalami kebobolan”. (Bisa dirumuskan: ”Tanggul kali Citanduy kemarin bobol”).
”PN Sandang menderita kerugian Rp 3 juta”. (Bisa dirumuskan: ”PN Sandang rugi Rp 3 juta”).
”Ia telah tiga kali melakukan penipuan terhadap saya” (Bisa disingkat: ”Ia telah tiga kali menipu saya”).
Ditandaskannya sekali lagi bahwa DPP kini sedang memikirkan langkah-langkah untuk mengadakan peremajaan dalam tubuh partai”. Bisa dirumuskan: ”Ditandaskannya sekali lagi, DPP sedang memikirkan langkah-langkah meremajakan tubuh partai”).

10. Penggunaan kata sebagai dalam konteks ”dikutip sebagai mengatakan” yang belakangan ini sering muncul (terjemahan dan pengaruh bahasa jurnalistik Inggris & Amerika), masih meragukan nilainya buat bahasa jurnalistik Indonesia. Memang, dalam kalimat yang memakai rangkaian kata-kata itu (bahasa Inggrisnya ”quoted as saying”) tersimpul sikap berhati-hati memelihat kepastian berita.

Kalimat ”Dirjen Pariwisata dikutip sebagai mengatakan……” tak menunjukkan Dirjen Pariwisata secara pasti mengatakan hal yang dimaksud; di situ si reporter memberi kesan ia mengutipnya bukan dari tangan pertama, sang Dirjen Pariwisata sendiri.
Tapi perlu diperhitungkan mungkin kata sebagai bisa dihilangkan saja, hingga kalimatnya cukup berbunyi: ”Dirjen Pariwisata dikutip mengatakan…..”.
Bukankah masih terasa kesan bahwa si reporter tak mengutipnya dari
tangan pertama? Lagipula, seperti sering terjadi dalam setiap mode baru, pemakaian sebagai biasa menimbulkan ekses. Misalnya:
Ali Sadikin menjelaskan tetang pelaksanaan membangun proyek miniatur Indonesia itu sebagai berkata: ”Itu akan dilakukan dalam tiga tahap”. Kata sebagai dalam berita itu samasekali tak tepat, selain boros.

11. Penggunaan dimana, kalau tak hati-hati, juga bisa tak tepat dan boros. Dimana sebagai kataganti penanya yang berfungsi sebagai kataganti relatif muncul dalam bahasa Indonesia akibat pengaruh bahasa Barat.
1) Dr. C. A. Mees, dalam “Tatabahasa Indonesia” (G. Kolff & Co., Bandung, 1953 hal. 290-294) menolak pemakaian dimana. Ia juga menolak pemakaian pada siapa, dengan siapa, untuk diganti dengan susunan kalimat Indonesia yang ”tidak meniru jalan bahasa Belanda”, dengan mempergunakan kata tempat, kawan atau teman. Misalnya:
”orang tempat dia berutang” (bukan: pada siapa ia berutang); ”orang kawannya berjanji tadi” (bukan: orang dengan siapa ia berjanji tadi). Bagaimana kemungkinannya untuk bahasa jurnalistik?
2) Misalnya: ”Rumah dimana saya diam”, yang berasal dari ”The house where I live in”, dalam bahasa Indonesia semula sebenarnya cukup berbunyi: ”Rumah yang saya diami”. Misal lain:
”Negeri dimana ia dibesarkan”, dalam bahasa Indonesia semula berbunyi: ”Negeri tempat ia dibesarkan”.

Dari kedua misal itu terasa bahasa Indonesia semula lebih luwes, kurang kaku. Meski begitu tak berarti kita harus mencampakkan kata dimana sama sekali dari pembentukan kalimat bahasa Indonesia. 1) hanya sekali lagi perlu ditegaskan: penggunaan dimana, kalau tak hati-hati, bisa tak tepat dan boros. Saya ambilkan 3 contoh ekses penggunaan dimana dari 3 koran:

Kompas, 4 Desember 1971:
”Penyakit itu dianggap berasal (dan disebarkan) oleh serdadu-serdadu Amerika (GI) dimana konsentrasi besar mereka ada di Vietnam”.
Sinar Harapan, 24 November 1971:
”Pihak Kejaksaan Tinggi Sulut di Menado dewasa ini sedang menggarap 9 buah perkara tindak pidana korupsi, dimana ke-9 buah perkara tsb. sudah dalam tahap penuntutan, selainnya masih dalam pengusutan.”
Abadi, 6 Desember 1971:
”Selanjutnya dinyatakan bahwa keadaan ekonomi dan moneter dunia dewasa ini masih belum menentu, dimana secara tidak langsung telah dapat mempengaruhi usaha-usaha pemerintah di dalam menjaga kestabilan, baik untuk perluasan produksi ekonomi dan peningkatan ekspor”.

Dalam ketiga contoh kecerobohan pemakaian dimana itu tampak: kata tersebut tak menerangkan tempat, melainkan hanya berfungsi sebagai penyambung satu kalimat dengan kalimat lain. Sebetulnya masing-masing bisa dirumuskan dengan lebih hemat:
”Penyakit itu dianggap berasal (dan disebarkan) serdadu-serdadu Amerika (GI), yang konsentrasi besarnya ada di Vietnam”.
”Pihak Kejaksaan Tinggi Sulut di Menado dewasa ini menggarap 9 perkara tindak pidana korupsi. Ke-9 perkata tsb. sebagian sudah dalam tahap penuntutan, selainnya (sisanya) masih dalam pengusutan”.
Perhatikan: Kalimat itu dijadikan dua, selain bisa menghilangkan dimana, juga menghasilkan kalimat-kalimat pendek. ”dewasa ini sedang” cukup jelas dengan ”dewasa ini”. kata ”9 buah” bisa dihilangkan ”buah”-nya sebab kecuali dalam konteks tertentu, kata penunjuk-jenis (dua butir telor, 5 ekor kambing, 7 sisir pisang) kadang-kadang bisa ditiadakan dalam bahasa Indonesia mutahir.
”Selanjuntya dinyatakan bahwa keadaan ekonomi dan moneter dewasa ini masih belum menentu. Hal ini (atau lebih singkat: Ini) secara tidak langsung telah dapat …. dst”.
Perhatikan: Kalimat dijadikan dua. Kalimat kedua ditambahi Hal ini atau cukup Ini diawalnya.

12. Dalam beberapa kasus, kata yang berfungsi menyambung satu kalimat dengan kalimat lain sesudahnya juga bisa ditiadakan, asal hubungan antara kedua kalimat itu secara implisit cukup jelas (logis) untuk menjamin kontinyuitas. Misalnya:
”Bukan kebetulan jika Gubernur menganggap proyek itu bermanfaat bagi daerahnya. Sebab 5 tahun mendatang, proyek itu bisa menampung 2500 tenaga kerja setengah terdidik”. (Kata sebab diawal kalimat kedua bisa ditiadakan: hubungan kausal antara kedua kalimat secara implisit sudah jelas).
”Pelatih PSSI Witarsa mengakui kekurangan-kekurangan di bidang logistik anak-anak asuhnya. Kemudian ia juga menguraikan perlunya perbaikan gizi pemain” (Kata kemudian diawal kalimat kedua bisa ditiadakan; hubungan kronologis antara kedua kalimat secara implisit cukup jelas).
Tak perlu diuraikan lebih lanjut, bahwa dalam hal hubungan kausal dan kronologi saja kata yang berfungsi menyambung dua kalimat yang berurutan bisa ditiadakan. Kata tapi, walau atau meski yang mengesankan ada yang yang mengesankan adanya perlawanan tak bisa ditiadakan.

Kejelasan
Setelah dikemukakan 16 pasal yang merupakan pedoman dasar penghematan dalam menulis, di bawah ini pedoman dasar kejelasan dalam menulis. Menulis secara jelas membutuhkan dua prasyarat:
1. Si penulis harus memahami betul soal yang mau ditulisnya, bukan juga pura-pura paham atau belum yakin benar akan pengetahuannya sendiri.
2. Si penulis harus punya kesadaran tentang pembaca.

Memahami betul soal-soal yang mau ditulisnya berarti juga bisa menguasai bahan penulisan dalam suatu sistematik. Ada orang yang sebetulnya kurang bahan (baik hasil pengamatan, wawancara, hasil bacaan, buah pemikiran) hingga tulisannya cuma mengambang. Ada orang yang terlalu banyak bahan, hingga tak bisa membatasi dirinya:
menulis terlalu panjang. Terutama dalam penulisan jurnalistik, tulisan kedua macam orang itu tak bisa dipakai. Sebab penulisan jurnalistik harus disertai informasi faktuil atau detail pengalaman dalam mengamati, berwawancara dan membaca sumber yang akurat. Juga harus dituangkan dalam waktu dan ruangan yang tersedia.
Lebih penting lagi ialah kesadaran tentang pembaca. Sebelum kita menulis, kita harus punya bayangan (sedikit-sedikitnya perkiraan) pembaca kita: sampai berapa tinggi tingkat informasinya? Bisakah tulisan saya ini mereka pahami? Satu hal yang penting sekali diingat: tulisan kita tak hanya akan dibaca seorang atau sekelompok pembaca tertentu saja, melainkan oleh suatu publik yang cukup bervariasi dalam tingkat informasi.
Pembaca harian atau majalah kita sebagian besar mungkin mahasiswa, tapi belum tentu semua tau sebagian besar mereka tahu apa dan siapanya W. S. Renda atau B. M. Diah. Menghadapi soal ini, pegangan penting buat penulis jurnalistik yang jelas ialah: buatlah tulisan yang tidak membingungkan orang yang yang belum tahu, tapi tak membosankan orang yang sudah tahu. Ini bisa dicapai dengan praktek yang sungguh-sungguh dan terus-menerus.

Sebuah tulisan yang jelas juga harus memperhitungkan syarat-syarat
teknis komposisi:
tanda baca yang tertib.
ejaan yang tidak terlampau menyimpang dari yang lazim dipergunakan
atau ejaan standard.
pembagian tulisan secara sistematik dalam alinea-alinea.

Cukup kiranya ditekankan perlunya disiplin berpikir dan menuangkan pikiran dalam menulis, hingga sistematika tidak kalang-kabut, kalimat-kalimat tidak melayang kesana-kemari, bumbu-bumbu cerita tidak berhamburan menyimpang dari hal-hal yang perlu dan relevan.
Menuju kejelasan bahasa, ada dua lapisan yang perlu mendapatkan perhatian:
Unsur kata
Unsur kalimat

Kejelasan Unsur Kata
1. Berhemat dengan kata-kata asing. Dewasa ini begitu derasnya arus istilah-istilah asing dalam pers kita. Misalnya: income per capita, Meet the Press, steam-bath, midnight show, project officer, two China policy, floating mass, program-oriented, floor-price, City Hall, upgrading, the best photo of the year, reshuffle, approach, single, seeded dan apa lagi. Kata-kata itu sebenarnya bisa diterjemahkan, tapi dibiarkan begitu saja. Sementara diketahui bahwa tingkat pelajaran bahasa Inggris sedang merosot, bisa diperhitungkan sebentar lagi pembaca koran Indonesia akan terasing dari informasi, mengingat timbulnya jarak bahasa yang kian melebar. Apalagi jika diingat rakyat kebanyakan memahami bahasa Inggris sepatah pun tidak.

Sebelum terlambat, ikhtiar menterjemahkan kata-kata asing yang relatif mudah diterjemahkan harus segera dimulai. Tapi sementara itu diakui: perkembangan bahasa tak berdiri sendiri, melainkan ditopang perkembangan sektor kebudayaan lain. Maka sulitlah kita mencari terjemahan lunar module feasibility study, after-shave lotion, drive-in, pant-suit, technical know-how, backhand drive, smash, slow motion, enterpeneur, boom, longplay, crash program, buffet dinner, double-breast, dll., karena pengertian-pengertian itu tak berasal dari perbendaharaan kultural kita. Walau begitu, ikhtiar mencari salinan Indonesia yang tepat dan enak (misalnya bell-bottom dengan ”cutbrai”) tetap perlu.

2. Menghindari sejauh mungkin akronim. Setiap bahasa mempunyai akronim, tapi agaknya sejak 15 tahun terakhir, pers berbahasa Indonesia bertambah-tambah gemar mempergunakan akronim, hingga sampai hal-hal yang kurang perlu.

Akronim mempunyai manfaat: menyingkat ucapan dan penulisan dengan cara yang mudah diingat.
Dalam bahasa Indonesia, yang kata-katanya jarang bersukukata tunggal dan yang rata-rata dituliskan dengan banyak huruf, kecenderungan membentuk akronim memang lumrah. ”Hankam”, ”Bappenas”, ”Daswati”, ”Humas” memang lebih ringkas dari ”Pertahanan & Keamanan” ”Badan Perencanaan Pembangunan Nasional”, ”Daerah Swantantra Tingkat” dan ”Hubungan Masyarakat”.
Tapi kiranya akan teramat membingungkan kalau kita seenaknya saja membikin akronim sendiri dan terlalu sering. Di samping itu, perlu diingat: ada yang membuat akronim untuk alasan praktis dalam dinas (misalnya yang dilakukan kalangan ketentaraan), ada yang membuat akronim untuk bergurau, mengejek dan mencoba lucu (misalnya di kalangan remaja sehari-hari: ”ortu” untuk ”orangtua”; atau di pojok koran: ”keruk nasi” untuk ”kerukunan nasional”) tapi ada pula yang membuat akronim untuk menciptakan efek propaganda dalam permusuhan politik (misalnya ”Manikebu” untuk ”Manifes Kebudayaan”, ”Nekolim” untuk ”neo-kolonialisme”. ”Cinkom” untuk ”Cina Komunis”, ”ASU” untuk ”Ali Surachman”).
Bahasa jurnalistik, dari sikap objektif, seharusnya menghindarkan akronim jenis terakhir itu. Juga akronim bahasa pojok sebaiknya dihindarkan dari bahasa pemberitaan, misalnya ”Djagung” untuk ”Djaksa Agung”, ”Gepeng” untuk ”Gerakan Penghematan”, ”sas-sus” untuk ”desas-desus”.
Saya tak bermaksud memberikan batas yang tegas akronim mana saja yang bisa dipakai dalam bahasa pemberitaan atau tulisan dan mana yang tidak. Saya hanya ingin mengingatkan: akronim akhirnya bisa mengaburkan pengertian kata-kata yang diakronimkan, hingga baik yang mempergunakan ataupun yang membaca dan yang mendengarnya bisa terlupa akan isi semula suatu akronim. Misalnya akronim ”Gepeng” jika terus-menerus dipakai bisa menyebabkan kita lupa makna ”gerakan” dan ”penghematan” yang terkandung dalam maksud semula, begitu pula akronim ”ASU”. Kita makin lama makin alpa buat apa merenungkan kembali makna semula sebelum kata-kata itu diakronimkan.
Sikap analitis dan kritis kita bisa hilang terhadap kata berbentuk akronim itu, dan itulah sebabnya akronim sering dihubungkan dengan bahasa pemerintahan totaliter dan sangat penting dalam bahasa Indonesia.

Kejelasan Unsur Kalimat
Tapi seperti halnya dalam asas penghematan, asas kejelasan juga lebih efektif jika dilakukan dalam struktur kalimat. Satu-satunya untuk itu ialah dihindarkannya kalimat-kalimat majemuk yang paling panjang anak kalimatnya; terlebih-lebih lagi, jika kalimat majemuk itu kemudian bercucu kalimat.
Pada dasarnya setiap kalimat yang amat panjang, lebih dari 15-20 kata, bisa mengaburkan hal yang lebih pokok, apalagi dalam bahasa jurnalistik. Itulah sebabnya penulisan lead (awal) berita sebaiknya dibatasi hingga 13 kata. Bila lebih panjang dari itu, pembaca bisa kehilangan jejak persoalan. Apalagi bila dalam satu kalimat terlalu banyak data yang dijejalkan. Contoh:

”Harian Kami”, 4 Desember 1971:
”Sehubungan dengan berita ‘Harian Kami’ tanggal 25 November 1971 hari Kamis berjudul: ‘Tanah Kompleks IAIN Ciputat dijadikan Objek Manipulasi’ (berdasarkan keterangan pers dari Hamdi Ajusa, Ketua Dewan Mahasiswa IAIN Djakarta) maka pada tanggal 28 November jbl. di Kampus IAIN tersebut telah diadakan pertemuan antara pihak Staf JPMII (Jajasan Pembangunan Madrasah Islam & Ihsan – Perwakilan Ciputat) dengan Hamdi Ajusa mewakili DM IAIN dengan maksud untuk mengadakan ‘clearing’ terhadap berita itu.”
Kalimat itu terdiri dari 60 kata lebih. Sebagai pembaca, saya memerlukan dua kali membacanya untuk memahami yang ingin dinyatakan sang wartawan. Pada pembacaan pertama, saya kehilangan jejak perkara yang disajikan di hadapan saya. Ini artinya suatu komunikasi cepat tak tercapai. Lebih ruwet lagi soalnya jika bukan saja pembaca yang kehilangan jejak dengan dipergunakannya kalimat-kalimat panjang, tapi juga si penulis sendiri.

Pedoman, 4 Desember 1971:
”Selama tour tersebut sambutan masyarakat setempat di mana mereka mengadakan pertunjukan mendapat sambutan hangat.”
Perhatikan: Penulis kehilangan subjek semula kalimatnya sendiri, yakni sambutan masyarakat setempat. Akibatnya kalimat itu berarti, ”yang mendapat sambutan hangat ialah sambutan masyarakat setempat.”

Sinar Harapan, 22 November 1971:
”Di kampung-kampung kelihatan lebaran lebih bersemarak, ketupat beserta sayur dan sedikit daging semur, opor ayam ikut berlebaran. Dari rumah yang satu ke rumah yang lain, ketupat-ketupat tersebut saling mengunjungi dan di langgar-langgar, surau-surau ramai pula ketupat-ketupat, daging semur, opor ayam disantap bersama oleh mereka.”
Perhatikan: Siapa yang dimaksud dengan kata ganti mereka dalam kalimat itu? Si penulis nampaknya lupa bahwa ia sebelumnya tak pernah menyebut ”orang-orang kampung”. Mengingat dekat sebelum itu ada kalimat ketupat-ketupat tersebut saling mengunjungi dan kalimat surau-surau ramai pula ketupat-ketupat, kalimat panjang itu bisa berarti aneh dan lucu: ”daging semur, opor ayam disantap bersama oleh ketupat-ketupat.

=========================================================================


U jAVC MEDIA to ASTRO – Script Record for Video

Activity

Komplotan Pencopet No of tapes: 2

Venue Aksi para pencopet Date 2008

Participants Penjara untuk yang amatir

Video by Imam Rizky-k Prepared by

Translated by

Imam Rizky-k

Photo by
Tel 0856 1655 229

Script by Teguh Irawan Email rizky_bgtlah@yahoo.com

Editor Iswanto & Rizky-k Episode & Duration 01 – 30 menit
Detak Jakarta Menggungkap Pristiwa Tape No:DJ_20080125_000306_TA_R01P
OBB – DETAK JAKARTA

LEAD TV PRESENTER :

SALAM JUMPA PEMIRSA/ KEMBALI ANDA SAKSIKAN PROGRAM DETAK JAKARTA// SEPERTI BIASA/ DETAK JAKARTA HADIR MEMBERIKAN BERAGAM BERITA JAKARTA AKTUAL DAN VAKTUALI// SAYA YUNI MUSTIKASARI MENGUNGKAP PRISTIWA//

TRIGER – DETAK JAKARTA

LEAD TV PRESENTER :

APA YANG TERLINTAS DI BENAK KITA/ JIKA SESAMA PENUMPANG TRANSPOTASI/ ADA SEGROMBOLAN PENCOPET YANG MEMANFAATKAN DESAKAN DAN KEPANIKAN PENUMPANG KETIKA MENAIKI TRANSPOTASI UMUM JAKARTA// DENGAN SERAGAM DAN PENAMPILAN MENYERUPAI PARA PENUMPANG LAINYA// TERNYATA DIANTARA DARI MEREKA MENGGASAK DOMPET DAN HP PARA PENUMPANG// BAGAIMANAKAH PENCOPET ANGUTAN MENJALANKAN AKSINNYA// MODUS APA YANG DILAKUKAN// DETAK JAKARTA AKAN MENELUSURINYA//

TISER LIPUTAN : >>NEXT>>

VIDEO SEGMENT 1

VIDEO LIPUTAN : >> NEXT >>

( SUREALISME PUITIK )

VOICE OVER

MODUS PENCOPETAN MERAKA TERBILANG BARU/ YAKNI MENGINCAR KELENGAHAN PENUMPANG SAAT KERETA API BERHENTI MENDADAK//

PERISTIWA INI TERJADI DI SEKITAR PASAR KERAJI/ TEPATNYA 100 METER SEBELUM MEMASUKI STASIUN KRANJI/ BEKASI// KERETA API REL LISTRIK JURUSAN BEKASI-STASIUN KOTA TIBA-TIBA BERHENTI MENDADAK SEHINGGA MEMBUAT PENUMPANG PANIK// SAAT ITULAH KETIGA PENCOPET TADI BERAKSI MENGASAK ISI TAS DAN DOMPET PARA PENUMPANG YANG LENGAH//

SOUND BITE

( SY – PENCOPET ) 00:25:44:16 – 00:27:05:20 NEXT >> INTER CUT

SAYA MEMANFAATKAN ANAK JALANAN UNTUK MEMPERLANCAR AKSI SAYA/ BIYASANYA ANAK JALANAN TIDAK BEGITU MENCOLOK UNTUK MELAKUKAN PENARIKAN REM TUAS KRL// KETIKA REM TUAS DITARIK DAN KRL BERHENTI MENDADAK/ PARA PENUMPANG PANIK/ SAAT KEPANIKAN ITULAH SAYA MEMANFAATKAN KESEMPATAN ITU/ SAYA BERAKSI DENGAN KEDUA TEMAN SAYA/ DAN DIBANTU ANAK-ANAK JALANAN//

VOICE OVER

SEPANDAI-PANDAINYA BAJING MELOMPAT/ AKHIRNYA BISA TERJATUH JUGA/ ISTILAH INI DIGUNAKAN UNTUK PARA PENCOPET YANG TERTANGKAP// PERBUATAN MEREKA KEPERGOK PETUGAS DAN LANGSUNG MENANGKAPNYA BERIKUT BARANG BUKTI 60 DOMPET DAN BEBERAPA HP//

SOUND BITE

( SY – PENCOPET ) 00:29:15:09 – 00:30:15:20

DENGAN CARA INI/ KERJA SAYA TIDAK MENJADI SIA-SIA/ MASALAHNYA DENGAN KEADAAN KRL YANG NORMAL/ SAYA HANYA BISA MENDAPAT PALING SEDIKIT 60 DOMPET SETIAP HARINYA/ DAN 13 HP PALING SEDIKITNYA// HASIL ITU SAYA BAGI DENGAN ANAK JALANAN YANG TELAH MEMPELANCAR AKSI SAYA//

VOICE OVER

AKSI MEREKA DI INI TERGOLONG UNIK/ KARENA SETIAP AKSINYA DIBANTU OLEH ANAK-ANAK JALANAN YANG MENARIK TUAS REM DARURAT KERETA API// SEHINGGA KERETA API BERHENTI MENDADAK/

SOUND BITE

( AD – ANAK JALANAN ) 00:42:35:09 – 00:50:15:20

SAYA CUMA BANTU-BANTU AJA/ MASALAHNYA CUMA DI SURUH TARIK REM TUAS SAJA// SETELAH KRL BERHENTI SAYA LANGSUNG KABUR KE GERBONG LAIN//

SOUND BITE

( SY – PENCOPET ) 00:30:15:09 – 00:31:15:20

SAYA JUGA KADANG-KADANG MENGAJARI ANAK JALANAN UNTUK MENCOPET// DAN SAYA JUGA BILANG SAAT PENUMPANG SUDAH PANIK/ JIKA ADA KESEMPATAN SEGERA BERAKSI//

VOICE OVER

MODUS PARA PENCOPET INI MEMANG TERLIHAT UNIK/ TETAPI DENGAN MENGHALALKAN SEGALA CARA DARI MEREKA/ BISA FATA AKIBATNYA// PASALNYA KETIKA REM TUAS KRL DITARIK MENDADAK/ DAN KRL SECARA-TIBA0TIBA DIBERHENTIKAN/ AKAN MENGAKIBATKAN ANJLOKNYA KRL// DAN YANG LEBIH MEMBAHAYAKAN KEMBALI/ KRL YANG BERADA DIBELAKANGNYA BISA MENABRAK RANGKAYAN KRL YANG DIBERHENTIKAN TADI//

SOUND BITE

( SUKIMAN PETUGAS STASIUN KRANJI ) 00:20:48:09 – 00:23:15:20

SANGAT FATAL UNTUK KESELAMATAN PENUMPANG PERKERETA APIAN/ MASALAHNYA KORBANYA BUKAN HANYA KRL YANG DIBERHENTIKAN SECARA MENDADAK/ TETAPI PARA PENUMPANG KRL LINNYA// SEMUA LALULINTAS PERKERETA APIAN JUGA BISA TERGANGGU AKIBAT ULAH ORNG-ORANG YANG MEMANFAATKAN KEPENTINGANYA SENDIRI//

VOICE OVER

MODUS INI SUDAH SERING TERJADI BEBERAPA KALI/ DAN SUDAH BEBERAPA DARI MEREKA YANG TERTANGKAP/ NAMUN TIDAK MEMBUAT DARI MEREKA JENGAH//

SEGMENT 2

LEAD TV PRESENTER :

TINGKAT KEJAHATAN YANG SANGAT TINGGI DI IBU KOTA/ MEMBUAT KITA HARUS LEBIH HATI-HATI// BIS YANG KOSONG DAN TERLALU RAMAI/ TIDAK MEMBUAT PARA SANG AKSI KEHABISAN AKAL//

VIDEO SEGMENT 2

TISER LIPUTAN : >>NEXT>>

VIDEO LIPUTAN : >> NEXT >>

( SUREALISME PUITIK )

VOICE OVER

BIS YANG KOSONG DAN TERLALU RAMAI SAMA BAHAYANYA// PARA KOMPLOTAN INI TIDAK KEHABISAN AKAL DAN CARA/ BERBAGAI MACAM DAN MODUS OPERANDI AKANMEREKA LAKUKAN/ WALAUPUN SANGAT BERESIKO// TAK PANDANG BULU UNTUK MENGASAK PARA KORBANYA/ BAIK WANITA ATAUPUN LAKI-LAKI/ BAHAKAN TENTARAPUN MEREKA COPET//

PARA PENCOPET ADA YANG BENAR-BENAR MENGUNAKAN TRIK DAN BAHKAN MENGUNAKAN HIPNOTIS//

SOUND BITE

( RAGIL MAHASISWI ) 00:20:48:09 – 00:245:20

SAYA PERNAH MELIHAT AKSI PENCOPET NAIK BIS DI TERMINAL BLOK-M YANG BARU TERISI 3-4 ORANG DI ATASNYA/ JIKA ADA YANG DIANGGAP MANGSA POTENSIAL/ GROMBOLAN PENCOPET AKAN MENGIKUTI CALON KORBANYA// DIMAN CALON KORBANYA DUDUK/ GROMBOLAN AKAN MENGEPUNG// SALAH SATU COBA MENARIK PERHATIAN DENGAN MENJATUHKAN UANG ATAU BARANG ATAU BAHKAN MENAWARKAN SESUATU// TUJUANYA AGAR PERHATIAN SI CALON KORBAN TERPECAH. BEGITU PERHATIAN TERBAGI/ ADA YANG BERAKSI// SETELAH AKSI SUKSES/ SI PELAKU UMUMNYA DIAM DAN MELEMPARKAN HASILNYA KE TEMANYA// GILIRAN TEMANYA YANG LAIN MEMBUAT TABIR// CARANYA BISA MEMBUAT GADUH/ BERTERIAK-TERIAK ATAU APA SAJA UNTUK MENGALIHKAN/ BAHKAN MEMARAHI SI KORBAN//

VOICE OVER

BANYAK CARA YANG DI LAKUKAN PARA GEROMBOLAN COPET INI// SEMUA ITU HANYA UNTUK MENDAPATKAN BARANG INCARANYA/ APA LAGI SI KORBAN YANG TELAH DI IKUTI DARI ALAT PENGAMBILAN MESIN UANG ( ATM ) //

SOUND BITE

( CICI PEGAWAI SWASTA ) 00:20:48:09 – 00:245:20

WAKTU ITU SAYA SEHABIS MENGAMBIL ATM DI SAMPING TERMINAL BIS BLOK-M/ KEMUDIAN SAYA LANGSUNG PULANG NAIK BIS 57 JURUSAN BLOK-M KP. RAMBUTAN/ SAYA TIDAK SADAR KALO ORANG DEKET SAYA DI BIS ITU AKAN MENCOPET SAYA// TERNYATA SAYA TELAH DIIKUTI SEMENJAK DARI ATM TADI// SAAT SAYA TURUN DARI BIS UWANG LOGAMAN TERCECER DI JALAN/ SAYA MASIH BELUM SADAR KALO ITU TERNYATA ADALAH UANG SAYA/ DAN SAYA PERHATIKAN LAGI TERNYATA TAS SAYA SUDAH ROBEK/ SEPERTI DISAYAT DENGAN BENDA TAJAM// DAN SAYA PERIKSA DOMPET SAYA SUDAH LENYAP/ MANA SEMUA UWANG ITU GAJI SAYA BEKERJA//

VOICE OVER

AKSI PARA PENCOPET TIDAK PERNAH PANDANG BULU/ WALAUPUN KEBANYAKAN DARI MEREKA SUDAH SERING TERTANGKAP/ NAMUN MEREKA TIDAK PERNAH JERA UNTUK MENJALANKAN PROFESINYA SEBAGAI PENCOPET//

SOUND BITE

( SY PENCOPET ) 00:20:48:09 – 00:245:20

SAYA MENCOPET KIRA-KIRA SUDAH 15 TAHUN/ DAN SAYA TERTANGKAP SUDAH TIDAK TERHITUNG LAGI// MUNGKIN SUDAH LEBIH DARI 50 KALI// DAN TERTANGKAP MASA KIRA0KIRA SUDAH LEBIH DARI 10 KALI/ BAHKAN SAYA PERNAH MAU DI BAKAR OLEH MASA/ TAPI UNTUNG ADA POLISI// SAAT SAYA DI TANGKAP POLISI PALING LAMA YAH KURANG LEBIH 3 BULAN/ DAN PALING CEPAT 1 BULAN SUDAH KELUAR LAGI//

LEAD TV PRESENTER :

APA YANG SESUNGGUHNYA DILAKUKAN OLEH APARAT KITA PADA PENCOPET INI// DAN BAGAI MANA MENAGANI PENCOPET YANG KIAN BANYAK DI SETIAP LINTAS JALAN// APAKAN MASYARAKAT AKAN MERASA AMAN/ KETIKA PETUGAS KEAMANAN DI TAMBAH//

>>TISER LIPUTAN>>

VIDEO SEGMENT 3

VOICE OVER

PENJARA NAMPAKNYA BUKAN TEMPAT YANG TEPAT UNTUK PARA YANG AMATIR// DI PENJARA/ BAGI YANG AMATIR AKAN BELAJAR TRIK DAN MODUS BARU/ SEPERTI SEKOLAH/ MUNGKINKAH PARA AKSI KEJAHATAN TIDAK AKAN MERASA JERA KETIKA/ BOGAM MENTAH MENGHAMPIRI TUBUHNYA/ DAN MUNGKINKAH MREKA TIDAK MERASA TAKUT UNTUK MASUK PENJARA/ KARNA PENJARA ADALAH SEKOLAH LAMA BAGI MEREKA YANG SUDAH PERNAH MERASAKANYA//

SOUND BITE

( DG, PENGHUNI BPENJARA ) 00:20:48:09 – 00:245:20

SEBENARNYA PENJARA ITU TEMPAT ORANG-ORANG YANG DI HUKUM KARENA KESALAHANYA// TETAPI ANGGAPAN ITU KETIKA ADA PARA PETUGAS// SETELAH PETUGAS PERGI/ KAMAR SEL ADALAH TEMPAT REONI DAN BELAJAR BAGI TEMAN-TEMAN SEPENDERITAAN//

SOUND BITE

( ROBIN S, POLISI ) 00:20:48:09 – 00:245:20

ORANG-ORANG YANG ADA DI SINI KEBANYAKAN MELAKUKAN TINDAKAN KEJAHATAN// KEJAHATAN YANG MEREKA LAKUKAN KEBANYAKAN/ PERAMPASAN/ PENODONGAN/ PENCOPETAN/ NARKOBA/ PENCOPETAN/ DAN TINDAKAN KRIMINAL LIANYA// SETIAP JENIS DAN TIPE KEJAHATANYA/ DISINI DIPISAHKAN KAMAR TAHANANYA//

HUKUMAN YANG MEREKA JALANI SELAMA DISINI/ MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN KANTOR RESERSE/ KAMARMANDI DAN LAIN-LAIN// KALO DARI MEREKA SALING BERTUKAR FIKIRAN SAYA TIDAK TAU JUGA YAH//

VOICE OVER

JAKARTA KOTA METRO POLITAN TERNYATA JAKARTA KOTA YANG BELUM AMAN DARI PARA AKSI TINDAK KEJAHATAN/ PEREKONAOMIAN YANG MAKIN TERPURUK/ MENINGKATNYA TINDAKAN KRIMINALITAS/ BERBAGAI OPERANDI SETIAP HARINYA MAKIN BERTAMBAH//

LEAD TV PRESENTER :

SEBAGAI MASYARAKAT KITA SANGAT MEMBUTUHKAN KEAMANAN DAN KETENTRAMAN/ MASYARAKAT AKAN MERASA AMAN APABILA TINGKAT KEJAHATAN DI JALAN SUDAH TIDAK ADA LAGI// AKANKANKAH MASYARAKAT JAKARTA BISA MERASAKAN KEAMANAN DISETIAP PENJURU JALAN// SAYA YUNI MUSTIKA SARI DAN CREW YANG BERTUGAS UNDUR DIRI/ SAKSIKAN TERUS DETAK JAKARTA DENGAN BRITA-BERITA YANG AKTUAL DAN VAKTUAL HANYA ASTRO TV//


sumber : http://rizkybroadcaster.wordpress.com/