Senin, 29 November 2010

Museum, Sejarah Yang Terlupakan Raih Juara 2 Film Dokumenter FFA 2010

(Poster Film)

Festival Film Anak (FFA) memilih "Influence" Produksi Sahabat Multimedia - SMKN 10 Medan sebagai film fiksi terbaik dan Mencuri di Lapas produksi Lembaga Pemasyarakatan Medan sebagai film dokumenter terbaik.

Hal tersebut diumumkan pada malam Penganugerahan Festival Film Anak (FFA) 2010 yang diselenggarakan di Royal Perintis Hotel, Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Minggu malam (28/11).

Penyerahan hadiah berupa Tropi dari BNI, tabungan dari PKPA, sertifikat dan voucher serta souvenir dari Waterpark Suyuza Tanjungmoawa yang diberikan langsung oleh special guess FFA 2010 Aditya Gumay, produser/ sutradara yang dikenal cukup konsern dengan film anak, yang hadir ke Medan bersama Adenin A Nasution, putra Medan yang kini menetap di Jakarta, yang pernah menerima anugerah sebagai penulis naskah terbaik FFB dan nominator naskah terbaik versi FFI.

Selengkapnya, untuk kategori fiksi, juara II Pigura (Sawah Artha Film, Purbalingga) sedangkan dokumen, juara III Pena Warna-warni (Im film) dan film adik sebagai film favorit. Sedangkan untuk kategori dokumenter, Film Meuseum yang Terlupakan produksi Opique Pictures terpilih sebagai film terbaik II dan Anak Jalanan di Aceh, produksi Forum Anak Aceh Besar sebagai terbaik III.

Film favorit berdasarkan pengunjung terbanyak dalam screening dan film yang paling banyak disukai oleh para facebooker melalui like and coment di video festivalfilm anak. Sementara film terbaik dipilih melalui seleksi secara administratif, penjurian screening dan penjurian panel terhadap 12 film nominasi film terbaik.


(Pemeran Utama Film "Museum, Sejarang Yang Terlupakan")

Pertama Kali

Pada FFA ketiga ini merupakan tahun pertama bagi Medan untuk memenangkan 2 kategori film terbaik (fiksi dan dokumenter) sejak FFA dilaksanakan pertama kali pada tahun 2008. Pada FFA 2008 film terbaik fiksi dimenangkan film Andai Kutahu, produksi Sani Pictures Bekasi dan Menelusuri Jejak Anak Rimba produksi PKPA Aceh. Sedangkan pada FFA 2009, Medan hanya mampu meraih film terbaik untuk dokumenter melalui film "Kami Kelas IIA" Produksi Kalapas Medan, sementara untuk kategori film fiksi, Baju buat Kakek, produksi SMP Satu Atap Karangmoncol/ Sawah Artha Film Purbalingga terpilih sebagai film terbaik.

Tahun ketiga ini persaingan 36 film yang dijurikan dari 40 film yang terdaftar sangat ketat, karena film-film dari Purbalingga dan Aceh meningkat, film karya anak dari Purbalingga yang berpartisipasi dalam FFA tahun ini sebanyak 7 film (dibanding tahun sebelumnya 1), dan film karya anak dari Aceh sebanyak 6 film (dibanding tahun sebelumnya 2). Sehingga dewan juri terdari H. Amsyal (Ketua Forum Komunikasi Insan Perfilman Sumatera Utara/ aktor), dr. Daniel Irawan (Sekretaris SENAKKI Sumut, pengamat dan kolektor 35 ribu film dari 100 negara), Wendy (Medan Short Movie/ Umatic Studio) dan Putri Sumut 2010, Cut Nabila.

Darti Sutradara Terbaik FFA kedua kali

Siswi SMP Satu Atap Karangmoncol, Purbalingga Darti dibantu siswa lainnya Yasin, terpilih kembali sebagai sutradara terbaik setelah tahun sebelumnya Darti juga terpilih sebagai Sutradara Terbaik lewat film Baju Buat Kakek.

Untuk kategori insan perfilman selengkapnya yakni, untuk kategori dokumenter, juru kamera terbaik Dita Ramayani (Diva production) dalam film MTV Exit: When Youth Combat Trafficking, Sutradara terbaik Wandi Gultom dalam film Surat Ratu Ketam Sangkak (WD Prod, Langkat), Ide cerita terbaik (Robby Darwis, anak Lapas Medan) dalam film Mencuri di Lapas, Narator/presenter terbaik Nyakti Magdalena dalam film Anak Jalanan di Aceh produksi Forum Anak Banda Aceh dan editor terbaik Ade Sofyan dalam film Belajar Sejarah Dunia lewat logam dan kertas, produksi Daffadol film Purbalingga.

Sementara untuk kategori fiksi terpilih sebagai sebagai aktor terbaik Wahyu dalam film Mutiara Sungai Deli, Aktris Terbaik Karina dalam film Seragam Sekolah yang Basah, Sutradara Terbaik Darti dan Yasin dalam film Pigura, penulis naskah terbaik Ardila Lubis dalam film Pioneering Sahabat, editor terbaik Rizkan Jania MN dalam film Pena Warna-warni, Juru Kamera Terbaik Rizkan Jania dalam film Pena Warna-warni dan Setter terbaik dalam film Seragam Sekolah yang Basah.

FFA merupakan rangkaian kegiatan perfilman anak dan remaja yang terdiri dari coaching clinic, workshop, produksi, screening, roadshow, penjurian dan malam penganugahan.

FFA tahun ketiga 2010 ini diorganisir oleh komunitas film anak dan remaja bekerjasama dengan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) dan komunitas film di Sumatera Utara.

Komunitas film anak dan Remaja Medan dibangun dari kolaborasi dari para film maker dan insan perfilman pelajar yakni, Esema 4 Cinema (SMAN 4 Medan), Teater Semut (SMK Telkom Shandy Putra), Teater SIM (SMA Sultan Iskandar Muda), SMA Dharma Pancasila dan Sahabat Multimedia (SMKN 10 Medan). Komunitas film Sumatera Utara terdiri dari Sineas Film Documentary (SFD), KoFi '52 Medan, Medan Short Movie (MSM), Kensington Institute (KI) dan Independent Movie Maker Community (IMMC).

FFA 2010 didukung oleh Biro Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana Setdapropsu, Hotel Royal Perintis, Syrup Noerlen, Waterpark Suzuya Tanjung Morawa, Tabloid Kabar Film, Bensatra Advertising, Bank Negara Indonesia (BNI) Jonson & Jonson, Prambors FM, Delta FM, Widy Production, Bitra Indonesia, Smart FM, ABE Road Studio, Space One Band, Umatic Studio, AMS Travel dan Keude Kupie Ulee Kareng dan Gayo di Medan, PWI Jaya Seksi Film dan Kebudayaan.




sumber : Jufri Bulian Ababil 

poto by : Dok Ghoqielt Community