Selasa, 10 Januari 2012

Komunitas Film indie Medan Opique Picture, Bukan Hanya Jago Kandang

CERITAMU.COM - Dunia perfilman independen (indie) lokal di kota Medan dari waktu ke waktu terus berkembang. Belasan komunitas film indie yang rata-rata di bentuk oleh kawula medan ini tumbuh dan bertebaran. Padahal harus diakui , tidak mudah membentuk suatu komunitas baru .

Tidak hanya sulit dalam dana dan peralatan tetapi juga dalam tekad dan kesatuan tim. Untuk itulah diperlukan sebuah komitmen dan pengorbanan. Salah satu anggota Komunitas Film maker Indie yaitu “Opik” menyatakan bahwa mereka tidak melihat film dari nilai jualnya melainkan kesenangan dan kepuasan karna bisa menuangkan imajinasi mereka kedalam wujud film sehingga terlihat nyata. Hal inilah yang membuat dia dan keempat sahabatnya membentuk suatu komunitas film indie yang diberi nama "Opique Picture".

Walaupun mereka masih muda namun kreatifitas mereka patut diberi acungan jempol. Bayangkan saja, di usianya yang masih 4 tahun, Opique Picture telah menghasilkan lebih dari 50 karya . Beberapa judulnya adalah Global Never Warming, Kelas Berdinding Angin, dan Museum Sejarah yang Terlupakan.

Dan seolah tidak ingin hanya menyalurkan hobi, komunitas ini juga tiap tahun selalu menuai prestasi di berbagai ajang festival film , tahun 2008 Opik dinobatkan menjadi sutradara terbaik film pendek berjudul “Global Never Warming “yang diselenggarakan Lembaga Sosial Masyarakat Pusat kajian Perlindungan Anak (LSM PKPA), kemudian Tahun 2009 masuk ke dalam kategori editor terbaik dengan judul "Gulung Uang". Tetap di tahun yang sama kembali meraih Juara II skrip berjudul "Memulung Cita-Cita" diselenggarakan oleh Festival Film Anak (FFA) pada hari anak nasional.

Di tahun ketiga mereka , tahun 2010 menempati Juara II film dokumnter berskala nasional dalam ajang Festival Film Anak (FFA) dengan judul “Museum Sejarah Yang Terlupakan” dan di Tahun 2011 meraih juara III film dokumenter berskala nasional dalam ajang Festival Jurnalistik Nasional dan Media Expo yang diselenggarakan Departemen Komunikasi FISIP USU dengan judul “Kelas Berdinding Angin”.

Kehadiran komunitas- komunitas kreatif ini memang sangat kita harapkan untuk dapat menjadi wadah bagi kawula muda di kota Medan ini . Karna seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa kelanjutan masa depan suatu bangsa bergantung pada kawula mudanya.

Salut, semoga anak muda Medan terus berprestasi, lebarkan sayap nasional bahkan internasional. (CAKP)

sumber : http://www.ceritamu.com/Komunitas-Film-indie-Medan-Opique-Picture-,-Buka

“Opique Pictures” Bukan Komunitas Film Biasa

Tanpa disadari dunia perfilman independen (indie) lokal di kota Medan dari waktu ke waktu terus berkembang. Bak cendwan di musim penghujan, belasan komunitas film indie yang rata-rata di bentuk oleh kawula medan ini tumbuh dan bertebaran. Padahal harus diakui , tidak mudah membentuk suatu komunitas baru . Tidak hanya sulit dalam dana dan peralatan tetapi juga dalam tekad dan kesatuan tim. Untuk itulah diperlukan sebuah komitmen dan pengorbanan.
Salah satu anggota Komunitas Film maker Indie yaitu “Opik” menyatakan bahwa mereka tidak melihat film dari nilai jualnya melainkan kesenangan dan kepuasan karna bisa menuangkan imajinasi mereka kedalam wujud film sehingga terlihat nyata. Hal inilah yang membuat dia dan keempat sahabatnya membentuk suatu komunitas film indie yang diberi nama’ Opique Picture’.Walaupun mereka masih muda namun kreatifitas mereka patut diberi acungan jempol. Bayangkan saja ,di usianya yang masih 4 tahun, Opique Picture telah menghasilkan lebih dari 50 karya .Beberapa judulnya adalah Global Never Warming, Kelas Berdinding Angin ,dan Museum Sejarah yang Terlupakan.
Dan seolah tidak ingin hanya menyalurkan hobi, komunitas ini juga tiap tahun selalu menuai prestasi di berbagai ajang festival film , tahun 2008 Opik dinobatkan menjadi sutradara terbaik film pendek berjudul “Global Never Warming “yang diselenggarakan Lembaga Sosial Masyarakat Pusat kajian Perlindungan Anak (LSM PKPA), kemudia Tahun 2009 masuk ke dalam kategori editor terbaik dengan judul “Gulung Uang” Tetap di tahun yang sama kembali meraih Juara II skrip berjudul “Memulung Cita-Cita “diselenggarakan oleh Festival Film Anak (FFA) pada hari anak nasional. Di tahun ketiga mereka , tahun 2010 menempati Juara II film dokumnter berskala nasional dalam ajang Festival Film Anak (FFA) dengan judul “Museum Sejarah Yang Terlupakan” dan di Tahun 2011 meraih juara III film dokumenter berskala nasional dalam ajang Festival Jurnalistik Nasional dan Media Expo yang diselenggarakan Departemen Komunikasi FISIP USU dengan judul “Kelas Berdinding Angin”.
Kehadiran komunitas- komunitas kreatif ini memang sangat kita harapkan untuk dapat menjadi wadah bagi kawula muda di kota Medan ini . Karna seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa kelanjutan masa depan suatu bangsa bergantung pada kawula mudanya. Semoga anak muda medan bukan hanya jago kandang namun dapat melebarkan prestasi untuk nasional dan internasional.

sumber : http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/01/06/opique-pictures-bukan-komunitas-film-biasa/