Minggu, 18 Desember 2011

Toko Ice Cream Oen, wisata kuliner kuno

apa sih toko "Oen" itu?..istimewanya apa?
cekibroot...



Quote:
Quote:

Toko "Oen" adalah restoran tertua di Indonesia
yang masih dimiliki oleh bisnis keluarga asli

toko "Oen" adalah satu satunya Restoran kuno jaman belanda di kota Malang

toko "Oen" merupakan cagar budaya

toko "Oen" adalahh ICON

toko "Oen",Nostalgia sebuah Eksistensi

bahkan Sultan Hamengku Buwono IX dan Presiden Soekarno pernah bersantap di sana
Sejarah Singkat Toko Oen

Quote:
Toko Oen pertama kali dibuka di kota Yogyakarta Pada tahun 1910 ibu Liem Gien Nio (”Oma Oen”) mendirikan toko kue di Yogyakarta,
yang jaman dulu bertempat di jl. Tugu Kidul. Nama "Oen" sendiri diambil dari nama suami pendiri Toko ini
yaitu Oen Tjoek Hok (”Opa Oen”).
Nama Oen adalah nama marga Tionghoa. Dalam waktu singkat toko ini dilengkapi dengan toko eskrim dan restoran (1922).



Setelah cukup sukses,ibu Liem Gin Nio membuka cabang di kota Semarang yang bertempat di Weg Bodjoeng
yang sekarang bernama Jl. Pemuda no. 52, tepatnya dibuka tanggal 16 April 1936.
disusul kemudian membuka cabang di kota Malang dan Jakarta.

namun sayangnya pada tahun 1958 Toko Oen di kota Yogyakarta ditutup
dan disusul tahun 1973 Toko Oen yang di Jakarta juga ikut ditutup (dibeli oleh Bank ABN )
Beberapa tahun kemudian Toko Oen Malang dibeli oleh seorang pengusaha pada tahun 1990.
dan toko Oen Semarang sendiri sekarang dipegang
oleh cucu dari ibu Liem Gin Nio
Sejarah Toko Oen di Malang
Quote:
Quote:
Salah satu object wisata kota Malang yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri adalah Toko Oen.
Toko Oen terletak di jalan Jend. Basuki Rahmat No. 5 Malang.
Ketika memasuki Toko Oen maka akan ditemui sebuah tulisan
“welkom in Malang toko oen die sinds 1930 aan oe gasten gezeling herd geeft”
yang kalau tidak salah berarti suatu penyambutan terhadap tamu dan
memberi tahu bahwa toko oen ini didirikan sejak 1930.
Quote:
Melewati pintu masuk, suasana tempo dulu langsung menyapa. Ada radio kuno di satu sudut.
Ada pramusaji dengan busana ala zaman kolonial,
juga beberapa kursi kayu kuno yang terawat. Toko Oen merupakan Restoran legendaris yang menjadi ikon kota Malang,
memiliki menu andalan yaitu aneka pattisiere, ice cream, dan minuman juice.
Restoran ini tetap mempertahankan gaya klasik peninggalan Belanda
dengan kursi rotan atau kayu dan interior tanpa AC, begitupun pelayannya dan kokinya
.
Quote:
1930. Toko Oen berdiri dengan nama Oen Ice Cream Palace Pattissier, sesuai yang tertulis pada tembok depan toko tersebut.
Sejak awal dibuka, pemilik restoran terkenal itu adalah orang Tionghoa bernama Max Liem, dengan marga Oen. Sajian
utama restoran ini yakni menu spesial Belanda. Pada masa itu, Toko Oen menjadi tempat favorit berkumpulnya
orang-orang Belanda dan Eropa di Malang.

1947. Pada Kongres Komite Nasional Indonesia Pusat yang didakan 25 Februari 1947, restoran ini menjadi tempat mangkal peserta kongres
se-Indonesia. Mereka makan siang dan minum di sini. Bangunan restoran ini juga salah satu yang selamat dari aksi bumi hangus di Malang.

1990. Restoran berganti kepemilikan, namun pemilik baru tidak mengubah fungsinya.
Tinggal Toko Oen di Malang dan Semarang saja yang berkomitmen meneruskan gaya kolonial khas toko es krim bersejarah tersebut.
Quote:
Sekarang Hingga kini menu masakan Belanda serta minuman tradisional masa lalu seperti sekoteng masih bisa dinikmati di tempat ini.
Bahkan berbagai kudapan masa lalu juga tersedia. Restoran tersebut kini menjadi satu-satunya tempat makan di Kota Malang
yang masih menampilkan suasana masa lalu. Meja, kursi, dan lemari masih dibiarkan sama seperti dulu.
Kursi kayu dan rotan nuansa tempo dulu juga masih utuh. Bahkan pakaian yang dikenakan pelayan juga dipertahankan seperti dulu,
yakni berwarna putih. Itu sebabnya wisatawan dari Belanda dan Eropa lainnya selalu mengunjungi restoran ini untuk bernostalgia.
Mengingat kembali masa tinggal mereka di Kota Malang.
Sejarah Toko Oen di Semarang
Quote:
Quote:
Pada tahun 1936 nama “Oen” diberikan paten oleh Opa Oen.
Toko Oen Semarang didirikan pada tahun 1936 di sebuah gedung yang dulu dimiliki oleh orang inggris dan bernama Grillroom, yang dibeli oleh Opa Oen pada tahun 1935.
Beralamat di Bodjong No. 52 (kini Jln Pemuda).
Kemudian diwariskan kepada generasi ke-2 Oen Liem Hwa. Kemudian diwariskan kepada anak-anaknya.
Sehingga sekarang restoran dikelola oleh pemilik generasi ke-3: Jenny Megaradjasa sama suaminya Sando Kalalo.
Quote:
Pada masa kini, Toko Oen kadang-kadang masih dikunjungi oleh bekas militer Belanda.
Mereka yang dulu datang ke restoran ini pasti berpangkat opsir.
Pasalnya, gaji serdadu tidak mungkin cukup untuk makan di Toko Oen.

Cucu Nyonya Liem yang bernama Yenny Megaputri, lulusan arsitek Delft Universiteit, mengatakan,
keunikan Toko Oen dari awal berdiri sampai sekarang tidak berubah sama sekali.
Dibangun dengan gaya Jugendstijl (Young Style) yang populer di masa akhir abad 19.
Toko Oen melaju melewati jaman dan waktu, bertahan di tengah gempuran modernisasi kota dan modernisasi lidah penduduknya.
Quote:
Beberapa makanan yang disajikan di restoran ini adalah “Uitsmijter” (2 potong roti, telur mata sapi, keju dan daging)
“Huzarensalade” (salad dingin berisi daging sapi, acar dan sayuran), “Rijsttafel” (nasi dengan banyak lauk-pauk),
Nasi Goreng, dan lain-lain. Yang istimewa di restoran ini adalah es krim “Tutti Frutti” (”semua buah-buahan”).
Sejenis eskrim tradisional khas Jawa Tengah yang sangat enak dapat kita temui disini juga, yaitu “Es Puter” rasa durian, stroberi dll.
Quote:
Quote:
Salah satu menu istimewa yang selalu dicari pengunjung jika mampir ke Toko Oen adalah home made ice cream.
Rasa ice cream khas jaman doeloe ini hingga kini masih dipertahankan. Varian rasa yang ditawarkan pun kini makin bertambah
yaitu kurang lebih 38 varian rasa.
Sebut saja Tutti Fruti, Rhum and Raisin, Oen's Simphony, Praline, Sony Boy, Rainbow dan masih byk lainnya.
Home made ice cream ini disajikan dalam gelas mungil dari keramik plus sebuah sendok kecil. Tekstur ice cream ini lebih lembut
dari ice cream pada umumnya, baunya harum namun lebih cepat mencair.
Tentunya karena ice cream ini dibuat hanya dari susu sapi murni,
kuning telur ayam dan bahan-bahan alami lainnya seperti buah-buahan, kacang dan cokelat.
Jadinya selain rasanya yang nyummy abis...
juga aman untuk dikonsumsi.Sedangkan ice cream modern saat ini yang kebanyakan memakai bahan pengawet, bahan pengental dan perasa tiruan.

UNIKNYA..??
Quote:
Sampai detik ini, tirai hijau, gravir di kaca, interior restoran, kipas angin, grand piano bahkan seragam para pelayan Toko Oen
tetap dipertahankan sepanjang masa. Seragam para pelayan berwarna putih dengan gaya khas, dan peci.
Peci ini disarankan oleh Soekarno, setelah kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya para pelayan mengenakan blangkon.
Para pelayan ini kebanyakan merupakan para pelayan setia, yang sudah bekerja di situ lintas generasi.
Sampai sekarang anak atau bahkan cucu dari para pelayan masih bekerja dengan setia dan penuh penjiwaan di sana.
Quote:
Quote:
Tak terhitung sudah berapa banyak para penikmat kuliner lintas benua, mulai dari para jenderal,
opsir, kalangan atas, sosialita ketika itu, bahkan Sultan HB IX dan Soekarno pernah bersantap di sana.


apabila singgah disalah satu kota tersebut,
Baik untuk urusan bisnis, berlibur, transit,
numpang lewat atau apapun juga keperluan laennya...
kagak ad salahnya luangkan waktu sejenak menikmati romantika lintas budaya
Dutch – Indonesia – Chinese dari tahun 1930’an
dan nikmati eksotiknya 









sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11564112