Minggu, 14 November 2010

Opique Picture's Editor Terbaik FFA 2009

Penganugerahan terhadap 30 film dan insan perfilman yang berkompetisi dalam Festival Film Anak (FFA) Medan 2009 yang diselenggarakan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) berkolaborasi dengan Komunitas Film Sumatera Utara berlangsung meriah.


Ketua Panitia Pengarah Ahmad Sofian mengatakan, Festival Film Anak (FFA) Medan 2009 merupakan ajang kreatifitas yang bertujuan mendorong anak-anak untuk berkreasi dalam rangka implementasi hak partisipasi anak, termasuk di dalamnya mengemukakan pendapat, berkumpul dan berekspresi.


"Ini merupakan FFA tahun kedua dengan menghadirkan 30 film karya partisipasi anak dari Sumatera Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nanggro Aceh Darussalam (NAD), tingkat partisipasi anak meningkat lebih dari seratus persen dibanding FFA 2008 yang menghadirkan 17 film dari Sumatera Utara, NAD, Jawa Barat dan Jawa Timur," kata Sofian kepada wartawan Senin Malam (30/11) di Medan.


Selain dihadiri oleh aktor kawakan Didi Petet dan aktivis perlindungan anak Arist Merdeka Sirait sebagai Dewan Juri, malam penganugerahan FFA Medan 2009 juga dihadiri tamu istimewa Seto Mulyadi atau yang akrabnya disapa Kak Seto.


Turut hadir, Wakil Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujonugroho, ST, wakil Bupati Serdang Bedagai Ir. H. Soekirman dan Puteri Sumut Fatimah Syahnur Lubis.


Didi Petet dalam sambutannya mengatakan, FFA adalah Festival Film Anak pertama di Indonesia yang diharapkan dapat memajukan dunia perfilman nasional.


"Medan harus mampu menjadi kiblat perfilman anak, dan pemerintah harus melihat ini sebagai aset budaya, semua pihak harus mendukung sehingga gaung FFA tidak saja secara nasional tetapi bisa internasional," cetus Didi.


Ketua KOMNAS Perlindungan Anak, Seto Mulyadi dalam sambutannya mengatakan, pada dasarnya anak adalah kreatif, lingkungan dan sistem pendidikan yang membuat kreatifitas anak menjadi mati.


"Melalui media FFA ini kami harapkan dapat memicu semangat anak-anak untuk berkreasi," kata Kak Seto.
Wakil Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujonugroho menerangkan, pemerintah Sumatera Utara menyambut baik dilaksanakannya Festival Film Anak sebagai kegiatan tahunan yang mampu memajukan kebudayaan dan pariwisata di Sumut.


"Potensi anak-anak Sumatera Utara beberapa propinsi di Indonesia yang luar biasa ini harus untuk didukung oleh semua pihak sehingga dapat menjadi aset pembangunan di masa depan," katanya.



Selain memutar trailer 30 film peserta FFA 2009, hiburan di malam penganugerahan yang dihadiri 800 pasang mata ini juga menampilkan seniman anak dari pertukaran pelajar Jepang-Indonesia dan Flowrens Band binaan SKA PKPA.


Dalam pembacaan penganugerahan yang dibacakan sponsor, komunitas film, dewan juri dan panitia, diumumkan pemenang film kategori fiksi dan dokumenter, serta insan perfilman anak kategori fiksi dan dokumenter.


Film pemenang untuk kategori dokumenter adalah Juara 1 "Kami Kelas 2 A", produksi Lapas Anak Medan, Sumut; Juara 2 "Peluh Sang Iwan" produksi SMA Sri Mersing Tanjungpura Langkat Sumut, Juara III "Info Sekolah" Produksi SMA 4 Lhokseumawe NAD, juara favorit "Ari Electric" produksi SMK Telkom Sandhy Putra Medan.


Sedangkan untuk produksi film fiksi pemenangnya adalah Juara I "Baju Buat Kakek" produksi Sawah Artha Film/ SMP Satu Atap Karangmoncol Purbalingga Jatim; Juara II "Melompat Sejauh Mimpi" produksi Inside production, Malang; Juara III "Tetap Semangat" produksi Abah Production Medan, Sumut, juara Favorit "Hadiah Terindah" produksi Q-can production Gunungsitoli, Nias Sumut.


Untuk insan perfilman berpersfektif anak penghargaan terbaik untuk kategori dokumenter diberikan kepada Ardi Syahputra sebagai Sutradara terbaik dalam film "Kami Kelas II A", Danu sebagai editor terbaik dalam film "Info Sekolah", Wandi sebagai ide cerita terbaik dalam film "Peluh Sang Iwan" dan Berty Nainggolan sebagai narator terbaik dalam film "Annai Velangkali".


Insan perfilman berpersfektif anak penghargaan terbaik untuk kategori fiksi diberikan kepada Andhika Thelambanua dalam film "Impian Anakku", aktris terbaik Narti dalam film "Baju Buat Kakek", editor terbaik M Taufik Pradana dalam film Gulungan Uang, Rizkan Jania MN sebagai ide cerita terbaik dalam film "Hadiah Terindah", Jenthro sebagai penata suara terbaik dalam film "Melompat Sejauh Mimpi", dan Fachri Anziar sebagai setter/ artistik terbaik dalam film "Aku Nak Merantau".


Film-film dan sineas muda terbaik ini diperoleh berdasarkan hasil sidang penjurian yang berlangsung di Royal Perintis Hotel, Jalan Parintis Kemerdekaan Medan, Minggu (29/11) dengan Dewan juri terdiri dari Didi Widiatmoko (Didi Petet/ aktor), Arist Merdeka Sirait (Sekjen Komnas PA), Onny Kresnawan (Sutradara), Marhamah (Biro PP Anak dan KB Sekdaprovsu) dan Siti Fatima Syahnur Lubis (Putri Sumut).


SUMBER : www.harian-global.com