Jumat, 11 Januari 2013

Romantika Workshop FFA 2012

Kota Layak Anak adalah sistem pembangunan wilayah administrasi yang mengintegrasikan komitmen dan sumberdaya pemerintahan, masyarakat dan dunia usaha dalam rangka memenuhi hak-hak anak yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan melalui pengasuhan hak anak. Hak-hak yang harus dipenuhi terhadap seorang anak: 
1.  Hak sipil dan kebebasan seperti akte kelahiran, hak untuk hidup memiliki dokumen. 
2. Lingkungan keluarga dan pengasuan alternatif.
3. Kesehatan dasar dan kesejahteraannya.
4. Pendidikan, pemanfaatan waktu luang & kegiatan seni budaya 
5. Perlindungan khusus, yang meliputi kekerasan fisik, psikis, mental dan  seksua, dalam situasi darurat (korban bencana & musibah), penyalahgunaan narkoba, nak dalam minoritas (daerah terpencil).
Lalu pertanyaannya adalah, bagaimana mewujudkannya dalam film?, tentunya harus memahami terlebih dahulu cara mengaitkannya, baik secara dokumenter maupun fiksi. Dalam penerapan secara dokumenter maka bisa diarahkan kepada sebuah kenyataan yang ada di sekitar anda ( di keluarga, sekolah, dan di masyarakat) yang menurut anda merefleksikan atau menggambarkan sebuah kondisi yang ramah anak sedangkan untuk fiksi bisa berupan harapan, mimpi/cita-cita yang menurut anda merefleksikan atau menggambarkan sebuah kondisi yang ramah anak. 
Nah, pembahasan mengenai skenario yang disampaikan oleh bang Wendy  Darmawan juga menjadi materi kami di workshop kemarin. Ide merupakan hal awal yang harus kita tentukan dalam pembuatan naskah. Dan diantaranya adalah:
  1. Ide, merupakan rancangan yang tersusun di fikiran dapat di sebut juga cita – cita. Ide ini bersifat abstrak karena ide dapat muncul di mana saja bisa dari diri sendiri, kelompok maupun kamar mandi (tempat-tempat tidak tentu). Ide atau gagasan itu awal dari sebuah cerita dan dapat dikatakana hasil pemikiran dari sebuah imajinasi. Untuk menentukan ide berdasarkan tema tahun ini yaitu KOTAKU RAMAH ANAK, kita harus mencari fenomena yang diantara eamah & tidak ramah.
2.       Skenario, merupakan alur cerita dari film baik fiksi ataupun documenter mulai dari awal hingga akhir.
3.       Storyboard, merupakan panduan yang dipakai dalam pembuatan film untuk peletakan tata ruang/setting tempat peradegan/perscene. Storyboard dipakai untuk film fiksi sedangkan film documenter disebut dengan StoryLine.
Bicara mengenai film kita juga pastinya akan membahas Perwatakan/penokohan ini di sampaikan oleh bang Eddy siswanto. Dalam penjelasannya, beliau menyampaikan beberapa hal, seperti:
Tokoh = Aktor = Pemeran (Pria ataupun Wanita) 
Tugas : menghidupkan peran atau tokoh-tokoh mati di dalam naskah
Wah..wah…, di sana kami juga di ajarkan untuk menjadi sutradara dan kameraman yang baik oleh abng Andi Hutagalung.
Sutradara merupakan orang terpenting dalam pembuatan film, ia bekerja mulai dari Pra produksi – produksi – hingga pasca produksi, namun kerja seorang sutrada lebih tampak pada saat proses produksi yang di mana ia mengarahkan para aktor dan kru saat shooting.
Kesesokan harinya kami juga praktek langsung untuk melaksanakan pembuatan film sederhana. Kami di bagi atas 4 (empat) kolompok, dan kelompok saya kebagian untuk membuat film fiksi.
Di sesi ini kami dejelaskan untuk membuat film dengan baik dan menentukan angel yang baik.Setelah pengambilan gambar kami juga di ajarkan untuk mengedit video menggunakan software Ulite oleh bang Opiq
Banyak sekali pengalaman berharga yang saya alami selama dalam workshop ini. Tetapi setiap kelebihan pasti juga ada kekurangannya. Yakni pemanfaatan waktu yang kurang baik mulai dari hari pertama pembukaan yang tidak tepat waktu sampai hari terakhir. Selain itu juga peralatan yang kurang memadai dari pihak panitia membuat kami sedikit berkecil hati. Tetapi lepas dari itu semua saya merasa senang dapat mengikuti workshop ini.
Selama berada di sana kami diberikan tempat untuk istirahat yakni satu kamar untuk dua orang, pada saat itu saya sekamar dengan Syafira dari SMK BI. Di sini kami semua saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. kami selalu bersama mengerjakan segala sesuatunya termasuk makan bersama di ruang makan yang telah disediakan, canda dan tawa mengiasi dua hari kebersamaan hari kami, sampai tertawa bersama di meja makan setelah selesai makan.
Setiap perjumpaan pasti ada perpisahan, nah pada tanggal 21 Oktober 2012 tepatnya jam 17.00 acara berakhir dengan foto bersama sebagai tanda dokumentasi kami. (editor: Ismail M)

sumber : http://sanggar-online.blogspot.com/