Senin, 06 Februari 2012

Tips Komunikasi Efektif di Media Sosial

Komunikasi di Jejaring sosial itu jangan dianggap serius? Itu adalah status dari salah satu teman saya di twitter. Saya heran, ternyata masih ada saja yang menganggap nulis status di jejaring sosial itu main-main. Padahal, jika dilihat tren tahun 2012, banyak pemasar yang sudah tidak main-main lagi memanfaatkan media sosial untuk berkempanye mengenai produk mereka. Secara sadar dan tidak sadar, apa yang di omongin di Twitter sekarang ini, itu adalah cerminan diri seseorang di dunia offline.
.
Salah satu artikel di sebuah majalah MIX yang terbit di Januari 2012, memberikan beberapa tips agar komunikasi yang dilakukan di media sosial bisa lebih efektif. Penting di simak, karena media sosial bukan untuk main-main :

1. Giving

Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan followers/friend gunakan prinsip “giving”, memberi-memberi-memberi. Berilah mereka konten inspirasi, tips-tips yang terkait dengan merek anda. ” The more you give, the more you get”. Semakin banyak anda memberi maka followers/friends anda akan memberika loyalitas dan trust mereka kepada merek anda.

2. Conversation

Komunikasi yang anda lakukan haruslah dua arah, dimana setiap komentar, masukan dan curhat dari followers/friends harus direspons secara interaktif. Itu sebabnya saya paling tidak setuju dengan social media automation, dimana mereka diprogram ngomong melilu kepada followers/friends tanpa pernah peduli omongan mereka. Jadi, komunikasi yang harus dikembangkan di media sosial adalah komunikasi interaktif, bukan komunikasi robot.

3. Listening

Fungsi penting komunikasi disamping ngomong (conversation) adalah mendengarkan (listening). Di ranah media sosial kita harus melakukan conversation dan listening secara proporsional. Dengan kontinue mendengar updates atau posting dari followes/friends maka kita akan menunjukkan bahwa kita peduli sama mereka, tidak selfish (egois). Kepedulian ini merupakan modal luar biasa untuk menjalin relationship antara merek dengan konsumen.

4. Passing

Harus mengerti gaya obrolan pada masing-masing media. Misalnya, di kaskus itu gaya obrolannya begini, beda dengan gaya obrolan di FB atau Twitter. Gaya bahasanya bagaimana, kita harus tahu, dan bersedia meniru.

5. Enthusiasm

Harus benar-benar ingin ngobrol. Jangan bilang mau ngobrol, tapi jualan. Boleh juga diselipkan jualan, tapi jangan terlalu kentara. Kalau mau jualan di media lain (activation, promo dll). Harus bisa menerima kritik. Kritik di social media hal biasa, terhadap suara sumbang, harus bisa menjelaskan dengan baik agar permasalahan menjadi clear.
.
Semoga bermanfaat dan terimakasih.

sumber : http://asmarie.blogdetik.com/