Jumat, 14 April 2017

lepas landas atau lepas kandas? Produksi Opique Pictures dan Krikil Pictures





Pendapat untuk Umum
(bukan untuk yang berpendapatan saja)

Apa sih ini..??

Ya, saat ini, aku ingin bercerita tentang bagaimana bahkan pendapat dan pendapatan itu ternyata tidak dimiliki oleh semua orang kawan..

Cerita ini berawal dari sebuah tugas kuliah ‘Pendapat Umum’, yang diberikan seorang dosen yang baik dan bijak (ini Pendapat sayaJ). Kami di tugaskan untuk mencari Pendapat Umum akan suatu masalah,atau isu. Dan kelompok kami memutuskan untuk mencari tentang “Pendapat masyarakat di desa Kuala Namu, atas pembangunan Bandara Internasional Medan Baru Kuala Namu.”

Kami terdiri dari enam orang dalam melakukan tugas Negara ini:), Kami memulai tugas ini dengan mencari tau keadaan tempat tujuan penelitian kami.

Tepatnya , senin 16 2011, pukul 08:00 kami sudah berangkat dari kampus. Dan Perjalan hari itu, aku tuliskan di dinding dunia mayaku,

"ke Kuala Namu itu..

Dari USU, ke Batang kuis 10 km + 5 km lg dr pjak + k dpn ad simpang,2 km lg + lalu belok kiri,2 km lg + oh, k posny 6 km lg dek + tp klen hrs msuk lwt pos dpn 6 km lg.. = oh, m'f dek, hr ni tdk blh msuk.:((

++ Hujan, jln rusak, n lapaar.." ,Sungguh pengalaman yang tak terlupakan..

Kemudian, Jumat , 20 mei 2011, kami kembali mendatangi daerah itu. Tapi kali ini kami lewat jalan besar, dari Lubuk Pakam. Diiringi Sang Surya yang tampak begitu cerah dan bersemangat hari itu.....

Sesampainya disana, kami bertemu dengan sekretaris desa Kuala Namu. Setelah berbicara menyampaikan maksud kedatangan kami dan meangngambil beberapa foto dan data lagi, kami mulai berpencar, mewawancarai warga tersebut.

Warga desa Kuala Namu itu terbagi menjadi dua, yaitu warga yang ada di dalam (Lingkungan proyek pembangunan Bandara) dan warga yang ada di luarnya.

Pada dasarnya, sebagian besar masyarakat,adalah setuju- setuju saja dengan proyek ini. Karena pada dasarnya mereka mendukung pembangunan ini. Akan tetapi ada beberapa hal yang kami dapatkan yang seharusnya Umum ketahui. Bagaimana pendapat-pendapat (khususnya orang yang berada di dalam lingkungan proyek) tentang,

Relokasi tempat tinggal mereka yang tidak ada kejelasan, bahkan ada yang sudah sampai tiga keturunan,
Ladang yang menjadi mata pencaharian mereka di keruk tanahnya, Hingga untuk mendapatkan rumput untuk makan ternak mereka saja mereka harus berdemo,
Lain lagi beberapa dari mereka yang merasa kurang nyaman, karena kadang adanya telor-telor (kami mendengar memang demikian bapak itu mengucapkannya:D,mungkin maksudnya teror atau apa, itulah pendapat mereka).

*

Menjelang maghrib, kami pun bergegas pamit dengan pak kepala desa itu. Kami mengucapkan terimakasih untuk kesempatan yang diberikan untuk melihat langsung Keadaan Pembangunan Bandara Kuala Namu itu (untuk yang ini sedikit agak narsis, boleh ya:), karena bapak itu sempat bilang, kalau kami mahasiswa pertama dari kampus kami yang kesana,/ini fakta bukan pendapat:D)......

Saat melewati pos penjagaan yang ketiga kalinya, aku coba mengeja ekspresi wajah-wajah berseragam itu..

saat menghormat iring-iringan mobil kilat (yang didalamnya, menurut pendapatku pasti orang2 yg berpendapatan) melintasi pintu gerbang ‘berduri’ itu......

Dari perjalanan ini, kami dapat melihat betapa pendapat masyarakat disana masih belum di dengar. Kami selalu teringat perkataan responden terakhir kami, “saya sudah 41 tahun tinggal disini dek, kami merasa belum pernah mendapatkan sila ke-5 pancasila itu dek!” .............