- Garis besar jalan cerita.
- Tokoh protagonis.
- Tokoh antagonis.
- Tokoh penting yang menunjang plot utama/jalan cerita utama.
- Terdapat problem utama dan problem-problem penting yang berpengaruh pada jalan cerita.
- Motif utama dan motif-motif pembantu Action yang penting.
- Klimaks dan penyelesaian
- Kesimpulan.
1. Garis besar jalan cerita.
Meski cerita diuraikan secara ringkas, namun harus memperlihatkan alur cerita yang jelas.
2. Tokoh protagonis dan Tokoh antagonis.
- Tokoh protagonis harus dijelaskan siapakah dia? Apa keinginannya? Apa kejelekannya? Kelebihannya? Bagaimana membuat simpati padanya?
- Tokoh Antagonis harus dijelaskan siapa dia? Kenapa dia harus menghambat tokoh protagonis? Apa alasannya? Apa kemampuannya untuk membuat penonton antipati?
Tokoh-tokoh yang penting untuk menunjang plot utama atau alur utama. Teman Protagonis atau Antagonis. Penggambaran tokoh ini sudah harus jelas ketika tokoh ini membuat bagian penting dalam bergulirnya sebuah cerita.
4. Problem Utama
Harus terlihat problem utama yang melahirkan alur utama cerita. Problem utama itulah yang membuat sasaran perjuangan protagonis sampai akhir.
5. Motif utama
Penilaian atas motif utama sejalan dengan problem utama, yakni apakah motif utama mendorong protagonis melahirkan cerita memang sesuai dengan problem utama yang melahirkannya.
6. Klimaks dan Penyelesaian
Pencapaian klimaks merupakan hal yang amat penting untuk dinilai karena klimaks adalah puncak dari tangga dramatik. Jika diandaikan klimaks harus berada tepi tebing yang curam dan sangat berbahaya. Alur cerita harus membawa protagonis ke arah tebing yang berbahaya!
7. Kesimpulan
Apa yang ingin disampaikan dalam cerita harus bisa disimpulkan dalam sinopsis. Jika dalam sinopsis belum bisa disimpulkan maka perlu ada tambahan informasi yang jelas.
Contoh sinopsis:
Sinopsis Bedjo Van Derlaak
Bedjo adalah seorang tentara Indonesia yang ikut bergerilya saat Belanda melakukan agresi yang kedua pada tahun 1949. Ditengah-tengah perjalanan, mereka diserang oleh sepasukan tentara Belanda. Pertempuran pun tak terelakkan. Bedjo, salah satu tentara dari pasukan Indonesia terpisah dari pasukan. Kemudian Bedjo menemukan sebuah rumah di tengah hutan yang di dalamnya terdapat Maryam seorang perempuan yang akan melahirkan dan seorang tentara Belanda bernama Hendrik Van Derlaak yang selalu berpindah tugas. Bedjo menyerang Hendrik karena mengira, Hendrik akan memperkosa Maryam. Tetapi Bedjo kaget saat melihat Maryam yang sedang hamil. Mendapat kesempatan menyerang, Hendrik berbalik menghajar Bedjo. Bedjo sadar bahwa Hendrik ternyata hendak menolong Maryam. Ketidaktahuan Bedjo tentang perempuan hamil membuat dia serba salah. Akhirnya Bedjo menuruti yang diperintahkan Hendrik untuk membantu kelahiran Maryam. Kedua tentara tersebut terjebak di dalam suasana yang sulit. Saat menunggu detik-detik Maryam melahirkan mereka bertiga berkeluh kesah. Bedjo yang bercerai gara-gara sering meninggalkan isterinya berjuang. Maryam seorang isteri pejuang yang dituduh selingkuh karena hamil setelah ditinggal pergi suaminya berperang. Dan Hendrik van derlaak seorang ayah yang sangat rindu dengan keluarganya. Tiba-tiba Maryam berteriak kesakitan. Hendrik dan Bedjo panik. Mereka saling menyalahkan hingga terjadi perkelahian sampai akhirnya Maryam menjerit kesakitan. Mereka tersadar dan kemudian saling bekerjasama untuk membantu Maryam melahirkan. Kelahiran anak Maryam membuat mereka memahami bahwa peperangan/kekerasan hanya akan membawa kematian/kerusakan, tetapi dengan perdamaian/kerjasama akan membawa kehidupan/keselamatan.Bahan:
- H.Misbach Yusa Biran. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta, PT Dunia Pustaka Jaya, 2006