Suasana
hari Sabtu yang biasanya sepi di lingkungan Radio Republik Indonesia
(RRI) jalan Gatot Subroto Medan saat itu berubah total. Pagelaran musik
di pelataran depan membuat beberapa pengendara berhenti. Belum lagi
sekitar 250 orang tamu masuk dan memadati gedung serbaguna radio milik
negara tersebut. Ratusan anak yang berusia di bawah 18 tahun bercampur
dengan tamu-tamu dewasa dalam acara Penganugrahan Festival Film Anak
2012 (15/12).
Festival
Film Anak, atau yang lebih dikenal dengan FFA merupakan kegiatan
tahunan yang dilakukan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA)
bekerjasama dengan berbagai kalangan sineas film seperti Sineas Film
Dokumentary (SFD) dan Opieque Pictures dan sineas lainnya. Selain itu
tahun ini keterlibatan Kinder Not Hilfe (KNH), Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana serta Pemerintah Kota Medan, juga RRI
Medan sebagai media partner sangat membantu.
Sebagai
rangkaian kegiatan penganugrahan tersebut, penyelenggara juga
menghadirkan hiburan tari persembahan anak-anak, nyanyian, modren dan
sufle dance, serta music bigbox. Setelah pembukaan secara resmi
dilakukan oleh ibu drg. Usma Polita Nasution M.kes sebagai perwakilan
Walikota Medan, Master of Ceremony (MC) yang dibawakan oleh Uya dan
Intan pun langsung menyampaikan nominasi insan dan film terbaik kategori
dokumenter FFA 2012.
Suara para peserta dan tamu membahana saat mengapresiasi film yang tampil dalam trailer. Untuk insan sutradara
terbaik kategori film dokumenter dimenangkan oleh Rangga Setiawan dalam
film Kota Harapan produksi Fila Komunitas, editor terbaik Ayril dalam
film Dimana? produksi Medan Magnet dan penulis cerita terbaik oleh
Mujiono dengan film Kota Harapan.
“Dan
film dokumenter terbaik sebagai juara pertama adalah” ucap ibu Usma
sembari disambut riuh para nominator film-film yang bersaing pada
kategori dokumenter.
“
Siapa yah.., Kota Harapan produksi Fila Komunitas” sambungnya dengan
suara kuat. Puluhan anak dari tim Fila langsung bergemuruh sambil maju
ke depan mendapatkan hadiah piala dan uang tabungan dua juta rupiah.
Tak
kalah serunya saat persaingan ketat terjadi pada kategori fiksi. Suara
yel-yel tim saling bersahutan antar tim yang terlibat dalam nominasi
penganugrahan. Perebutan insan terbaik dalam kategori fiksi didominasi
oleh tim-tim asal kota Medan walau untuk kategori insan pemeran utama
pria terbaik harus direlakan dimenangi Ashhabul Kahfi dalam perannya
sebagai Alfi pada film Identitas yang berasal dari tim Banda Aceh.
Saat
yang paling ditunggu untuk pembacaan film terbaik kategori film fiksi.
Setidaknya ada lima nominasi yang masuk untuk memperebutkan juara
pertama, diantaranya film dengan judul Anak Akar, Kopiyah, Menatap Layar Atap, Untukmu dan Kasih Sayang.
“
Kategori film fiksi terbaik sebagai juara pertama adalah.., ayo siapa
tebak..” ucap Misran Lubis saat diminta MC membacakannya. Harap dan
cemas terlihat pada semua peserta dari tim yang menjadi nominasi.
“Dan
pemenangnya adalah Kopiyah.., produksi Medan Magnet” sambungnya
ditengah suara-suara antar peserta. Kumpulan siswa dari SMK Negeri 10
Medan langsung berteriak histeris untuk kemenangannya sembari maju ke
depan.
“Alhamdulillah,
kami nggak sangka bisa menang jadi juara pertama. Terima kasih
semuanya, para guru, pendamping dan seluruh sineas film anak” ucap Fanny
saat memberikan ucapan terima kasih.
sumber : http://hiburan.kompasiana.com/
sumber : http://hiburan.kompasiana.com/