Sabtu lalu (5/1) opique pictures
bersama dengan dharmateta, komfaz prod dan wwb prod memproduksi sebuah film
berjudul “Ego”. Film yang di sutradarai oleh windha mitari bernuansa jauh
berbeda dengan film-film yang diproduksi terdahulu. Sebab film ini menggunakan
semi teaterikal dan mereka berencana
mengubah warna film tersebut bergaya
film jaman dahulu pada era 70an.
Film ini diadaptasi dari teater
yang pernah mendapatkan penghargaan penulis cerita terbaik pada sebuah
perlombaan teater di Universitas Negeri Medan. Namun pada saat cerita tersebut
di gunakan sebagai skrip film sehingga banyak perombakan yang terjadi. Salah
satunya dari judul sendiri. Pada awalnya menggunakan judul “Persengkongkolan
Materi” saat melewati masa transisi ke sebuah judul film maka diganti menjadi ”Ego”
agar lebih padat dan terkesan lebih menjual dari pada judul awalnya.
Mulai sejak pagi hari mereka
berkumpul bilangan jalan Danau Singkarak kelurahan Sekip Medan sebagai tempat
lokasi shooting mereka. Lokasi ini merupakan rumah kakek kandung dari salah
satu orang film di ibukota, yaitu Adenin Adlan. Kebetulan kordinator lapangan
dalam film ini adalah sepupu sekekak dari
penulis skrip film “ Ummi Aminah”. Yamin yang sebagai tuan rumah dalam
lokasi tersebut juga sedang aktif di komunitas film indie Komfaz prod.
Disela aktifitas make up dan
mengganti kostum sesuai dengan kebutuhan skrip, M Taufik Pradana selaku humas
Opique pictures mengatakan ; “ Kami sengaja mengajak kawan-kawan dari komunitas
film yang masih belia ini guna mereka belajar dan menambah aktifitas positif
mereka, daripada mereka hanya mengabiskan waktu sia-sia lebih baik mereka
berkarya. Karena kami melihat sendiri sebenarnya mereka banyak sekali potensi
yang luar biasa hanya saja mereka kurang memahaminya. Ditambah lagi dengan
kurang pahamnya mereka dengan manajemen produksi film indie. Dan dari project yang kami lakukan bersama ini
harapannya mereka dapat mengembangkan ide-ide liar mereka lagi guna menambah
citra baik film medan tuk bersaing secara nasional bahkan internasional
kedepannya”. Ungkap salah satu pendiri komunitas opique pictures yang dalam
waktu dekat ini akan habis masa
jabatannya pada periode pertama ini.
Film ini akan di sunting oleh
pemenang editor terbaik film fiksi FFA 2012 oleh M Ali Akbar di bankel kreatif
Opique pictures bersama Bobby Bagaskara dari komunitas Komfaz prod dan di diawasi oleh Editor terbaik FFA 2009 M
Taufik Pradana.
Hendri Norman dari Matasapifilm
mengapresiakan project film “Ego” ini karena di kerjakan oleh banyak pendatang
baru dunia film Medan. Bahkan Andi Galung dari Media Identitas menyatakan ini
merupakan cara mestimulus untuk memotivasi agar semakin banyaknya penggiat film
di kota ini. Sebab dengan adanya kagiatan tersebut maka akan semangkin
bergairah dalam produksi film yang lebih liar lagi walau pemerintah Medan
sendiri tidak peduli dengan kemajuan industry kreatif ini.
Film berdurasi pendek ini
merupakan salah satu pengisi dari project film omnibus yang telah disepakati
oleh ManuProjectPro, Matasapifilm, Opique Pictures, dan media identias pada beberapa bulan yang lalu. Omnibus yang bertema tentang kebohongan
menjadi benang merah yang menyatukan alur pada semua film yang di produksi oleh
masing-masing rumah produksi ini. Omnibus ini berencana akan mengadakan
premiere di bulan februari ini. Dan ini menjadi gebrakan baru di dunia
perfilman kota medan. Menjadi sebuah perwujudan komunitas film di Medan dapat
bersatu dalam karya.
Komunitas yang tergabung dalam
project ini merupakan beberapa komunitas film yang masih produktif dan terus
menjalin komunikasi dalam seni audiovisual. Sebab film merupakan seni yang
mencair, yaitu seni yang tidak di bawah tekanan atau sesuatu yang tidak
memiliki tingkatan pengalaman atau senioritas.