Aku merasa bersyukur berada dalam komunitas film yang miskin, mungkin perasaan aku ini dapat mewakili teman-teman lainnya satu seperjuangan. Wajar saja dikatakan miskin, bayangkan komunitas ini ngaku sebagai movie maker atau pembuat film tapi komunitas ini tidak memiliki kamera sederhana apa lagi yang canggih. Tapi itu semualah yang menyatukan.
Para anggota komunitas bertaraf ekonomi yang menengah kebawah, dengan keterbatasan opique pictures mampu ciptakan buah karya yang luar biasa. Hal ini didukung oleh seluruh anggota yang memiliki semangat juang yang satu dan ini juga disokong oleh kekompakan kami.
Keterbatasan yang dirasakan jusrtu membuat kami bangkit, tanpa menadahkan tangan kepada orang tua buktinya bisa mewujudkan dunia dalan audiovisual. Bahkan dengan keterbatasan ini membuat kami lebih berani menatap hari esok yang lebih cerah lagi.
Beberapa saat lalu seorang senior dibelantikan perfilman Indonesia mengatakan “ tuk produksi film itu memerlukan biaya produksi 5 sampai 7,5 juta rupiah “ ujar beliau, namun selang beberapa saat seorang movie maker yang beridiologi sama dengan kami mengatakan “ kami buat film Rp 500.000 saja uda bisa pesta pak “ ungkapnya sambil menyindir. Nah, yang kami alami sampai sejauh ini dengan biaya Rp200.000 itu sudah sangat terbantu sekali tuk memproduksi sebuah film, terbukti beberapa pekan lalu kami memproduksi sebuah film dengan biaya segitu kami semua team produksi dan para pemain bisa merasakan makan enak dari uang tersebut.
Kami sangat membenarkan, jika produksi film itu dilaksanakan dengan hati yang ikhlas makan apa yang diharapkan itu terwujud dan biaya seminimal mungkin juga dapat menghasilkan suatu yang wah….!!!
Namun, diketerbatasan itu juga menghambat suatu karya. Masih terngiang ditelinga ini seorang pembuat film komersil berkata “film-film yang dilombakan kemarin itu sangat kurang sekali, kameranya goyang, gambarnya gelap” dikatakan dengan lantang. Aku beserta teman sekomunitas merasa sangat tersinggung mendengarkan kata itu, ya kami maklum kami itu belum sampai tahap standar broadcast dengan alat produksi yang standar pula. Dengan sepontan dalam hati berkata “ANAK INDIE PUNYA CARA SENDIRI TUK BERKARYA”.
Dari kata-kata itu pula yang membuat kami semangkin yakin dengan jati diri kami ini sebagai movie maker indie.
Buat teman-teman yang mau memulai, jangan takut untuk memulai dan jangan terlalu lama menunggu, terkadang hai itu pula yang menghancurkan kita bahkan menjadi beban tuk diri kita sendiri. Dan semua itu akan terjuwud dengan adanya teman seperjuangan yang berimpian satu, mimpi, usaha dan doa..
Selamat mencoba..
Salam kreatifilm.
M Taufik Pradana
Mengudara dari sebuah toko dibulan penuh berkah
Tepat pada pukul 16.23 wib tanggal 13 agustus 2011