(Analisa/sari
ramadhani) PENGHARGAAN FFA: Beberapa anak berhasil meraih penghargaan
untuk editor, kameramen dan sutradara terbaik kategori film dokumenter,
Sabtu (26/11).
Medan, (Analisa). Melalui
film, anak-anak bisa menyampaikan pesan sosial yang berkaitan dengan
kehidupan mereka dewasa kini. Karya bisa bernilai lebih dari sekadar
materi.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA), Misran Lubis saat gelaran Penganugerahan Festival Film Anak (FFA) dan Festival Teater Anak (FTA) di salah satu hotel di Medan, Sabtu (26/11).
Karya anak penting untuk diberi apresiasi. Karena masih usia sekolah mereka sudah mampu menghasilkan film atau tontonan yang tepat bagi usianya. Pesan yang dibuat dan disampaikan melalui film diharapkan dapat menginspirasi orang dewasa agar lebih peduli terhadap anak.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA), Misran Lubis saat gelaran Penganugerahan Festival Film Anak (FFA) dan Festival Teater Anak (FTA) di salah satu hotel di Medan, Sabtu (26/11).
Karya anak penting untuk diberi apresiasi. Karena masih usia sekolah mereka sudah mampu menghasilkan film atau tontonan yang tepat bagi usianya. Pesan yang dibuat dan disampaikan melalui film diharapkan dapat menginspirasi orang dewasa agar lebih peduli terhadap anak.
"Ini FFA kesembilan dan FTA ketiga. Komunitas film anak di Sumatera
Utara memang luar biasa. Kami mengapresiasi seluruh komunitas dan
sekolah yang berpartisipasi," ujarnya.
Pada acara bertajuk 'Pendidikan untuk Semua' itu, ia juga mengatakan PKPA sedang menggalakkan inklusi sosial dalam kehidupan anak. Dalam keadaan apa pun, pendidikan anak harus menjadi perhatian utama.
Ketua Panitia Penyelenggara, Ismail Marzuki menuturkan, festival ini memberikan dorongan bagi anak. Tujuannya meningkatkan partisipasi mempromosikan upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak melalui media film.
Sebanyak 162 film kategori fiksi dan dokumenter diproduksi dalam ajang FFA. Sedangkan FTA sudah menampilkan 42 pementasan di Sumut. Tahun ini peserta didominasi dari Medan.
"Kami senang dapat memberi ruang bagi anak melalui kegiatan ini. Harapannya anak terus memberikan ide dan kreativitas dalam kontribusi pembangunan daerah layak anak melalui produksi film dan teater anak," jelasnya.
Staf ahli Gubernur Sumut Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan Rakyat H Aspan Sofyan menambahkan, melalui FFA dan FTA, anak dapat menciptakan tontonan sendiri yang layak dalam bentuk film dan teater. Kegiatan ini bisa menjadi peluang anak di masa depan.
Anak juga membantu distribusi penyampaian pesan ke tengah masyarakat. Saat ini, banyak tayangan film lebih menonjolkan unsur kemewahan, hedonisme, konsumerisme, kekerasan dan pornografi yang tidak sesuai dengan anak.
Berkarya melalui film dan teater dapat membangkitkan sikap percaya diri, jujur dan berprestasi pada diri anak. Hal-hal positif seperti ini harus terus dikembangkan. "Kami akan mendukung kegiatan ini untuk melahirkan insan film berkualitas di Indonesia, khususnya Sumut. Mudah-mudahan ke depannya mendapat tempat di masyarakat," pungkasnya. (dani)
sumber: http://harian.analisadaily.com/
Pada acara bertajuk 'Pendidikan untuk Semua' itu, ia juga mengatakan PKPA sedang menggalakkan inklusi sosial dalam kehidupan anak. Dalam keadaan apa pun, pendidikan anak harus menjadi perhatian utama.
Ketua Panitia Penyelenggara, Ismail Marzuki menuturkan, festival ini memberikan dorongan bagi anak. Tujuannya meningkatkan partisipasi mempromosikan upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak melalui media film.
Sebanyak 162 film kategori fiksi dan dokumenter diproduksi dalam ajang FFA. Sedangkan FTA sudah menampilkan 42 pementasan di Sumut. Tahun ini peserta didominasi dari Medan.
"Kami senang dapat memberi ruang bagi anak melalui kegiatan ini. Harapannya anak terus memberikan ide dan kreativitas dalam kontribusi pembangunan daerah layak anak melalui produksi film dan teater anak," jelasnya.
Staf ahli Gubernur Sumut Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan Rakyat H Aspan Sofyan menambahkan, melalui FFA dan FTA, anak dapat menciptakan tontonan sendiri yang layak dalam bentuk film dan teater. Kegiatan ini bisa menjadi peluang anak di masa depan.
Anak juga membantu distribusi penyampaian pesan ke tengah masyarakat. Saat ini, banyak tayangan film lebih menonjolkan unsur kemewahan, hedonisme, konsumerisme, kekerasan dan pornografi yang tidak sesuai dengan anak.
Berkarya melalui film dan teater dapat membangkitkan sikap percaya diri, jujur dan berprestasi pada diri anak. Hal-hal positif seperti ini harus terus dikembangkan. "Kami akan mendukung kegiatan ini untuk melahirkan insan film berkualitas di Indonesia, khususnya Sumut. Mudah-mudahan ke depannya mendapat tempat di masyarakat," pungkasnya. (dani)
sumber: http://harian.analisadaily.com/