Urban art adalah seni yang mencirikan perkembangan kota, dimana
perkembangan itu kemudian melahirkan sistem di masyarakat yang secara
struktur dan kultur berbeda dengan struktur dan kultur masyarakat
pedesaan. Saat ini seni bukan lagi sekedar berlatar belakang tradisi
tapi justru lebih merespon tradisi-tradisi baru terutama di daerah
perkotaan yang secara demografis dihuni oleh anggota masyarakat yang
sangat heterogen.
Urban art lahir karena adanya kerinduan untuk merespon kreativitas
masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dengan segala
problematikanya. Maka munculah usaha dari sekelompok orang untuk
memamerkan dan mendatangkan seni ditengah-tengah masyarakat dengan cara
melakukan kebebasan berekspresi di ruang publik. Ekspresi yang
ditampilkan adalah ekspresi yang mencoba memotret
permasalahan-permasalahan yang kerap terjadi dan mendominasi masyarakat
urban mencakup masalah sosial, ekonomi, politik dan budaya. Melalui
media seni dan dilatarbelakangi oleh pertumbuhan dan kapitalisasi kota
itu sendiri. Zaman sekarang seni bukan lagi sebuah representasi yang
ditampilakan digaleri saja, tapi sebuah media ekspresi yang bertarung di
fasilitas publik dengan media lainnya seperti iklan di TV, billboard
iklan, poster promosi, baligo dan lain-lain. Semua media ekspresi
tersebut mendominasi dihampir setiap fasilitas publik.
Urban art berhasil memangkas hubungan yang berjarak antara publik
sebagai apresiator dengan sebuah karya seni. Menggantikan fungsi seni
yang tadinya agung, klasik, murni, tinggi serta tradisional. Seni
diposisikan sebagai sesuatu yang konservatif dan sarat dengan nilai
pengagungan. Urban art berhasil meruntuhkan nilai-nilai tersebut dengan
cara menghadirkannya ke tengah publik melalui media-media yang erat
dengan keseharian masyarakat kota. Bila menarik elemen lokal dalam urban
art, lukisan di bak truk dan becak adalah contoh urban art.
Tujuan urban art lebih berakar pada perbedaan sikap politik, anti
kemapanan, vandalisme dan perlawanan terhadap sistem dominan
dimasyarakat. Bentuk konkret urban art bisa bermacam-macam sepanjang
karya seni itu mengusung spirit dinamika urban. Di kota Bandung kita
bisa melihat semua ekspresi semangat urban itu dalam berbagai bentuk.
Seperti komunitas musik punk yang kerap menggelar street gigs di
bawah jembatan layang Pasupati, seniman tradisi yang rutin menggelar
kesenian pencak silat di taman Cikapayang atau juga lukisan-lukisan
mural ditiang-tiang jembatan layang Pasupati.
Pada akhirnya urban art berhasil dikomodifikasi oleh komunitasnya
sendiri. Bentuk-bentuk kesenian terutama seni mural dan grafiti sekarang
terutama di kota Bandung lambat laun berhasil menjadi sesuatu yang
mempunyai nilai ekonomis. Banyak para seniman mural dan grafiti yang
mengekspresikan ide mereka dengan para pemilik distro atau clothing di
Bandung. Para pemilik distro ini memfasilitasi para seniman tersebut
dengan menyediakan space/lahan untuk berekspresi. Selain
memberikan nilai estetika pada toko, mereka juga ikut memberikan
penyaluran terhadap keinginan seniman tersebut untuk berkarya.
sumber : http://bandungcreativecityblog.wordpress.com/