Sejarah kamera video bisa dikatakan merupakan keberlanjutan dari sejarah
penemuan kamera foto. Awalnya, penelitian mengenai Efek Pressistence of
Vision. menimbulkan banyak pernelitian dan penemuan-penemuan. Alat yang
pertama kali dibuat berbentuk cakram yang di pinggirnya terdiri dari
gambar-gambar yang berurutan. Di sela-sela gambarnya, dibuat lubang
untuk mengintip. Ketika cakram itu diputar pada porosnya menghadap
cemin, kita dapat melihat melalui lubang di antara gambar tersebut,
timbullah efek Pressistence of Vision ini. Gambar berurutan tersebut
seolah-olah bergerak.
Tahun 1830, munculah yang disebut zoetrope,
benda berbentuk silinder dengan ruang kosong dengan gambar yang digambar
oleh tangan di permukaan dalamnya. Saat diputar, menimbulkan efek
gerakan yang sama. Tahun 1870, seorang penemu dari Prancis, Emile
Reynaud menambahkan cermin di tengah ruang silinder tersebut. Beberapa
tahun kemudian, ia menemukan versi proyeksinya. Yaitu dengan menambahkan
reflektor cahaya dan lensa untuk memperbesar gambar pada layar. Tahun
1892, ia melakukan demonstrasi di Optique Theatre, Paris dengan
menggunakan ratusan gambar tangan hingga menimbulkan efek gambar
bergerak selama 15 menit.
Prinsip efek ini, pada kemudian hari
digabungkan dengan prinsip fotografi kala itu dianggap yang mampu
merekam gambar secara nyata. Salah satu eksperimen yang paling terkenal
adalah pada tahun 1870 di California, Amerika. Saat seorang pengusaha
Rel kereta sekaligus presiden Central Pacific Company, Leland Standford
(1824-1894) menyewa fotografer Inggris Edweard Muybridge, untuk
membuktikan mengapa kuda yang berlari tidak pernah menginjakkan keempat
kakinya ke tanah (saat kuda berlari, meski memilki 4 kaki, namun suara
tepakan kuda hanya terdengar 3 kali saja).
Muybridge menggunakan 12 set
kamera foto sepanjang track balap kuda, dengan tombol shutter yang
saling berkaitan. Foto yang didapat menunjukan kuda yang melangkahkan ke
empat kakinya dari tanah. Rangkaian foto Muybridge ini kemudian
diproyeksikan melalui sebuah alat bernama zoopraxiscope.
Gambar zoopraxiscope
Berdasarkan
penemuan Muydbridge tersebut kemudian, Etienne-Jules Marey (1830-1904),
Penemu dari Prancis, menciptakan chronophotographs, sebuah kamera film
modern pertama yang menggunakan pinsip roll film. Alat ini dapat merekam
beberapa gambar sekaligus dalam satu satuan waktu (60 gambar per
detik). Alat ini menjadi yang pertama yang dapat merekam gerakan slow
motion. Marey menggunakannya untuk mengamati sistem gerak makhluk hidup.
George
Eastman, tahun 1885, seorang penemu dari Amerika sekaligus seorang
Philiantropist memproduksi Roll Film Pertama. Ia juga yang kemudian
menciptakan Kodak Camera, yaitu kamera khusus pertama yang menggunakan
Roll Film tersebut pada 1888. Hingga tahun 1889, rol film tersebut yang
semula menggunakan Sensitized Paper diganti dengan menggunakan Celluloid
Film.
Thomas Alva Edison, di laboratoriumnya West Orange, New
Jersey, Amerika, mempekerjakan William k. L. Dickson untuk membuat alat
perekam film dan sebuah alat untuk menampilkan rekaman tersebut.
Beberapa waktu kemudian, Dickson menciptakan sebuah alat perekam gambar
bergerak yang dinamakannya Kinetograph dan alat untuk melihat hasil
gambar yaitu Kinetoscope.
Di Prancis, Auguste Lumiere (1862-1954) and
Louis Lumiere (1864-1948), pada tahun 1895 menemukan kamera film yang
juga kemudian dapat diproyeksikan pada layar lebar. Perbedaan dengan
kamera miliki Edison, kamera Lumiere lebih kecil dan praktis,
membutuhkan lebih sedikit film, lebih tidak bising, dan mampu merekam
gambar bergerak lebih halus daripada milik Edison. Alat ini mereke
namakan Cinématographe. Pada tahun yang sama bulan November, di Jerman,
Emil and Max Skladanowsky juga melakukan demonstrasi proyeksi film di
Berli, dan di Inggris, sebuah alat ciptaan Birt Acres and Robert W. Paul
memperoyeksikan gambar bergerak di London. Tahun 1896 diciptakan
Vitascope oleh Charles Francis Jenkins and Thomas Armat seorang penemu
dari Amerika. Alat ini didemonstrasikan pada April 1896 di New York.
Namun,
dari sekian banyak penemuan film, Lumiere memiliki tempat tersendiri
karena selain menciptakan alat, mereka juga merupakan seorang filmmaker
yang produktif pada masanya. Hal ini ditandai dengan banyaknya film yang
mereka buat pada kisaran tahun 1895 – 1896.
1920 an merupakan awal
kemunculan film bersuara. Dahulu, seorang aktor dan pembuat film
kesulitan untuk merekam suara selain karena bisingnya suara kamera,
penempatan mikrofon yang masih berukuran besar kala itu membuat gerakan
aktor film tidak bisa leluasa. Kemudian, teknologi kamera film yang
makin sempurna semakin mereduksi kekurangan tersebut. Selain mekanisme
yang semakin halus, kamera film dilengkapi chasing yang mampu meredam
suara berisik mesin di dalamnya. Selain itu, ditemukannya sebuah cara
merekam suara tanpa harus kesulitan menyembunyikan mikrofon di dekat
aktor, yaitu dengan menggantungkan mic atau yang biasa disebut boom.
Adalah Rouben Mamoulian, seorang sutradara asal Amerika pada tahun 1929
mendemonstrasikan bermacam-macam jenis suara dalam sebuah film. Inilah
yang kemudian mendorong para filmmaker membuat film bersuara.
Kamera
film pertama yang menggunakan separasi warna. Technicolor Camera yang
ditemukan tahun 1932 ini menggunakan prinsip “Three-strip” yaitu membagi
gambar ke dalam 3 warna primer yakni merah, kuning, biru (magenta,
cyan, yellow). Kamera inilah yang menjadi alat produksi film fullcolor
menggunakan prinsip “three strip” pertama berjudul La Cicharaca (1935).