Akhir2
ini Saya bertemu dengan beberapa teman baru yang mempunyai passion yang
sama dengan Saya. Tapi Saya greget banget sama mereka yang bilang
pengen terjun ke dunia film tapi engga ada actionnya. Ada
yang minta dicariin link sama Saya, ada yang nanya “Kok bisa sih ikutan
produksi film ini?”, dan sebagainya. Bukan maksud Saya untuk sombong,
tapi kalao dari lonya sendiri engga ada action gimana lo bisa maju??
Berarti film bukan passion lo sesungguhnya. Saya inget banget kata2 Mba
Mira Lesmana yang bilang, “Lo
harus yakin banget bahwa lo enggak mau ngerjain yang lain, karena bikin
film adalah jalan hidup elo. Itu modal utama yang bisa bikin film lo
jadi”. Jadi apapun Saya akan lakukan apapun agar Saya bisa terjun ke
dunia film dan bikin film. Dulu boro2 kepikiran untuk minta dicariin
link. Punya temen yang kuliah di IKJ atau kerja di dunia film aja engga
punya sama sekali. Belom lagi engga dapet restu dari nyokap. Tapi Saya
lakukan semuanya perlahan – lahan, namun yakin. Prinsip Saya sih
“Lakukan sebisa mungkin! Just do it!”. Pepatah “Dimana ada jalan, disitu
ada kemauan” bener2 bekerja loh. Karena Saya sudah mengalaminya, hingga
Saya engga percaya dengan hasil yang sudah Saya peroleh sekarang ini.
God very amazing. Berikut Saya ingin share saja pengalaman2 Saya buat
teman2 yang ingin terjun ke dunia film namun engga punya link, engga
dibolehin orang tua, engga sekolah film, engga punya pengalaman, tapi
punya passion yang besar untuk terjun ke film. =) Cekidot…
- Pastikan kalao passion dan mimpi terbesar hidup lo memang di film
Dari
kecil engga tahu kenapa Saya suka banget nonton film. Seinget Saya
gara2 nonton film Petualangan Sherina, Saya jadi ada hasrat untuk ke
film. Seakan2 Saya punya dunia lain selain dunia Saya sendiri. Dunia
orang lain yang engga Saya kenal, tapi Saya tahu hidup mereka (tokoh2
tersebut), permasalahan mereka, dan sebagainya. Keren aja gitu
ngelihatnya. Tapi sampai SMA, Saya hanya menjadi penikmat film doang.
Mungkin karena Saya tinggal di Bogor dan engga ada fasilitas yang membantu. Hingga akhirnya Saya kuliah di Jakarta,
Saya semakin mantab untuk benar2 memilih film sebagai belahan jiwa
Saya. Saya bermimpi untuk menjadi seorang sutradara film! Passion inilah
yang nantinya akan membuat lo bergerak untuk mencapai mimpi lo. Lalu
Saya mulai bikin planning bagaimana caranya Saya bisa masuk dunia film.
Semuanya Saya mulai dari nol.
- Mulailah dengan mencari link
Setelah
Saya punya passion yang begitu besar terhadap film, hal yang pertama
Saya lakukan adalah mencari link. Thanks to internet yang membuat Saya
bertemu dengan Ka Marcel. Hehehehehe. Jadi awalnya, Saya itu kan
penggemar beratnya Mba Upi. Semua tulisan blognya Saya baca, termasuk
komentar2 dari orang2. Waktu itu kalao engga salah Mba Upi lagi
sibuk2nya bikin film Serigala Terakhir. Ternyata dari komentar2 yang
Saya baca, ada dari asisten sutradara film Serigala Terakhir, yaitu Ka
Marcel. Saya ini kalao boleh jujur, anaknya rada gengsian. Tapi engga
tahu kenapa, Saya cuek aja ngajak kenalan Ka Marcel. =P Mungkin karena
passion yang begitu besar, gengsinya Saya buang dulu untuk sementara
wajtu. Karena kalao engga gitu mungkin Saya akan menyesal di kemudian
hari. Semoga Ka Marcel engga pernah terganggu dengan perkenalan Saya
yaa. Hahahahaha. Nah dari kenal Ka Marcel saja, Saya akhirnya dapat
kenalan sama teman2 IKJ lainnya. Mulai dari Dipo, Ray, Nuansa, Ka Dina,
dan sebagainya. Dari situ, sampai sekarang ini Saya sudah 3 kali
membantu produksi tugas film pendek teman2 IKJ. Sangat menyenangkan
sekali. Dapat teman baru dan pengalaman baru lagi. Selain itu, dengan PD
nya Saya kadang2 mengajak beberapa sutradara film untuk berkenalan.
Dalam hati, siapa Saya gitu mengajak mereka kenalan? Ada
beberapa sutradara yang awal2nya menjawab dengan ramah, terus terakhir2
dicuekin. Hahahahaha. Tapi ada juga yang engga dan malah menjadi guru
terbaik buat Saya seperti Mas Affandi. Saya memanfaatkan ajang
perkenalan ini untuk minta magang sama mereka. Dan hasilnya 2 kali Saya
magang di sebuah produksi film. Pertama di produksi filmnya Mas Ardy
Octaviand yang diproduseri Mba Upi berjudul Ohh Tidakkk!... sebagai Ass.
Talent Coordinator dan kedua di produksi filmnya Mas Affandi yang
berjudul The Perfect House sebagai AD 3. Mencari link engga hanya
melalui internet saja, bisa juga dengan datang ke acara2 film dan
mengajak mereka berkenalan langsung. Pesan Saya sih, “Cuek aja. Buang
semua gengsi lo. Daripada menyesal di suatu hari nanti. Kalao lo
dicuekin sama mereka, tetep usaha terus. Jangan pernah menyerah!”. Oh
ya, jangan pernah ngarepin dari temen lo buat minta dicariin link.
Karena mereka bukan jaminan buat lo. Mending dicariin, kalao engga? Nah
loh.
- Magang di film, ikut club film di kampus, atau ikut lomba film dan seminar!
Nah
setelah lo mendapatkan link, jangan dianggurin. Seperti Saya bilang,
minta sama mereka buat magang. Dan kalao lo sudah diperbolehkan magang
di produksi film mereka, jangan pernah mengharapkan dapat uang. Yang
harus lo ingat, pengalaman dan teman baru lebih berharga dari uang.
Jangan pernah menyia2kan kesempatan yang ada. Bekerjalah sebaik mungkin.
Kalao kerja lo bagus, pasti akan diajak produksi lagi. Awalnya pasti lo
kaget dengan pola kerja dunia film. Karena waktu magang film pertama,
Saya sangat merasakan perbedaan antara syuting film panjang dengan
syuting bersama teman2 sendiri. Nah kalao lo ada kenalan anak IKJ,
tawarin diri lo buat bantuin film pendek mereka. Buat yang di kampusnya
ada club film, harus ikutan tuh! Supaya mengasah kemampuan lo
berorganisasi. Tapi kalao yang di kampusnya engga ada club film, bikin
dung! Jangan mau cuman jadi followers, tapi jadilah sang pencetus! Hal
ini Saya buktikan dengan membangun PREMIERE, club film di kampus Saya.
Saya ingin mempunyai wadah untuk menyatukan kreativitas Saya dan teman2
serta mengasah kemampuan leadership serta berorganisasi Saya. Meski
bertahan hanya 1 tahun (karena harus ada regenerasi dan Saya sendiri
memutuskan untuk keluar karena ingin menantang industri film), tapi Saya
senang ketika apa yang ada di ide Saya dan menjadi mimpi Saya (seperti
bikin film pendek, nonton bareng film2 pendek indiependent, dan meet and
greet film Serigala Terakhir dan Khalifah) dapat terealisasikan. Terus,
kalao ada lomba2 film atau seminar2 film, rajin2lah ikut! Sebisa
mungkin lo harus update dan cari tahu perkembangannya sendiri. Dulu
waktu awal2 Serunya Scriptwriting sering ngadain seminar2 film di CCF
Salemba, Saya tetep ikutan! Meski Saya awalnya engga tahu Salemba dimana
(secara dari lahir sampai SMA di Bogor mulu), Saya nekat aja pergi
dengan busway! Hahahaha. Meski deg2an tapi Saya tetap semangat karena
passion Saya yang begitu besar.
Note: sesuaikan waktu magang dengan jadwal kuliah atau sekolah kamu. Seperti waktu liburan kuliah atau sekolah.
Note: sesuaikan waktu magang dengan jadwal kuliah atau sekolah kamu. Seperti waktu liburan kuliah atau sekolah.
Magang di film The Perfect House
- Jadikan salah 1 sineas film Indonesia panutan lo
Buat
Saya ini penting. Kenapa? Karena elo jadi termotivasi untuk seperti
dia. Misalnya, kayak Saya yang jadiin Mba Upi motivasi Saya agar bisa
menjadi sutradara yang sukses seperti dia suatu hari nanti. Kenapa harus
sineas Indonesia?
Karena biar engga muluk2 aja. Kalao bertemu sineas favorit lo di suatu
tempat, lo bisa bilang ke dia: “Mba / mas, suatu hari nanti Saya akan
menjadi seperti Anda!”. Siapa tahu beberapa tahun kemudian lo jadi
seperti mereka dan lo ketemu mereka lagi di kemudian hari, lo bisa
bilang: “Janji Saya terbukti kan untuk menjadi seperti Anda?” Siapa tahu mereka malah jadi kagum sama lo.
- Cintai film Indonesia
Gimana mau jadi orang film, kalao lo sendiri aja engga tahu film2 Indonesia baik yang indiependent maupun yang ditayangin di bioskop2. Belajarlah mencintai film Indonesia,
engga hanya dari film2 luar negeri saja. Buka wawasan lo terhadap
produk lokal. Jangan sampai kayak waktu Saya ikut seminar Serunya
Scriptwriting di Binus Internasional, yang kebetulan waktu itu sedang
membahas film2nya Teh Nia Dinata, lalu ketika ada sesi tanya jawab, ada
anak Binus jurusan film yang ditunjuk panitia membuka kalimat awal
dengan, “Mba, Saya baru pertama kali loh nonton film Mba, Berbagi Suami.
Saya baru tahu kalao Anda sutradara film ini”. Buat Saya ini memalukan.
Karena film Berbagi Suami kan
sudah lama sekali. Tapi untuk anak yang kuliah dan mengambil jurusan
film, aneh buat Saya kalao dia baru tahu yang namanya Nia Dinata.
Jangan2 dia juga engga tahu siapa Mira Lesmana atau Sheila Timothy lagi?
Yap,
itulah 5 tips dari Saya. Semua tips tersebut berdasarkan apa yang Saya
alami dan Saya terapkan. Semoga bermanfaat untuk Anda. Pada kenyataannya
terjun ke industri film engga seindah yang lo bayangkan. Kecuali orang
tua lo kaya raya dan mau kasih lo modal bikin film. Pesan Saya sih,
“Apapun yang terjadi, jangan pernah menyerah untuk meraih mimpi kamu! If You don’t stand for something, You will fall for anything”.
Ingat, selalu fokus dan komitmenlah dalam meraih mimpi kamu! Buatlah
perencanaan bagaimana kamu bisa mencapai goal kamu di film. Karena yang
tahu kemampuan kamu kan hanya kamu sendiri. Percayalah, dengan kuasa Tuhan semuanya akan bisa terwujud! Amin.
sumber : http://blognyalady.blogspot.com/