Ketika Sinopsis dipindahkan ke bentuk skenario, maka terjadi
perubahan media yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Dari media
kata-kata ke media film. Umpamanya, informasi yang dijabarkan empat kata
tertulis dibawah ini:
Seorang gadis pulang larut malam.
Menjadi gambaran visual, sebagai berikut:
Seorang
gadis berjalan malam hari, agak kedinginan, lengang. Terdengar salak
anjing di kejauhan, menambah tinggi suasana kesunyian dan sedikit Seram.
Pemindahan itu memerlukan tambahan imajinasi filmis. Penulis harus membayangkan “film” adegan itu. Maka itu ia menambahkan: gadis itu agak kedinginan, dan tambahan salak anjing untuk membentuk dramatik.
Maka itu dianjurkan sekali agar skenario tidak langsung digarap
setelah membuat sinopsis. Tapi harus melalui tahap-tahap perencanaan dan
pembuatan kerangkanya dulu. Untuk memasuki tahap itu, pertama-tama
penulis harus mempertanyakan bahan kerangka tersebut secara garis besar:
a. Bagaimana Cerita akan dituturkan dalam filmnya nanti.Yakni
sesuai dengan tuntutan “penuturan dalam tiga babak”. I. Pembukaan, II.
Pengambangan, III.Penyelesaian. Maka timbul tuntutan untuk membuat 1.
Pembukaan yang kuat untuk menggaet perhatian penonton, 2. pengembangan
urutan cerita yang kuat, 3. Klimaks yang mencekam. Maka mungkin harus
mengubah urutan cerita, mengurangi atau mengubah.
b. Bagaimana cara menggambarkan adegan-adegan yang efektif dan menarik secara filmik.Adegan-adegan
sudah harus dibayangkan oleh si penulis sebagai tayangan film.
Umpamanya, apa yang dalam sinopsis ditulis sebagai “adegan pesta ulang
tahun di kafe yang nyaman” harus dibayangkan bagaimana pesta tersebut
dalam adegan film. Bagaimana kesan “nyaman” itu harus digambarkan?
Bagaimana menyajikan suasana pesta yang kecil namun hidup? Apa ada
musik? Apa sentuhan khusus yang harus ditambahkan agar adegan tambah
hidup? Informasi apa yang bisa dirangkum dalam adegan itu.
c. Bagaimana penataan dramatiknya.Secara garis
besar mulai membayangkan dimana tangga dramatiknya mulai naik, dimana
Point of attact-nya, lalu bagaimana klimaksnya?
Karena banyaknya perubahan dalam urutan penuturan maupun cara
penyampaian informasi, maka sebelum melangkah ke pembuatan skenario
perlu dikonsep dulu secara seksama
sumber : filmpelajar.com