Apa Saja Hal Klise Yang Selalu Ada Dalam Film Horor Thrilller dan Slasher?
11
tahun waktunya bagi Wes Craven dan Kevin Williamson tergoda untuk
kembali berusaha menjual salah satu jualan mereka yang cukup laris medio
90-an lalu. Tentu harapan akan kualitas dan cerita film yang lebih baik
dan fresh oleh banyak fans franchise ini. Begitu akhirnya Scream 4
rilis tidak banyak ternyata yang diberikan untuk penonton. Film ini
kembali hadir dengan pakem yang sama dengan karya-karya sebelumnya atau
tepatnya memiliki semua yang selalu hadir dalam horor/thriller khas
remaja. Hal-hal klise inilah kemudian yang akhirnya memposisikan Scream 4
hanya sebagai usaha duo Craven dan Williamson untuk menghidupkan
franchise ini tanpa ada hal baru untuk dijual. Terasa basi dan mungkin
bisa terlupakan begitu saja. Terbukti dengan hasil pendapatan film yang
tidak melebihi US$ 50 juta, Scream 4 hanya berhasil meraih US$
38.042.485 untuk peredaran Amerika Utara saja.
Tentu
akhirnya bukan detail Scream 4 yang akan terus kita bahas di sini.
Scream 4 mengembalikan kenangan kita pada banyak sekali hal-hal typcal
yang kerap kali “terjadi” dalam film-film setype. Hal-hal klise ini
seperti telah menjadi pakem-pakem yang selalu hadir dalam setiap film
horor semacam Scream 4 ini. Hal-hal tersebut dibuat dengan tujuan untuk
memacu adrenalin penonton dalam menonton thriller/horor. Kejutan demi
kejutan, siap atau tidak siap adalah sebuah hiburan tersendiri menikmati
film-film seperti ini. Apa sajakah itu?
Mari
kita mengenang kembali film Scream yang pertama. We Craven memberikan 3
"pakem" yang paling penting yaitu Jangan melakukan Seks, jangan Mabuk
dan jangan memakai Narkoba. Nah jika dalam sebuah film anda melihat
karakter-karakter sedang melakukan 3 hal ini bersiaplah dalam waktu
tidak terlalu lama mereka akan segera dibantai.
Seen: Franchise Scream
Pernahkah
anda mendengar sebuah mengenai IQ manusia dalam sebuah film Horor? Jika
IQ rata-rata manusia adalah 120, maka IQ manusia dalam film horor
remaja adalah dibawah 50. Sudah dipastikan mereka selalu mengambil
keputusan yang salah dari banyak pilihan “pintar” yang ada. Kedunguan
para karakter dalam film semacam ini menjadi sesuatu yang selalu
berhasil membuat penonton jengkel dan deg-deg-an. Seperti bersembunyi di
dalam rumah yang jelas-jelas ada pembunuh, berteriak-teriak berlebihan
karena alasan ketakutan, tidak buru-buru kabur dari tempat yang ada
pembunuh meskipun telah bebas atau terlalu peduli pada teman yang sudah
jelas-jelas mati dibantai pembunuh.
Seen: Valentine, House of Dead, The Clinic
Berbanding
lurus dengan IQ, dialog-dialog yang hadirpun adalah hubungan antara
kebodohan dan ketoledoran. Seperti misalnya “Dimana dia?” arti yang
sebenarnya adalah “tadi dia ke kamar atas dan dia telah terbunuh disana”
atau misalnya “Jangan kemana-mana, tunggu disini, aku akan segera
kembali” arti yang sebenarnya adalah “kamu di sini aja, sebentar lagi
pembunuh akan memecahkan kepalamu”
Seen: Friday the 13
Perhatikan
dengan karakter yang suka iseng, mengesalkan, egois dan jahat, anda
tidak perlu khawatir karena tidak berapa lama lagi mereka akan segera
mati. Dan bahkan pembunuh sangat suka sekali menyiksa mereka hingga
kepala pecah, mata keluar, kaki putus dan sebagainya.
Seen: Franchise Final Destination, I Know What You did Last Summer, I Spit on Your Grave
Setipe
dengan poin 2 dan 3, keputusan untuk berpencar yang dilakukan oleh para
pemain seperti salah satu kebodohan yang kerap kali mereka lakukan.
Sudah tentu akan memudahkan bagi pada pembunuh untuk menghabisi mereka
satu-persatu.
Seen: House of Wax, Texas Chainshaw Massacre, Freddy vs Jason
Dari
semua kebodohan para karakter-karakter dalam sebuah film
horor/thriller, perempuan-perempuan seksi selalu menjadi inceran
terlebih dahulu untuk dibunuh. Mereka biasanya lari ke lantai atas,
bersembunyi dalam lemari, lari ke basement yang hanya dengan penerangan 5
watt saja, atau lari ke dalam hutan yang justru akan segera membuatnya
bertemu sang pembunuh. Biarkan saja perempuan-perempuan ini untuk mati,
karena memang begitulah fungsi mereka difilm-film setipe ini.
Seen: Nightmare on Elm Street, Friday the 13, Prom Night, Wrong Turn
Coba
anda perhatikan dalam setiap film sejenis ini, hal-hal sama yang selalu
mereka lakukan adalah hanya akan membiarkan 2 sampai 3 orang untuk
hidup sampai film berakhir. Tentu hal tersebut adalah untuk
pemain-pemain utama yang terkenal. Jika anda melihat hanya 2/3 orang
saja yang anda kenal di poster sebuat film, anda telah mendapatkan
spoiler bahwa hanya 2/3 orang tersebut yang akan selamat dari teror.
Seen: Scream 3, I Still Know What You did Last Summer, Turistas
Efek
mempengaruhi penonton secara teknis terutama dari segi sinematografi
adalah hal yang selalu dimanfaatkan dalam banyak film-film
horor/thriller. Tentu anda begitu kesal dengan seorang pemain yang
mengintip dari balik lemari, karena tanpa dia sadari pembunuh akan hadir
dari belakangnya. Atau ketika pemain menjadi sudut pandang pembunuh
dari balik-balik benda-benda disekitarnya seperti tanaman atau jendela.
Atau ketika kamera mengenda-endap dari belakang pemain tanpa dia sadari
juga untuk mewakili sudut pandang pembunuh.
Seen: Jeeper Creepers, Vacancy, I Spit on Your Grave
Ini
yang juga cukup menyebalkan, ketika pembunuh telah berhasil dibunuh,
biasanya justru mereka seperti diberi tubuh yang kuat atau nyawa lebih
dari satu. Meskipun biasanya mereka kembali bisa dilumpuhkan, hal ini
digunakan untuk kejutan semata dan biasanya tidak mengubah ending film.
Seen: Scream, Scream 2
Selain
teknis sinematografi yang telah kita bahas diatas, Musik juga menjadi
salah satu poin utama dalam film horor/thriller. Musik memang sengaja
dibuat untuk menganggu penonton. Pastikan anda mengingat ketika musik
menghilang siapkan diri anda untuk segera kaget dengan kejutan adegan
dan musik yang menghentak.
Seen: The Ring, The Haunting, Death Bell, Insidious
Jika
saat menonton anda begitu ingin ke toilet pastikan keaadaan di film
sedang siang hari. Film semacam ini selalu memanfaatkan malam untuk
memulai teror pembunuh untuk pada karakternya.
Seen: From Dusk till Down, When a Stranger Call
Para
sutradara film Horor/thriller selalu memanfaatkan ending untuk
memberikan teaser bahwa film tersebut belumlah berakhir. Kemungkinan
untuk dibuat sekuel selalu menjadi penutup hampir semua film sejenis
ini. Tentu anda mengingat bagaimana mayat si Pembunuh hilang, atau kaki
dan jari mereka pelan-pelan bergerak, atau mata mereka kembali terbuka,
dsb.
Seen: Urband Legend, Scream, Texas Chainshaw Massacre, Insidious
dari berbagai sumber