Senin, 23 Mei 2011
melangkah kebulan
di awal pertama ku rasakan seakan aku jatuh cinta pada sang rembulan dan kami melayang di angkasa bersama, hal yang selama ini aku nantikan dikesendirian. dan ternyata perjalanan singkat itu terhenti dikarenakan adanya meteor yang tidak merasa senang dengan kehadiran kami, dan juga kurang nyaman melihat senyuman yang begitu lebar diraut wajah kami. padahal kami terus berusaha tuk menuju istana, menembus awan melintasi orbit, dia membawaku ke sana namun dirinya pulalah yang lenyap seakan tertutup kabut gelap diatas sana.
dan setelah itu aku tersadar dari kebodohan yang merenggut tiap detik yang menemani langkahku selama ini. bahkan kekecewaan terhadap diri sendiri yang menutupi mata hati untuk berpikir dari apa yang dilakukan itu salah.
keinginan melangkah bersama itu sirna sudah.
saat menolah sejenak ternyata bintang-bintang menghampiri tuk membangkitkan semangat dan mulai membuat aku tersenyum lebar dengan kesendirian dan ternyata bintang itu hanya sejenak pula berpijarnya. yasudahlah tak mungkin aku memaksanya tuk terus terang sedangkan dirinya tidak dapat terang terus.
langkah demi langkah aku lalui ditemani oleh angin, air bahkan asap dan ternyata mereka menemukan aku dengan sesosok senja, walau sedikit kelabu namun sangat luar biasa, tahu kenapa? banyak masalah yang dihadapinya namun dia dapat tersenyum memancarakan cahayanya. walau sinarnya tak begitu indah tapi aku butuh itu. dan aku berharap kitakan abadi selamanya lewati hari indahmu bersama-sama di planet bumi, di planet mars, di planet venus.
terinspirasi oleh lirik Naif-Planet cinta
medan 23 mai 2011
M Taufik Pradana