Rabu, 02 Januari 2013
Lajar Tantjap Ala Opique Picture's
Medan (31/12), pada malam pergantian tahun 2012 opique pictures mengadakan pemutaran film Marjinal yang di produksi dengan usaha mereka sendiri. ditengah perkembangan teghnologi mereka melakukan sosialisasi dan promosi film dengan cara Lajar Tantjap (layar tancap). memang terkesan kampungan namun mereka yakini dengan cara demikian akan lebih merakyat film-film karya mereka.
mulai sejak sore hari mereka telah berkumpul guna mempersiapkan pemutaran bilangan jalan S.Parman Gang Soor. dan sejak sore pula antusias masyarakat sangat terasa seakan tak sabar menunggu pemutaran film di penghujung akhir tahun 2012. bahkan beberapa warga turut sumbangsih agar acara tersebut berjalan dengan apa yang di harapkan.
diselah-selah kesibukan humas opique pictures menyatakan, "diadakannya Lajar Tantjap ini seakan mengulang sejarah perfilman indonesia. sebab awal mula perfilman indonesia dengan gaya seperti ini. termasuk juga di kota medan ini sendiri. dan saya merasakan suasana layar tancap ini terakhir kali pada saat usia 4 tahun sewaktu masih tinggal di kuala simpang (aceh tamiang)." ungkap opiq pasaribu.
pemutaran trailer film Marjinal sebagai penanda acara akan dimulai, Ridho Pratama selaku sutradara film tersebut juga membuka acara di depan ratusan pasang mata, dan disambut meriah oleh warga gang soor. beberapa rumah tangga mengeluarkan kursi dan tikarnya sendiri agar nyaman menonton film tersebut seperti biasanya pemutaran ala layar tancap. dan juga para penonton membawa makanan mereka sendiri dari rumah.
pemutaran ini juga di hadiri beberapa komunitas film medan, yaitu Komfaz Production dan Wale Wale Bhee Production sambil ditemani oleh semangkok pulut durian sumbangsih dari warga.
"kami sangat berterimakasih kepada warga gang soor yang sudah menikmati film kami dengan kondusif dan juga berterimakasih atas bantuannya semua hingga film ini dapat terselesaikan. mungkin dulu saat shooting di kawasan gang soor ini kami ada khilaf dan salah kami mohon maaf dan juga mengaharapkan dukuangannya agar kami dapat berkarya lebih baik lagi kedepannya." ungkapan Ridho pada akir pemuran film tersebut. dan beberapa letupan kembang api sebagai tanda barakhirnya pula acara layar tancap tersebut.
Effendy (64) salah seorang tokoh kampung tersebut menyatakan, "secara keseluruhan film ini bagus, para pemain juga membawa perannya cukup baik dan terkesen natural. hanya saja filmnya kurang cahaya dan juga tuk adegan di jalan suara pemainnya kurang terdengar karena suara kendaraan menutupi sehingga kurang jelas di dengar."