Buat Film Sendiri Yuk ......
Tahap
Produksi
pengertian
film secara klasik diartikan sebagai
lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan dalam media
seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif. dalam pengertian modern Film dapat
juga disimpan dan diputar kembali dalam media digital.
Fungsi Film
:
- Hiburan
-
Pengetahuan
-
Mempengaruhi
- Informasi
yang terpenting kita harus mengetahui "Untuk Apa
Kita Memproduksi Film ?" sebelum memproduksi sebuah film agar tidak sia-sia dari usaha keras kita.
Tahap Pra
Produksi
1. Departemen Penulisan skrip :
- penulis
harus bisa mengatakan sesuatu dengan jelas, bisa dilatih dengan menulis cerpen,
feature dan esai
- harus
paham yang dimaksud dengan cerita
- penulis
bersifat pemaparan cerita dengan jelas
- pekerjaan
yang kolaboratif, terlebih setelah menulis harus diskusi dengan sutradara agar
visi yang di bangun dapat terwujud
- peran
penulis sama seperti arsitek.
subdeparteman
ide cerita :
- ide cerita
: terbaru, sesuai dengan tujuan, bila perlu harus riset
- penulis
cerita : 3 babak : perkenalan, konflik dan penyelesaian.
- penulis
skrip : bila perlu ditambahkan dengan storyboard, minimalnya dengan adanya
storyline
Ide film
dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain:
Pengalaman pribadi penulis yang
menghebohkan.
Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang
menarik untuk difilmkan.
Cerita rakyat atau dongeng.
Biografi seorang terkenal atau berjasa.
Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau
novel.
Dari kajian musik, dll
2. Sutradara
:
- nyelami
sebuah cerita dengan total penuh dengan imajinatif dari film yang akan di
produksi.
- sutradara
harus tahu mau ngomong apa lewat filmnya.
- sutrada
pimpinan produksi film, harus bisa buat gambar bagus dan penuh emosi.
- sutradara
harus punya kemampuan komunikatif, jiwa kepemimpinan, visi sikap dan juga
pemahaman soal hidup.
MENYUSUN
JADWAL DAN BUDGETING
Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
Penggandaan naskah skenario film untuk kru
dan pemain.
Penyediaan kaset video.
Penyediaan CD blank sejumlah yang
diinginkan.
Penyediaan property, kostum, make-up.
Honor untuk pemain, konsumsi.
Akomodasi dan transportasi.
Menyewa alat jika tidak tersedia.
HUNTING
LOKASI
Memilih dan
mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan
gambar di tempat umum biasanya
memerlukan
surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba
diusir dipertengahan pengambilan
gambar
karena tidak memiliki ijin. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai
resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya
sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul
layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka
tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.
1. penata
kamera
- harus
paham dengan cerita, bukan hanya alat.
- tahu apa
yang mau di ceritakan.
- belajar
kamera gak musti dengan kamera, bisa dengan banyak membaca komik, lukisan,
nonton film untuk teknis angle dan juga
pencahayaan.
- dop harus
punya kemampuan manajemen, mampu membuat jaringan dan komunikasi.
2. penata
artistik
- pahak
kebutuhan cerita dan juga manajemen.
- harus
kordinasi dengan kameramen dan sutradara.
- ini
departemen yang serius, bukan hobi
- menentukan
cerita 3 dimensi.
MENYIAPKAN
KOSTUM DAN PROPERTY.
Memilih dan
mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum
dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau
menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab
tim property dan artistik.
3. penata
kostum dan penata rias
-
berhubungan erat dengan artistik, kameramen dan sutradara.
- paham
cerita dan karakter,
- bukan
hanya mendandani pemain supaya kelihatan keren di kamera tapi menghidupkan
karakter.
- kerjasama
team modal utama dan komunikatif.
Tahap
Pasca Produksi
1.
penyunting gambar / editor
- harus
sabar
- harus
punya kemampuan cerita
- paham dari
emosi cerita
- menjadi
pemonton pertama dari sebuah film.
2. penata
suara / sound editor
- harus
mengetahui emosi film dan musik.
- usahakan
dengan musik sendiri
- kalo
pake musik orang harus minta izin.
- dan jangan
lupa untuk mencantumkan pencipta musik tersebut
REVIEW HASIL
EDITING
Setelah film
selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara
intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan
VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan
dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna
untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan
dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga
manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini
sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.
PRESENTASI
DAN EVALUASI
Setelah
pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai
dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan
yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
Penonton/penikmat film : Penonton biasanya
dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka
mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam
pembuatan film.
semoga bermanfaat
semoga bermanfaat